HAPPY READING 💙💛💙
____________________________________
Terkadang dirimu begitu memabukkan, namun bisa menjadi kenangan yang begitu menyakitkan. Sungguh, pikirku hubungan ini akan syahdu. Namun pada akhirnya sama saja, berakhir sendu dan menciptakan bisu.
-Sean
"Hah? kita pergi sama Ella juga?" Sean melongok tak percaya ketika mendengar penuturan dari Evan. Menyedihkan sekali, padahal awalnya Sean berfikir bahwa Evan mengajaknya kencan secara tidak langsung.
"Iya, emangnya kenapa?"
"Ah gapapa."
Sean membuang nafas kasar. "Padahal kan niat dia itu mau bikin gue supaya ga marah lagi. Tanpa dia sadari, gue malah makin marah!" batin Sean sedikit geram.
"Tunggu sebentar ya, gue ke toilet dulu," ucap Sean lesu lalu beranjak pergi ke luar kelas.
"Cepet ya cantik. Kalau lama nanti gue tinggal, hehe." Evan melambaikan tangannya kepada Sean.
"Dasar pacar ga tau diri!" gerutu Sean sembari menghentak hentakan kakinya keras di sepanjang perjalanan menuju toilet.
"Gapapa Sean, tenang—" Sean menarik nafas dalam, kemudian menghembuskan secara perlahan, "—Mari berfikir positif, siapa tau aja Evan gugup kalau berdua doang sama gue? ya kan?" gumam Sean di depan cermin toilet wanita.
"Akhirnya ... ngedate setelah bertahun tahun pacaran." Sean memoleskan sedikit bedak dan lipstik di bibirnya. Membuat Sean sedikit terlihat lebih fresh dari sebelumnya.
"kayanya gue harus kabarin Bunda dulu deh. Biar ga berabe." Sean mulai mengotak atik ponselnya. Dirinya sedikit terkejut ketika mengetahui bahwa kini Liya —bundanya— dalam kondisi online.
Setelah dirasa sudah selesai, Sean memasukkan kembali ponsel nya ke dalam saku seragam sekolah. Dengan senyuman manis yang terpampang jelas, Sean berjalan dengan semangat untuk kembali ke kelasnya, menjemput sang kekasih.
YOU ARE READING
Sean's True Love
Teen Fiction𝑀𝑒𝑤𝑎𝑘𝑖𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎, 𝑝𝑎𝑟𝑎 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎. 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎𝑖, ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑛𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎. ~𝑆𝑒𝑎𝑛'𝑠 𝑇𝑟𝑢𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒 ...