CHAPTER 24

138 7 0
                                    

Selamat membaca! Semoga suka dan bermanfaat :)
-------------------------------------------------

"Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, Eska?"


Beberapa kata kembali keluar dari mulut Ahla. Ia hanya ingin tahu apa yang sedang terjadi dengan Eska. Tapi dirinya tak memaksakan kalau Eska harus menjawab pertanyaannya.

Hening masih memenuhi ruangan. Tak ada yang bertanya. Bahkan Eska sampai saat ini masih terdiam. Tiba-tiba suara isakan keluar dari mulut Eska.


Sejujurnya Eska tak ingin menangis di depan kak Ahla, apalagi sekarang ini sedang ada Samudera. Laki-laki yang selama ini tidak ia sukai, laki-laki yang selama ini selalu ia beri tembok pembatas dalam hidupnya.


Dan sekarang, Samudera pulalah yang menolong dirinya. Mau bagaimanapun Eska memiliki hutang budi kepada Samudera.


"Kalau kamu belum mau cerita, jangan dipaksa, Eska. Kak Ahla pasti juga nggak mengharuskan kamu untuk jawab, kok"
Kalimat tersebut keluar dari mulut Eska.


🍂


Sampai saat ini, Atika masih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Kondisinya sudah lebih membaik dari sebelumnya.


Papa dan mama Eska masih setia menemani Atika. Mungkin saja kabar Eska yang saat ini sedang terbaring lemah juga di rumah sakit, belum sampai ke telinga mereka.


Entah apa yang akan mereka lakukan, jika mengetahui putri sulungnya sebenarnya juga butuh diberi semangat. Bukan dari orang lain, melainkan dari kedua orang tuanya sendiri.


"Ma, pa.. Kak Eska kok nggak ikut kesini?" Atika membuat topik pembicaraan, yang sudah pasti sangat tidak diinginkan oleh kedua orang tua Eska.


Namun karena Atika yang memulainya, mereka berusaha untuk menjawab dengan sebaik mungkin. Memberikan alasan yang masuk akal, dan bisa diterima oleh Atika, anaknya.


"Kakak kamu paling juga di rumah, sayang. Kan dianya udah mau tamat SMA, nih. Nah, pasti lagi banyak-banyaknya tugas dan ujian yang harus diselesaikan, sayang" sambil mengelus kepala Atika, mama menjelaskan dengan memberikan senyum paling tulusnya.


"Oohh.. Gitu ya, ma? "


Sepertinya Atika percaya dengan alasan yang disampaikan oleh mamanya. Andai mereka tahu, kalau saat ini Eska juga sangat butuh sosok yang mendampingi.


🍂

"Kak Ahla...... " panggil Eska dengan suara yang pelan. Lima menit lalu, tangisnya baru terhenti.


"Iya, Shafiyah?" jawab Ahla dengan lembut, sambil menunjukkan senyum paling tulusnya.

Aku Trauma [TAMAT] ✔Where stories live. Discover now