Heart's content

108 23 211
                                    

HAPPY READING 💙💛💙
____________________________________

HAPPY READING 💙💛💙____________________________________

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Kini, didalam sebuah toilet laki laki. Terdapat pria yang tengah memutar otak nya sedemikian rupa, merutuki kebodohannya.

Lingga, pria tersebut menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin. "Apa yang gue lakuin?" gumamnya frustasi.

Lingga bodoh. Bagaimana bisa dirinya terjebak diantara kisah percintaan rumit Sean dan juga Evan?

"Gue, awalnya cuma merasa kasian." Tangan nya terulur menyentuh dimana jantung nya berada, lalu meremat erat, hingga membuat seragam sekolah nya terlihat kusut. "Bukan ini yang gue mau, bukan respon mendebarkan yang gue mau kalau deket cewe bodoh itu!"

Mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Udah cantik."

"Udah cantik."

"Udah cantik."

Perkataan dirinya tadi, terus menerus terputar jelas bagaikan kaset rusak diingatan ya.

"Apasih, jijik banget."

Memijat pelapisnya pening. Kini pipi dan daun telinga Lingga merona. Entah lah apa yang kini dirinya rasakan, rasanya semua ini bercampur aduk di dalam hatinya. "Gila," gumamnya pelan.

Membasuh wajahnya, sembari membasahkan sedikit rambut nya. Lingga berharap dirinya akan lebih tenang dan berfikir jernih jika sudah merasakan segarnya air.

Memutuskan untuk keluar dari toilet, Lingga berjalan mendekati pintu. Lalu membuka nya.

Tetapi lihatlah, Evan yang kini berdiri mematung tepat di depan pintu. Seakan-akan memang dirinya menunggu kedatangan Lingga.

Beberapa detik, mereka saling melempar tatapan tajam nan menusuk.

Sebelum pada akhirnya Lingga memutuskan untuk berjalan melewati Evan.

"Hei!" teriak Evan ketika melihat Lingga yang ingin meninggalkannya.

"Kenapa sekarang lo begini?"

Lingga menaikkan sebelah alisnya tanda tak paham. Evan menghela nafas kasar, kemudian melanjutkan perkataan nya. "Kenapa lo bersikap, seakan-akan marah sama gue?"

Terdiam sejenak, Evan kembali melanjutkan perkataan nya, dengan kening yang mulai berkerut, tanda tak suka. "Seharusnya, gue yang lebih marah, kan?" ujarnya.

Sean's True LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ