• Chapter 25 - Drunk you

1K 55 18
                                    

HAPPY READING
VOTE



21+














•••

Tiga pria tampan dengan berbalut jaket kulitnya itu terlihat tengah meneguk wine dengan bahagia, Gean juga Arnold yang memang sudah lebih dulu tumbang menyerah untuk meminum tegukan terakhirnya. Jauh berbeda dengan pria dingin itu, Veen tampak belum cukup puas dengan botol minuman berakohol yang ia konsumsi, pria itu terus meneguknya hingga tak tersisa.

Membuat kedua sahabatnya yang melihat itu tercengang, memang bukan hal biasa bagi mereka. Tapi untuk kali ini Veen sudah kelewat batas,
biasanya pria itu hanya mampu meminum sebanyak 8 botol saja, tapi kali ini ia berhasil meneguk hampir 11 botol wine dihadapannya.

Mereka tau betul tentang pria itu, kehilangan orang yang dia cinta dan harus menghadapi kenyataan pahit ini memang tidak mudah, terlebih lagi mereka harus menelan kenyataan bahwasalnya pelaku pembunuhan utama dari Sandra telah lolos tanpa jejak sama sekali. Walaupun begitu Veen dan lain nya masih terus mencoba mencari sampai wanita tersebut ditemukan.

Gean mengeleng kasar untuk menetralkan pusingnya, lalu mengambil botol yang diteguk paksa oleh Veen. Membuat pria itu kesal dan memberontak kasar.

"Lepaskan milik saya bajingan!!."

"Kau tidak dengar?, paman mu terus saja menelfon. Angkat dulu!!."

"Berisik. Buang saja ponsel itu."




BRAK




Keduanya menghelang nafas panjang melihat aksi Veen melemparkan ponselnya asal, Arnold yang masih pusing itu juga sempat mengambil ponsel tersebut untuk berjaga jaga jika pria itu kembali sadar nantinya. Ia pasti akan mencari ponselnya.

"Sudahlah Veen, kau sudah sangat mabuk."

Ucap Arnold, pria dengan kacamata hitamnya itu.

"Veen cukup!!. Kau sudah minum terlalu banyak."

Timpal Gean, Veen justru hanya tertawa mendengar ocehan keduanya.

"Sadar Veen!!. Kau tidak boleh seperti ini."

Arnold menimpal, membela ucapan Gean sebelumnya.

"Kalian diam saja!!."

Balas Veen tak terima, pria itu masih terus dengan tegukan selanjutnya.

"Sudahlah Gean, biarkan saja dia."

"Kau gila?. Dia bisa mati."

Marah Gean pada Arnold yang sudah tumbang.

"Permisi mr, Veen?."

Mereka sontak dengan kompak melihat kearah wanita yang menghampiri mereka dengan pakaian yang minim, memperlihatkan keindahan kaki juga bahu yang indah wanita tersebut. Arnold cukup terpanah bahkan pria itu menyuruh sang wanita untuk duduk diantaranya, namun berbanding terbalik dengan Geandra, pria itu terus berusaha menjaga Veen takut akan sahabatnya itu melakukan sesuatu.

"Ya."

Balas Veen dengan singkat, tanpa melihat sang lawan bicara.

Stepfather|| END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang