Chapter 25

1K 24 0
                                    

Kalian embung ngavote gituu?

Happy Reading.
_____________________

Adira menatap Rafael tidak percaya. Mengapa Rafael begitu benci ketika ia menatap dirinya. Adira mencoba sekali lagi untuk menjelaskan semuanya kepada Rafael.

Ketika ia akan meraih tangan Rafael, Rafael menepis kasar tangan putih Adira membuat Adira shock.

"R-rafael ini g-ga seperti yang k-kamu lihat." Ujar Adira mencoba menjelaskan.

Namun Rafael seolah Tuli, iya masih mendengarkan kata ketika Adira berujar namun Rafael diam membisu. Dengan mata yang masih melirik pria yang sudah tidak sadarkan diri itu.

"Ngapain aja Lo sama dia? Disentuh bagian mana? Untung baru leher, kalau gaada gue udah mungkin mainnya makin jauh?" Ujar Rafael membuat Adira membeku ditempat.

Dia tidak menyangka Rafael akan semarah ini, dan juga kosa kata bahasanya diubah dari aku-kamu jadi lo-gue.

"RAFAEL INI GAK SEPERTI YANG KAMU LIHAT, KAMU HANYA LIHAT DIMANA DIA JATUH PINGSAN SAJA!!." Teriak Adira nyalang membuat Rafael menegang.

Ia baru saja diteriaki oleh gadisnya? Chelsi juga mengaga ketika sahabatnya sudah brutal itu.

Chelsi menghampiri Adira lalu mengusap punggung kecil adira yang bergetar itu, ia juga sangat terkejut melihat Adira dengan pria lain. Namun itu tidak membuatnya emosi terdahulu.

"Udah dir tenangin diri Lo aja dulu yu." Ajak Chelsi namun adira hanya menggeleng. Adira terlihat sangat rapuh.

"Lo percaya sama gue kan chel? Sumpah gue gak lakuin macam macam sama dia gue cuman salah toilet terus gue mau keluar gue liat dia dengan keadaan mabuk t-terus dia marah sama gue pas gue udah mau kabur dia malah p-pingsan dengan k-keadan yang mau p-pegang tangan gue chel hiks" jelas Adira dengan terbata bata membuat Chelsi terkejut.

Rafael sontak membulatkan matanya dan menatap Adira dengan penuh penyesalan." Adira maafin aku, a-aku gatau kalau itu p-penjelasannya." Sesal Rafael membuat Chelsi menatap Rafael tajam.

"Lo pergi!" Ujar Chelsi penuh penekanan dengan nada dingin dan wajah datar Chelsi.

Rafael tetap dengan pendirian nya sendiri." Adira maafin aku" ujar Rafael membuat Chelsi menatap dingin Rafael.

Adira enggan menatap Rafael ia masih menangis dan menunduk membuat Chelsi ikut memanas bola matanya. Dengan sekali dorongan Rafael berhasil keluar dari toilet pria.

Sebagian pengunjung caffe ada yang menonton kejadian tersebut. Rafael keluar dari caffe tersebut. Lalu Chelsi dan Adira membopong tubuh pria tersebut.

Ini murni keinginan Adira karena ia juga merasa bersalah sudah melihat yang bukan hak nya.

Ia akan membawa pria ini ke rumah sakit dekat caffe tersebut.

15 menit diperjalanan mereka sudah sampai dirumah sakit. Mereka menyuruh petugas untuk membawakan brankar dan untuk membopong badan kekar pria tersebut.

Adira dan Chelsi menunggu dibangku duduk. Tiba tiba dokter tersebut keluar.

"Gimana dok?" Tanya Chelsi

Dokter perempuan itu hanya tersenyum." Dia gak kenapa kenapa itu hanya akibat kadar alkohol yang terlalu banyak ia minum sehingga ia pingsan." Jelas dokter tersebut membuat Chelsi mendesah lega.

Dokter itu menyampaikan sesuatu lagi." Kalian bisa jenguk dia. Dia hanya kelelahan terlalu banyak meminum, kalau begitu saya pamit dulu" Adira dan Chelsi hanya tersenyum dan mengangguk tanda menjawab.

Adira memasuki ruangan tersebut. Pria tersebut sudah sadar dan menatap Adira dengan pandangan datar.

"Ngapain Lo bawa gue kesini, gue gak sakit" ujar pria itu.

Adira memutar bola matanya malas sudah diselamatkan bukanya berterimakasih malah mendumel tidak jelas.

"Gue bawa kesini karena kasian sama Lo. Caffe bentar lagi tutup masa gue tinggalin Lo sendiri ditoilet" jawab Adira dengan nada jengah.

Drrttt drrttt

Ponsel Adira bergetar lalu ia mengangkat telfon tersebut.

"Yaampun adira sayang, kamu masih dimana kenapa belum pulang hah?" Tanya annita dengan nada khawatir, disana terlihat panik dan berisik.

Adira meringis ketika kuping nya terasa sakit." Maaf grandma aku lagi dirumah sakit. Ma-"

"Rumah sakit mana baby?" Tanya Adera

"Gini bang, bukan a-"

"Kirim sekarang lokasi rumah sakit sekarang grandpa dan yang lain akan menyusul" tegas Reynan membuat Adira menegang.

Chelsi dan pria tersebut menatap Adira dengan pandangan bingung. Mereka juga mendengar suara dari ponsel Adira.

"Grandpa bukan aku yang sakit, tapi temen aku. Aku hanya anter dia ini Adira mau pulang kok." Jelas Adira membuat disana kembali diam tidak seperti tadi seperti anak ayam yang belum dikasih makan.

"Syukurlah, kirain Tante Kamu sakit lagi. Sekarang pulang ya Adira" mohon Alisya dengan nada memohon.

"Iya Tante Adira ini mau pulang, adira matiin dulu ya bye." Final Adira lalu mematikan sambungan tersebut.

Adira berbalik badan dan melihat mereka yang menatap dirinya.

"Chel gue pulang, kalau Lo mau jagain dia jagain aja. Gue disuruh pulang" pamit adira.

"Gue juga mau pulang deh dir. Biarin aja dia disini sendiri dia masih bisa jalan" ujar Chelsi membuat Adira menghembuskan nafas pelan.

Mereka bergerak menuju pintu keluar namun suara bariton tegas membuat mereka berhenti melangkah.

"Nama Lo siapa?" Tanya pria itu kearah Adira.

"Nama dia Adira kenapa?" Jawab Chelsi dengan nafas jengah. Ia cukup lelah.

"Oke, sana pulang." Usir pria itu kembali membelakangi mereka.

Adira dan chelsi saling tatap ia menatap aneh pria itu. Namun mereka kembali berjalan beriringan.

Adira ya. Tunggu gue hahahahhaha

CRUEL GIRL [End]Where stories live. Discover now