CHAPTER 13

160 19 0
                                    

Happy Reading! Semoga suka dan bermanfaat ♡

• • • •

"Kamu habis dari mana?! Habis keluyuran lagi?! Kamu nggak tau ini udah jam berapa?! Nggak bisa liat ya, kamu?! Dasar anak kurang ajar! "

Plak!!

Belum sempat Eska mengistirahatkan tubuhnya, kata-kata yang terdengar lebih tajam dari pisau sudah diterimanya. Dan tak mungkin ketinggalan, satu pukulan berhasil mendarat dengan sangat mulus di pipinya.

"Kalau kamu memang nggak mau diajar, diatur, kamu pergi aja dari rumah ini! Daripada nyusahin aja terus-terusan! " Seakan tak puas dengan kalimat pertamanya tadi, papa Eska terus menerus mengeluarkan kata-kata apinya.

"Ta-tadi... "

"Halah, jangan banyak alesan kamu! "

Brukk!!

Belum sempat Eska menyelesaikan penjelasannya,papa Eska kembali memberikan hukuman yang tidak berhenti sampai disitu saja. Dan saat ini, kepala Eska sudah terbentur dengan dinding yang berdiri dengan kokohnya.

Seakan puas dengan aksinya, papa Eska meninggalkan Eska yang saat ini masih terduduk diam di ruang tamu lantai bawah. Tanpa sadar, air mata perlahan tak dapat lagi Eska bendung. Pertahanannya runtuh.

Tak ada maksud untuk membenci orang tuanya, termasuk papanya sendiri. Tapi perlakuan yang diberikan orang tua Eska, membuatnya berpikir bahwa bisa jadi Eska bukanlah anak kandung dari orang tuanya.

Tak ada seorang anak yang sanggup untuk mendapatkan perlakuan keras yang terus menerus dilakukan oleh orang tuanya. Tak hanya sakit fisik, tapi mental dan batin mungkin saat ini sudah hancur berkeping-keping.

Saat ini bagi Eska, tak ada rumah untuknya kembali. Tak ada sandaran untuknya berkeluh-kesah.
Tak ada penyemangat untuknya bertahan.
Semua terasa hampa baginya. Istilah keluarga cemara, mungkin tak pernah ada dalam kamus seorang Aneska Shafiyah Lestari.

🍂


Saat ini Eska sudah berada di kamar. Tak perlu waktu lama untuknya masuk kedalam kamar, setelah papanya pergi meninggalkannya sendirian dalam keadaan terduduk lemas di lantai.

Tak ada yang Eska lakukan. Hanya duduk di dekat jendela, menikmati suasana malam yang cukup mendung. Sesuai dengan keadaan yang saat ini sedang dirasakannya.

Air mata yang keluar sudah kering, dan meninggalkan jejak di mata yang saat ini sudah cukup membengkak.
Eska menidurkan kepalanya dengan tangan yang menjadi tumpuan.

Sakit, sesak, lelah, semua bercampur menjadi satu. Fisik maupun batinnya sudah dihajar habis-habisan.Tak ada yang saat ini bisa ia katakan, selain kata "ingin menyerah".

🍂


Tak terasa, matahari sudah dengan semangatnya memancarkan cahaya. Eska yang merasakan sudah ada perbedaan, perlahan membuka matanya. Kepalanya terasa sakit karena semalaman bertumpu hanya dengan kedua tangannya. Kaki dan tangannya terasa pegal.

Eska menegakkan tubuhnya untuk duduk sempurna selama beberapa saat. Ketika semua sudah dirasa cukup membaik, Eska langsung pergi kekamar mandi untuk bersiap pergi kesekolah.

Karena saat ini, jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Dan sudah pasti, Eska hanya memiliki waktu satu jam lagi.

Bersambung

• • • •
Stop jadi pembaca gelap! Jangan lupa vote dan komen, ya ♡




Aku Trauma [TAMAT] ✔Where stories live. Discover now