Previously

201 150 221
                                    

Happy Reading💙💛💙
____________________________________

Dengan perasaan kesal dan marah yang bercampur aduk, Sean mengelap darah yang mengalir pelan dari hidung nya dengan kasar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan perasaan kesal dan marah yang bercampur aduk, Sean mengelap darah yang mengalir pelan dari hidung nya dengan kasar.

"Evan itu kenapa, sih?!" batin Sean jengkel.

Dan tanpa keinginan nya, manik mata Sean tak sengaja melihat Evan yang tengah bermesraan dengan salah satu wanita. Dirinya rasa bahwa wanita itu adalah pasangan Dogeball Evan.

"Gue ini pacar lo tau!" Sean mengepalkan tangan kuat, berusaha untuk menyalurkan perasaan emosi.

Apakah salah Sean merasa sedih? Sean sedih sekaligus tak mengerti dengan sikap Evan yang seperti ini. Terkadang romantis, terkadang apatis. Padahal kini kekasihnya mimisan, tetapi Evan seperti acuh tak acuh dan lebih memilih untuk mendengarkan cerita pasangan Dogeball nya karena berhasil melempar bola tepat sasaran mengenai wajah Sean.

Ah tidak ... Sepertinya Sean salah mengartikan. Kini Sean bukan merasa sedih, melainkan Kesal dan emosi.

Tatapan yang biasanya menatap Sean dengan tatapan yang sulit di artikan itu kini berubah menjadi tatapan penuh kasihan. Lingga merasa bahwa Sean saat ini terlihat sangat menyedihkan. "Kapan anak ini sadar, ya?" batinnya jengah.

"Jangan mati." Entah apa yang kini berada di dalam pikirannya, dengan tiba-tiba saja perkataan itu keluar dari bibir nya, hal itu pula yang menyadarkan Sean dari lamunan nya.

"Tahan, kita udah sampe di titik ini."

"Kalau sampai kita kalah, hidup gue ga akan tenang abis ini." Lingga merentangkan kedua tangannya, berusaha melindungi Sean.

"Cih dia terlalu berlebihan," gumam Sean.

"Lo ga usah bercanda, kita harus fokus. Tuh liat ada bola, ambil," ucap Sean yang berusaha terlihat santai.

"Sini, kasih ke gue bola nya. Biar gue yang ngalahin mereka," ucap Evan yang segera bersiap siap untuk melemparkan bola karet ke arah Sean dan juga Lingga.

Dengan tidak memiliki rasa kemanusiaan, Evan melemparkan bola karet yang berada di tangannya dengan penuh tenaga ke arah Sean.

Dhuakk!!

"Brengsek, ga kena lagi!" geram Evan kesal karena bola karet lemparannya meleset, malahan kini bola tersebut berada di tangan Lingga.

"Wah wah. Bukan nya lemparan lo terlalu kenceng buat musuh yang jelas jelas dia cewe?" Lingga menatap tajam ke arah Evan yang kini tengah terpaku ketika melihat kekasihnya yang sedikit menitik kan air mata.

Sean's True LoveWhere stories live. Discover now