CHAPTER 7

214 27 0
                                    

Selamat membaca! Semoga suka dan bermanfaat ♡

• • • •

🍂

Bel pulang sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Sementara Eska masih harus menunggu Ayyara yang piket di kelas.

"Yar.. Cepetan napa. Aku udah laper nih, mau makan cilok yang tadi kamu beli" Kata Eska kepada Ayyara yang masih sibuk mengangkat bangku ke atas meja.


"Sabar sedikit lah, Eska" Kata Ayyara dengan nada kesalnya.


"Udah.. Kamu nyapu setengah aja. Besok gantian sama Sinta" Rayu Eska dengan idenya yang entah didapat dari mana.


"Iya iyaaaa.. Kamu nggak sabaran banget, sih" Telak Ayyara.


Selama beberapa menit, tidak ada yang bersuara. Suasana hening. Hanya ada suara langkah kaki yang terdengar dari kaki Ayyara.


Tak berapa lama kemudian, Ayyara selesai dengan piket kelasnya. Ia langsung mengembalikan sapu ketempat semula, dan langsung mengunci pintu kelas.

Karena Ayyara yang piket besok, kunci kelas akan ia bawa. Dan besok pagi, Ayyara harus datang lebih awal untuk membuka pintu kelasnya.


"Udah.. Yuk, Es" Ajak Ayyara pada Eska.


"Yuk.. Tapi es nya kamu yang bayar ya, Yar. Anggap aja upah karena udah nungguin kamu. Heheh.." Kata Eska dengan wajah tanpa bersalah nya.


Ayyara tak menjawab, ia hanya berdehem kecil menandakan setuju dengan permintaan Eska.


Eska yang melihatnya pun, bahagia tak kalah main. Seperti seorang anak kecil yang diberi izin oleh orang tuanya untuk membeli es krim.


🍂

Ayyara dan Eska sudah sampai di tempat jualan cilok. Karena pasalnya, tempat jualan cilok tidak terlalu jauh dari sekolah mereka berdua.


Ayyara langsung duduk, sementara Eska yang mesan. Eska tak hanya mesan satu porsi, melainkan tiga porsi untuk dirinya sendiri.


Dengan kuah kacang yang tidak terlalu banyak, dan saos yang sangat banyak. Karena bagi Eska, kalau saos hanya sedikit, rasanya cilok yang ia makan hambar.


Sementara Ayyara yang mendengar Eska memesan sebanyak itu, hanya bisa membulatkan matanya.


Tak lupa Eska juga memesan dua gelas minuman jeruk. Dan setelah mengatakan semua yang ia pesan, Eska langsung duduk di sebelah Ayyara.


"Banyak amat kamu beli nya. Kayak orang nggak makan satu tahun aja" Kata Ayyara dengan tatapan herannya pada Eska.


"Ya ampun Yar.. Kalau orang nggak makan satu tahun, segitu mah pasti kurang. Kalau aku kan, jatahnya untuk orang yang nggak makan dari tadi pagi" Kata Eska dengan wajah tak berdosanya.


🍂

Pesanan Ayyara dan Eska sudah datang. Tapi lebih tepatnya, itu semua hanyalah pesanan Eska. Tadi ketika Eska mesan, Ayyara bilang kalau dirinya sudah kenyang karena makan cilok waktu jam istirahat tadi.


Eska langsung memakan ciloknya dengan lahap. Sesekali ia menyeruput es jeruknya, takut tiba-tiba tersedak karena tenggorokan nya penuh dengan cilok yang dikasi saos sangat banyak.


Saat Eska meminum es jeruknya, tiba-tiba Ayyara menanyakan tentang keluarga nya. Karena tanpa ia sadari, sudah beberapa hari ini Eska tidak pernah cerita tentang keluarga nya.


"Tentang keluarga kamu, gimana Es? Papa mama kamu masih sering beda-bedain antara kamu sama adik-adik kamu? " Tanya Ayyara dan berhasil membuat Eska mematung seketika.


Eska tak langsung menjawab. Karena ia yakin, Ayyara menanyakan ini karena ia sudah tidak pernah lagi mendengarkan keluh kesah dari Eska.


"Yaaa baik-baik aja kok" Kata Eska dengan senyum gentirnya.


"Jangan bohong lah, Es... Kenapa kamu nggak pernah lagi cerita sama aku? Beberapa hari terakhir ini, kamu juga nggak ada cerita, kan, tentang papa sama mama kamu yang selalu banding-bandingin antara kamu dan adik-adik kamu" Kata Ayyara dan tentunya membuat Eska langsung memandang kearah dirinya.


Eska terdiam sejenak. Karena sejujurnya, ia hanya tak ingin kalau Ayyara sampai terbebani hanya karena masalahnya dengan keluarga nya.


Eska tidak ingin, kalau Ayyara harus terus-terusan kasihan karena perlakuan papa mama Eska yang tak pernah bersikap adil.


"Yar... Kamu itu udah sering banget aku repotin. Kamu harus dengar cerita-cerita yang nggak enak dari aku. Aku juga nggak mau kalau kamu kasihani aku terus-terusan, Yar. Kamu tau kan? Aku nggak suka dikasihani sama orang" Jelas Eska yang berusaha untuk menahan air matanya.


Ia tak ingin menunjukkan sikap lemahnya, walaupun Ayyara adalah sahabatnya sendiri. Eska berusaha sebisa mungkin, untuk selalu terlihat ceria di depan Ayyara.


Memendam semua rasa sakit yang tak henti-hentinya menghantam hati dan juga pikiran Eska.

Bersambung

• • • •
Stop jadi pembaca gelap! Jangan lupa vote dan komen, ya ♡


Aku Trauma [TAMAT] ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ