• Chapter 23 - Crying heart

1K 52 7
                                    

HAPPY READING
VOTE
















•••

Setelah pemakaman mendiang Sandra selesai, tentu saja hal itu masih meninggalkan bekas yang begitu
dalam bagi Veen sendiri. Pria itu hanya terdiam dengan tatapan kosong sejak kemarin. Ia masih tidak percaya dengan kejadian yang begitu cepat yang dialaminya. Sandra adalah pujaannya bahkan separuh hidupnya saat ini, Veen sangat merasa hampa. Kepergian wanita itu membuka luka terdalam bagi pria tersebut, bahkan mereka sama sekali belum berbicara semenjak kejadian hari itu.

Veen belum meminta maaf atas semua perlakuan terakhirnya, pria itu sungguh sangat menyesal terhadap sikapnya. Bahkan dia sendiri pun tidak bisa menjaga kekasihnya dengan benar. Veen merasa hampa kini, tubuhnya terasa sangat lemas
kehilangan sosok orang yang dicintainya untuk selamanya.

Hal yang tidak diinginkan sepanjang hidup pria itu adalah kematian orang terdekat, Veen tidak ingin kejadian ini terulang kembali, pria itu sangat mencintai Sandra. Namun apa daya, ia hanyalah manusia biasa. Takdir sudah tertulis begitu hebat dan tak mungkin bisa Veen melawannya.

Pria dingin itu hanya bisa menangis dalam diam. Sosok pria kasar kini terlihat lemah saat ini.

Tidak perduli dengan image nya yang terbilang kasar dan arogant, seakan dirinya melupakan sejenak. Semua itu ia lakukan untuk mengenang kepergian bidadarinya. Sangat sakit dan menyayat hati, Veen merasa seperti itu saat ini. Seolah hidupnya akan berakhir detik ini juga, memori indah saat kebersamaanya bersama Sandra harus disimpan erat.

Selamanya.






"Maafkan aku Sandra. Maaf, sekarang tidurlah dengan damai. Aku mencintaimu, selalu."







Walaupun ia berusaha untuk tetap iklas dengan apa yang terjadi, pria itu tentu saja tidak tinggal diam.
Untuk mencari akibat kematian dari Sandra, yang masih sangat mengejutkan ini. Veen berniat mencari penyebab kejanggalan meninggalnya sang kekasih dengan menyuruh beberapa pengawal juga 2 orang teman yang dipercayainya untuk meminta tolong,
kebetulan salah satu dari mereka adalah seorang detektif.

Proses itu sudah dijalankan sejak hari kematian Sandra kemarin, rencananya 2 orang teman Veen itu akan datang berkunjung ke mansion ini.

Veen menghelang nafas panjangnya.

"Saya harap kau bahagia disana. Tolong sampaikan salamku kepada ayah juga ibuku."











"Katakan, aku merindukannya."

Ucap Veen kembali, melanjutkan gumaman nya. Pria itu merongoh saku miliknya dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.







• "Hallo Veen."

• "Bagaimana?. Kalian bisa?."

• "Kau tenang saja, besok aku akan kesana."

• "Jadi sebenarnya apa yang terjadi?."

• "Dari hasil forensik kemarin ini adalah kasus pembunuhan berencana."

• "Pembunuhan?."

Stepfather|| END ✔️Where stories live. Discover now