-34. NYUCI BAJU

46 3 4
                                    

Pagi-pagi sekali raga tumben-tumbenan bangun lebih awal dari pada biasanya. padahal raga sangat-sangat susah untuk bangun dari alam mimpinya.

Sehabis mandi raga langsung memakai kaos polos serta celana kolor hitam se lutut miliknya. Dan setelah ini niatnya ia akan menyuruh nara untuk menggosok baju kemeja yg ia akan pakai, tapi setelah ia melihat keranjang yg berisi beberapa pakaian yg menumpuk disana, dirinya mengerutkan dahinya. pakaian apa itu?.

"Lah ini celana dalem gua kan" kata raga mengambil salah satu pakaian yg ada di keranjang itu. dirinya berdecak kesal, bagaimana bisa ada pakaian kotor menumpuk disini.

"NARA!!" teriak raga memanggil nama istrinya. namun sudah beberapa saat ia dengarkan tidak ada jawaban apa pun.

Raga berdecak kesal lagi, lalu ia membawa keranjang yg berisi pakaian kotor tadi. Ia akan meminta penjelasan kepada istrinya nara. Sudah berada di lantai bawah dan msih tidak menemukan sang istri.

"NARA!!" panggil raka lagi dan kali ini ada jawaban dari arah dapur. Suara cepreng yg sangat-sangat raga kenal itu adalah nara istrinya.

"GUA DI KAMAR MANDI DEKET DAPUR RAGA!!" teriak nara dan raga segera menghampiri nara sambil membawa keranjang pakaian tadi.

Sesampainya disana, raga melihat langsung nara yg sedang mencuci pakaian-pakaian miliknya sendiri. "ngapain lu kesini, mau bantuin?" tanya nara yg tau keberadaan raga ada di belakangnya.

"Ck ini lu lagi nyuci, kenapa gak sekalian aja sih baju gua lu cuci juga" jawab raga yg menyondorkan keranjang yg berisi pakaiannya.

"Dih orang itu baju lu, ya cuci sendiri lah" balas nara tapi tangannya masih fokus mencuci.

Raga menghela nafasnya kasar. "Gua gak bisa nyuci ra, cuciin pokonya punya gua" paksa raga. Dirinya jangankan nyuci megang sabun cucian aja kagak pernah.

"Ih gak mau, cuci aja sendiri. tuh masukin ke dalam mesin cuci jangan lupa pakein sabun" titah nara. raga berdecak kesal dan terpaksa harus mencuci pakaiannya sendiri.

Raga sudah memasukan pakaiannya kedalam mulut mesin cuci dan menutupnya. Lalu setelah ini bagaimana?.

"Trus ini gimana lagi?" tanya raga bingung sambil mengaruk kepalanya yg tidak gatal. nara menghela nafasnya pelan, ia harus sabar dengan suaminya yg benar-benar tidak tau soal cuci menyuci.

Nara menyalakan mesin cucinya dan tak lupa juga ia sudah memasukan sabun cair ke dalam cuciannya. raga hanya melihat bagaimana cara nara mengerjakan semua itu dengan rapi dan telaten.

"Tuh lu tinggal tunggu aja" kata nara lanjut mengucek ngucek pakaiannya agar benar-benar bersih. raga mengangguk paham dan tidak ada hentinya ia melihat nara yg masih mencuci.

Setelah beberapa menit, pakaian yg tadinya ada di dalam mesin cuci sekarang sudah berada di tangan raga sendiri. ia benar-benar tidak tau soal mencuci dan sekarang dirinya harus mencuci sendiri.

"Yg bener nguceknya" ucap nara yg melihat raga sangat-sangat kaku mengucek pakaiannya sendiri.

"Ck ini gua udah bener" ketus raga dan masih berusaha mengucek-ngucek pakaiannya agar cepat bersih. nara menghela nafasnya pelan, astga segitu gak pernah kah dia nyuci.

"kalo cara nyuci lu kayak gini, kapan selesainya coba. sini biar gua aja" nara mengambil sebagian baju dan celana raga lalu menguceknya.

"Gak sekalian boxer gua lu cuci?" tanya raga dengan jahil.

"Y-ya cuci sendiri lah" jawab nara dengan terbata-bata dan sedikit malu. raga hanya tersenyum jahil dan ia memgambil air dari tangannya lalu mencipratkannya kepada nara.

Nara yg merasa terusik pun mencoba menghalangi cipratan air itu dengan tangannya, tapi tetap saja cipratan air itu mengenai dirinya.

"Raga basah kena gua ih" protes nara tapi tidak di dengar oleh raga. kalo begitu mainnya oke ia juga akan berbuat sama seperti yg raga lakukan tadi. Nara mengambil air dari tangannya dan mencipratkannya kepada raga.

Di dalam kamar mandi itu mereka sekarang sedang perang mencipratkan air, bukan cuman air yg mereka gunakan untuk senjata tapi busa sabun bekas cucian tadi pun di buat senjata.

Di peperangan ini agak berbeda karena perang kali ini mereka saling bercanda dan tertawa lepas, bukan perang adu mulut seperti sewaktu itu. saking serunya mereka berdua sampai lupa dengan cucian tadi yg belum di cuci bersih. Astga.

Beberapa menit sudah berlalu dan mereka berdua ternyata sudah menyelesaikan cucian tadi. saat ini mereka berdua sedang menjemur pakaian yg tadi di cuci bersih, sambil sedikit bercanda pastinya yg memulai itu semua adalah raga.

"Huh akhirnya selesai juga" ucap raga lega dan merebahkan tubuhnya di lantai dingin.

"Liat ni gara- gara lu baju gua jadi basah kan" protes nara karena bajunya basah karena ulah raga suaminya.

Raga melirik ke arah nara. "Lah bukannya itu baju gua ya?" tanyanya. nara diam seketika dan memang baju yg pakai nara adalah kepunyaan raga. ia sengaja meminjam baju raga, karena ia suka dengan modelnya walaupun cuman kaos biasa.

"Ish gua kan cuman minjem doang, pelit banget sih. nanti juga gua bakal balikin ke lu" jawab nara sambil menatap raga dengan tatapan julid.

"Yaudah sini balikin" pinta raga. ia menaikan satu halisnya ke atas dan tersenyum jahil.

"Ya gak sekarang juga!!" marah nara. seketika tawa raga pecah melihat ekspresi nara yg malu tapi marah juga.

Sebenarnya raga tidak masalah jika nara terus memakai baju miliknya, ia juga tidak pernah melarang nara untuk tidak memakai apapun miliknya. ia hanya suka saja menjahili nara dengan pikirannya yg sedikit mesum.

Setelah perbincangan tadi tidak ada lagi yg berani membuka suara, hanya hembusan angin sepoy sepoy yg di rasakan keduanya. cuaca hari ini juga sangat cerah dan bagus untuk pakaian yg tadi mereka jemur. cuaca cerah jemuran pun akan cepat kering.

"Oh ya, gua mau minta tolong sama lu" raga membuka suara dan dengan cepat nara pun merilik raga.

"Minta tolong?" tanya nara sambil mengerutkan dahinya.

Raga tersenyum kecil. "tolong siapin kemeja kerja buat gua, perasaan gua punya satu deh. Dan besok gua mau ke perusahaan papa" jawab raga dengan agak sedikit tidak yakin, karena takut nara tidak akan mau membantunya.

"Hah? lu mau kerja?" tanyanya lagi. ia tidak percaya bahwa seoarang alvaraga akan bekerja di perusahaan papanya.

Raga mengangguk. "mau gak mau gua harus kerja ra, kalo gua gak kerja lu mau makan apaan? batu atau tanah?. sekarang lu udah jadi tanggung jawab gua, jadi semua kebutuhan dan keperluan lu harus coba gua penuhi. lagian ini juga udah jadi kewajiban gua sebagai suami lu, gak mungkin gua ngandelin tabungan gua terus buat nafkahi lu. gua yakin gak bakal cukup, lama kelamaan pasti bakalan abis. bisa kan?" jelas raga.

Ia hanya ingin bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. tidak mungkin dirinya meminta uang kepada kedua orangtuanya untuk menafkahi istrinya sendiri. haha itu sangat-sangat memalukan, karena apa? karena nara sekarang adalah tanggung jawabnya sendiri.

Raga sekarang sedikit mengerti apa itu tanggung jawab. ia yakin ini yg sebut tanggung jawab oleh regi, regi selalu melontarkan kata tanggung jawab sewaktu dirinya masih lajang.

***

Paypay:)

ALVARAGA II PERJODOHANWhere stories live. Discover now