Must be fair in pain

250 185 411
                                    

Happy Reading💙💛💙
_________________________________

"Baik anak-anak, hari ini akan ada ulangan harian ya!" teriak Guru dengan mimik wajah yang tak santai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baik anak-anak, hari ini akan ada ulangan harian ya!" teriak Guru dengan mimik wajah yang tak santai. Kepalanya yang botak, kumis lebat yang tebal, dan jangan lupakan perut buncit nya yang sudah menjadi identik bagi guru tesebut.

"Yah ... " teriak siswa siswi yang berada di dalam kelas dengan lesu.

"Baik, berhubung akan segera di mulai, jadi bapak harap kalian mengumpulkan ponsel kalian masing masing di dalam kotak ini ya. mengerti semua?!" lanjutnya lagi sembari menunjuk ke arah kotak yang memang sudah biasa sering ia gunakan ketika memberikan ulangan dadakan kepada anak muridnya.

"Baik pak!"

Di waktu seperti inilah kenakalan kecil remaja terjadi. Tak sedikit dari mereka yang menyembunyikan ponselnya. Hanya sebagian saja yang mengumpulkan ponsel, sebagian nya lagi? mereka menyembunyikannya di dalam baju, di himpit meja, bahkan ada yang sampai menduduki ponsel nya. Contohnya seperti Sean, dirinya sengaja tak mengambil ponsel nya dari dalam loker, entah Sean memang malas untuk mengambilnya, atau memang ada niat terselubung lainnya.

"Udah ini cuma segini aja?" tanya guru tersebut memastikan.

Guru tersebut menutup kotaknya, tanda jika waktu mengumpulkan ponsel sudah selesai, waktunya dia membagikan kertas ulangan.

"Kalau sampai ketahuan ada yang berani ngumpetin, saya panggil kalian ke ruangan saya."

Ancaman dari guru tersebut mengingatkan Sean terhadap sesuatu. Entahlah Sean lupa, tapi rasanya perasaan hatinya saat ini menjadi resah dan gelisah.

Beberapa menit setelah itu, ketika guru tersebut mulai bangun dari kursinya untuk membagikan kertas ulangan. Sean baru mengingat sesuatu. "Pantes aja! Ponsel gue kan masih ada di loker, mana lupa di silent lagi. Gimana ini," gumam Sean sembari menggigit kuku jarinya gelisah.

"Baiklah kalau begitu, saya bagikan ya kertas ulangan nya."

Ketika kertas ulangan tengah di bagikan, sepanjang itu pula Sean gemetar ketakutan. "Kalau inget dari tadi, mending ngumpulin dari awal," batinnya geram.

Hening mulai menjalari kelas XII IPA 2, harap harap cemas, berharap guru tersebut lengah barulah mereka semua menjalani aksinya. Namun, di tengah-tengah suasana yang menegangkan, dengan kerasnya suara notifikasi dari ponsel seseorang membuat seisi kelas terkejut. Suara itu berasal dari loker yang berada di bagian belakang kelas.

"Yaampun," gumam Sean pasrah ketika mendengar suara notifikasi yang sangat ia kenali suaranya.

"Nah kan, punya siapa itu?" Ucapan guru tersebut membuat Sean terlihat pasrah dengan keadaan.

Sean's True LoveWhere stories live. Discover now