-40. NANGIS?

55 3 0
                                    

"ra lu darimana aja, gua khawatir sama lu" ucap raga yg melihat nara baru saja pulang. pasalnya nara pergi daritadi siang dan sampai pulang selaurut ini, apalagi sekarang sedang turun hujan lebat di luar. Tadi siang raga mencari istrinya ke setiap sudut ruangan yg ada di rumahnya tapi usahanya nihil, ternyata nara pergi keluar tanpa sepengetahuan dan seizin dari raga.

Raga hanya bisa menunggu kepulangan istrinya saja, walaupun ia mengkhwatirkannya, karena raga tidak tau harus mencari istrinya kemana. sepulang tadi nara ia sedikit basah kuyup karena hujan dan ia tidak sama sekali menjawab perkataan raga. Nara pulang membawa katong kresek yg sedikit basah dan kresek itu berisi makanan. Nara meletakannya di depan raga lalu pergi menuju kamarnya tanpa meninggalkan sepatah kata pun.

Setelah nara pulang dari rumah marisa ia sempat mampir dahulu ke warung makanan, nara membeli ayam bakar, nasi putih, sambal serta lalapannya juga. Nara tau kalo raga sang suami di rumah pasti belum memakan apapun, karena tadi siang dan sore, nara tidak berada di rumah. Walaupun dirinya masih kesal tapi ia tetap memperdulikan kesehatannya raga.

Sebenarnya nara tidak begitu marah dan kesal kepada raga hanya saja nara ingin menjahili raga, nara akan menghukum raga dengan cara ia terus mendiaminya. kita akan lihat seberapa kuat raga di diami oleh istrinya sendiri.

"Mau sampe kapan lu diemin gua terus ra" batin raga. Raga paling tidak bisa di diami seseorang apalagi di diami istrinya sendiri, rasanya tidak enak dan aneh.

Raga membawa kantong kresek itu dan menaruhnya di dapur, ia tidak akan makan enak kalo dirinya sedang di diami seperti ini. raga cepat menyusul ke lantai 2 dimana istrinya berada, ia ingin meminta maaf dan membujuk nara untuk berbaikan dengannya.

Entah perasaan apa yg membuat raga tidak nyaman kalo istrinya sendiri mendiaminya seperti ini. Biasanya ia akan mendiami balik si yg mendiaminya tapi apa ini? Ia sendiri yg meminta maaf dan membujuknya?.

baru saja raga membuka pintu kamarnya, ia sudah di lempari satu bantal oleh nara. raga mengerutkan dahinya dan menatap sang istri dengan tatapan tanda tanya. Setelah nara melempar bantal tadi ia memilih untuk cepat-cepat tidur dan mengambil posisinya membelakangi raga.

"Gak usah tidur sama gua" ketus nara tanpa membalikan tubuhnya menghadap raga. ia akan melihat setelah ini apakah raga akan sabar menghadapi sikap nara kali ini atau sebaliknya. Bukannya raga merasa kesal karena sudah di lempari bantal tapi ia malah menghampiri nara dan duduk di samping kasur.

"ra jangan gini" ucap raga sambil memandangi belakang punggung nara, berharap nara akan berbalik badan dan memafkannya. Sudah beberapa saat tapi nara masih tidak menjawab ucapan raga, posisinya pun masih sama seperti tadi.

Raga terus berusaha memangil nama istrinya sambil menggoyangkan sedikit tubuh nara. tak lama pun nara merasa risi dan berbalik badan menatap raga dengan tatapan tajam.

"Ngapain sih ga, udah sono tidur" usir nara dengan wajah ketusnya. raga yg melihat nara berbalik pun dengan cepat memeluk dan bersembunyi di sisi leher nara. nara pun merasakan hangat karena nafas raga dan sedikit merasakan geli.

"Ih raga sono tidur, jangan ganggu gua" kata nara yg mencoba melepaskan dirinya dari raga. nara mencium aroma lemon dari tubuh raga yg sangat menempel padanya sekarang dan sepertinya tidak lama ini raga sehabis mandi.

Dengan cepat raga menggelengkan kepalanya. "gua gak mau tidur sendiri, gua mau tidur sama lu" jawab raga dengan nada bicara seperti ingin menangis. Nara yg sadar pun mencoba melihat wajah raga dan tidak salah lagi, seperti dugaannya alvaraga seorang laki-laki yg berwajah dingin tak hanya wajahnya yg terlihat dingin namun sikap nya juga sedingin es itu sekarang menangis seperti anak kecil yg di marahi ibunya.

Nara menahan tawanya yg akan pecah, astga apa ini si dingin seperti es dengan mudahnya menangis di hadapannya sekarang. saat ini raga benar-benar menangis di balik leher nara, raga tidak sadar kenapa dirinya bisa menangis seperti ini.

Jika saja raya dan rasya tau si dingin raga saat ini sedang menangis pasti mereka akan tertawa terbahak-bahak bukan cuman kedua setannya, kedua orangtua raga juga pasti akan menertawakan anak nya sendiri.

Nara yg melihat pun tidak percaya dan ini sama sekali bukan bagian dari rencananya. setelah beberapa menit raga masih belum berhenti menangis mungkin sekarang hidung dan matanya memerah dan sembab karena saking lamanya menangis.

Raga yg pernah terjatuh saat sedang balapan motor dan mendapati luka-luka di sekujur tubuhnya pun tidak pernah menangis bahkan tidak untuk hal kecil seperti saat ini. Raga memang sudah lama sekali tidak menangis, ia menangis pun untuk apa, toh tidak ada hal yg membuat dirinya menangis.

Tapi sekarang nara bisa melihat langsung bagaimana seorang alvaraga willyam di dalamnya. nara yg sudah tidak mendengar isakan tangis dari raga pun segera membalikan tubuhnya dan sedikit menjauh darinya.

Kerena bantal yg di lempar nara tadi masih di tempat yg sama ia berniat untuk mengambilnya, tidak mungkin satu bantal untuk dua orang. Saat nara akan bangun dan beranjak dari sana, raga langsung memeluk erat nara lagi.

Raga sama sekali tidak ingin di tinggalkan, nara yg paham keadaan raga pun ia urungkan niatnya. so satu bantal untuk 2 orang malam ini.

Laki-laki yg tadi menangis sekarang sudah tertidur lelap dengan hidung yg sedikit merah dan di pipinya hanya ada bekas dari air mata raga yg tadi keluar. nara mengelap dengan tangannya sendiri dan mengusap-usap rambut raga lalu memandangi wajah raga yg terlihat tenang dan nyaman berada di pelukannya.

Raga tidur tepat di sebelah dada kiri nara dan nara merasakan sedikit berat karena raga sedikit menindihnya. jam sudah menunjukan pukul 23:32, tapi nara masih anteng memandangi wajah raga dan ia tanpa sadar tersenyum melihat itu.

"Gua gak nyangka, lu secengeng ini ga. ternyata di balik muka dan sikap lu yg kulkas, lu bisa juga nangis kayak anak kecil dan tadi jujur gua liat sekilas lu bukan raga tapi anak kecil yg mungkin umurnya gak jauh beda sama lea" ucap nara sambil tertawa kecil. Ia memang melihat wajah raga itu bukan wajahnya yg sekarang melainkan wajah seorang anak kecil.

"ini juga pertama kalinya gua liat lu nangis sampe sesegukan lagi, gimana coba kalo keluarga sama temen-temen lu liat. seorang alvaraga willyam yg di kenal kulkas dan cuek dengan gampangnya nangis karena hal kecil. haha gua yakin mereka bakal ketawa dan gak percaya sama apa yg mereka liat" sambungnya terus saja berbicara walaupun raga tidak mendengar itu semua.

Tak lama setelah nara mengatakan itu kantuk pun menyerangnya, ia menguap dan memilih untuk tidur sekarang dan menyusul raga ke alam mimpi.

***

Paypay:)

ALVARAGA II PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang