-31.HARUS PUNYA ANAK EMPAT?

86 7 1
                                    

Maap ni ges kalo ceritanya nara dan raga lagi dan ceritanya gitu gitu aja, maaf ya jadi buat bosen para pembaca!!

Yg bosen bisa skip ko gpp

***

"Bunda besok pulang?" tanya nara sambil melahap makanannya. marisa, raga, nara dan lea sekarang sedang makan malam bersama. tentunya yg memasak semua makanan ini adalah marisa dan nara yg sedikit membantu lah.

"Kalo bunda ada urusan bunda bakal pulang tapi kalo gak ada bunda mau nginep lagi. boleh kan?" tanya balik marisa dan membuat 2 remaja ini bingung harus menjawab apa.

Nara menyenggol tangan raga, berisyarat meminta bantuan untuk manjawab ."o-oh iya boleh ko bunda, boleh banget. dengan keberadaan bunda disini rumah ini jadi lebih rame dan gak sepi aja gitu" jawab raga dengan terbata-bata.

Marisa tersenyum. "makanya kalian cepet-cepet punya anak dong, biar rumah ini rame. kalian punya anak nya harus kurang atau lebih 4 ya, satu buat bunda sama lea, satu buat mama nya raga, satu buat papa nya raga dan satu lagi buat kalian berdua" jelas marisa membuat kedua remaja ini membulatkan matanya.

"Uhuk uhuk.." bahkan nara yg sedang menguyah makanan itu pun sampai tersedak, gila 4? E-M-P-A-T EMPATT!!!. marisa dengan cepat memberikan minum kepada nara dan nara meminumnya.

Batuk ra, di komix herbal aja:)

"Makanya pelan-pelan ra kalo makan, gak ada yg minta ko" kata marisa. nara hanya mengangguk.

Setelah acara makan tersedak tadi, nara langsung menoleh ke arah raga yg duduk di sampingnya dan raga pun tidak sengaja menoleh ke arah nara. mereka saling bertatapan memberi tanda tanya.

"Empat?" kata nara dan raga bersamaan. marisa hanya tersenyum senang saja.

"Udah ayok makan dulu, kita bahas lagi nanti ya" seru marisa, ia terus-terus an tersenyum senang. kedua remaja ini hanya mengangguk pasrah dan tersenyum miris.

***

"Lu siap ga, kalo punya anak empat?" tanya nara kepada raga, ia sedang memikirkan perkataan bundanya tadi dan sekarang dirinya mondar-mandir tak beraturan sambil menggigit jarinya.

"Siap gak siap harus siap lah, lagian gua juga bapak nya kan serta yg buat adonannya juga nanti" jawab raga santai. nara merasa geram dengan jawaban raga tapi ini bukan waktu yg bagus untuk memarahi dan mencaci maki raga.

"Tapi kan apa gak terlalu cepet. kita aja nikah baru satu minggu, masa tiba-tiba aja bunda minta 4 cucu trus mana ntar di bagi-bagi lagi" cerocos nara kesal.nara antara panik ,bingung dan takut.

"Banyak anak banyak rezeki kalo lu gak tau" ucap raga sambil menguap tapi di tutupi oleh tangannya. mungkin ia merasa ngantuk.

"Halah gua aja minta duit sama lu harus di paksa dulu baru gua bisa dapet, gimana kalo ntar anak lu minta duit mau jajan tapi lu gak kasih sampe dia nangis sesegukan" timpal nara tak tanggung-tanggung.

Daripada raga terus-terusan mendengar ocehan nara yg tak henti-henti ia lebih memilih untuk rebahan dan sekalian tidur saja. "anak anak anak aja terus, ntar di kasih sama allah kalo gua udah nanem bibitnya di halaman perut lu" kata raga sambil memejamkan matanya.

Nara memutar bola matanya malas dan menghampiri raga yg enak-enakan tidur sedangkan dirinya sedang panik dan bingung.

"Alay! gua tuh serius tau" kesal nara sambil menggoyang-goyangkan tangan raga agar dia bangun.

"Mendingan lu tidur aja deh, lu besok harus ke kampus pagi-pagi kalo lu lupa" jawab raga tanpa membuka matanya.

Nara mengendus kesal dan melipat kedua tangannya di dada.

Tok... tok... tok...

"Nara kamu udah tidur?" teriak marisa tapi agak pelan takutnya kan ada yg bangun. ternyata marisa yg mengetuk-ngetuk pintu di luar kamar raga dan nara.

"Eh alay, bunda gua manggil" kata nara pelan, dan berusaha membangunkan raga.

Raga yg merasa terganggu itu pun terpaksa membuka matanya."gua udah nyuruh lu buat tidur, tapi gak lu dengerin malah ngoceh aja terus. udah cepetan sini lu nya" titah raga.

Nara dengan tergesa-gesa naik ke kasur dan menarik selimutnya menutupi dirinya dan diri raga sampai se atas dada. setelah itu raga langsung menarik nara kedalam pelukannya, ia menaruh kepala nara di dadanya dan tangannya ia lingkarkan di pinggang ramping nara.

 setelah itu raga langsung menarik nara kedalam pelukannya, ia menaruh kepala nara di dadanya dan tangannya ia lingkarkan di pinggang ramping nara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Alay! Lu jangan nyari kesempatan dalam kesempitan bego" bisik nara dengan mata yg terpejam.

Marisa yg sedari tadi ada di luar tidak mendapatkan jawaban apapun dari dalam. ia melihat pintunya sedikit terbuka dan perlahan mengintip.

Dirinya melihat keberadaan raga dan nara yg sedang tertidur dengan lampu yg masih menyala terang. niatnya marisa ke kamar nara untuk memberikan cincin pernikahan nara yg mungkin jatuh tadi.

Tapi niatnya ia urungan saja, dirinya tidak mau mengganggu mereka berdua yg sedang tertidur dan memilih untuk kembali ke kamar saja, sebelum itu juga marisa sudah menutup pintunya kembali.

Nara yg merasa sudah aman pun berani membuka matanya dan menoleh ke arah pintu. huh.. untung saja bundanya tidak berani masuk ke dalam.

"Alay!!" bisik nara tepat di telinga sebelah kanan raga.

Disini nara belum sadar ya kalo cincinnya itu ilang:)

"Jangan ganggu gua" balas raga malas tanpa membuka kedua matanya

Nara menggoyang-goyangkan tangan raga untuk bangun."alay lu pindah sono ke sofa, jangan tidur disini" titah nara yg terus membangunkan raga.

"Lu mau bunda lu liat?" tanya raga, kali ini ia paksakan untuk membuka matanya. nara sekejap berpikir dan menatap raga dengan penuh arti.

"Takut banget lu gua gempur, tenang aja gua gak bakal macem-macem sama lu. apalagi kan kamar sebelah ada bunda, kalo lu teriak bakal kedengeran sama bunda jadi nanti aja kalo itu" kekeh raga membuat nara malu malu kucing astga..

Nara memukul raga dengan bantal. "dasar lu mesum, sono minggir dikit gua mau tidur" ketus nara sambil merapihkan tempat yg akan ia tiduri.

Raga mengeser dirinya sedikit daripada malam-malam kena omel dan itu bisa membuat telinganya panas.

Nara menaruh satu guling di tengah-tengah tempat tidur mereka agar raga benar-benar tidak macam-macam pada dirinya. "Ini guling sebagai batas tempat tidur lu sama gua, jangan pernah lu lewatin ini. kalo misalnya lu kelewat batas, gua bakal tendang lu ke bawah biar tau rasa" ancam nara masih ketus.

raga hanya mengangguk pasrah dan geleng-geleng kepala karna kelakuan istrinya itu. setelah itu mereka tetidur dengan posisi saling membelakangi satu sama lain.

***

Gua gak semangat ni,karna cerita gua sepi terus.apa kalian bosen sama cerita alvaraga ini? maap ya kalo bosen.
Tapi mksi juga buat kamu yg masih baca diem-diem....

Paypay:)

ALVARAGA II PERJODOHANWhere stories live. Discover now