-28. KEDATANGAN BUNMER

71 14 0
                                    

"Jadi lu suruh gua kesini cuman buat jadi babu lu ra?" tanya sellin dengan tatapan julid. nara hanya menyeringai tidak bersalah.

"Ya sekali-sekali lu bantuin gua lah lin, pas gua pindah aja lu kgk bantuin gua kan" balas nara sellin hanya pasrah.

"Emang ngapa sih ini kudu di pindahin semua? kan kamar lu disini, kenpa malah di pindahin ke kamar si raga?" tanya sellin lagi. ia sekarang sedang mengambilkan baju-baju nara di dalam lemari.

"Bunda gua mau kesini sekalian nginep katanya, gua kaget dong sel gak tau harus gimana dan bingung juga" jawab nara sambil melipat baju-bajunya.

"Lu mah orangtua lu mau ke sini masa kaget dan bingung sih, harusnya seneng tau aneh banget ni anak" heran sellin. nara mengendus kesal.

"Bukannya gua gak seneng sel, tapi kalo sampe bunda tau kalo gua gak sekamar sama si raga gimana coba. ni ya sekaligus bunda bakal laporin ke orangtuanya raga juga yg ada di luar negeri" jelas nara. sellin mendengar itu ia tertawa kecil dan menatap sahabatnya ini dengan tatapan yg tidak bisa di artikan.

"Haha rasain lu ra, abis nanti sama bunda lu" ledek sellin di balas nara yg memutar bola matanya malas.

"Lu berdua kerjaannya ngegosip terus, udah tau ini hari terpanik gua. cepetan bawa barang-barangnya ke kamar gua bentar lagi bunda dateng" titah raga yg tiba-tiba datang nonggol di pintu.

Nara dan sellin buru-buru membereskan semuanya, membawa baju-baju nara dan semua perlengkapan nara ke kamar raga dengan tergesa-gesa.

Di kamar raga sekarang penuh dengan barang-barang nara namun terlihat sangat rapih dan bersih. semua sudah siap dan tinggal menunggu tamunya saja.

"Kamar gua jadi berantakan gara-gara barang-barang lu semua, mana banyak lagi" protes raga yg melihat sekelilingnya.

Nara menatap tajam raga. "Bodo amat emang gua pikirin!" balas nara tak mau kalah dan langsung pergi meninggalkan raga.

Raga menghela nafasnya kasar dan mengelus dadanya dengan sabar."sabar ga sabar, awas aja lu nanti" gumam raga menatap ke belakang yg sudah tak terlihat belakang punggung nara.

Jadi keinget lagu ni belakang punggung.

selalu aku lihat belakang punggung mu disaat kau lihat belakang punggung pria lain.

Menunggu kau menoleh dan berlalari ke arah ku dan memelukku seerat-eratnya asekk!!.....

***

"Gua duluan ya, biasa ada panggilan dari papi gua byee!" pamit sellin dan tangannya melambai ke arah nara,tentunya nara pun membalas lambaian tangan sellin.

Setelah sellin tak terlihat lagi nara langsung masuk ke dalam rumah tanpa menutup pintunya dan ia melihat raga yg sedang duduk manis di sofa.

"Ga gua minta duit lagi "pinta nara. tangannya sebelah kanan menjulur ke arah raga.

Raga menoleh." dih bukannya gua kemaren udah ngasih lu ya, kemanain duit itu" heran raga.

Nara menyeringai. "kan gua kemaren beli sepatu dan jajan juga, tapi masih ada sisanya sih dikit hehe" jawab nara cengar-cengir.

"Bukannya lu pake sepatu gua ya pas kemaren buktinya noh sepatu gua bawahnya kotor padahal gua udah cuci" tebak raga. memang nara memakai sepatu raga kemarin yg berwarna hitam putih. entah kenpa, tapi menurutnya sepatu raga bagus dan cocok untuknya walaupun agak kendor sedikit karna ukuran kakinya jauh lebih kecil dari ukuran kaki raga yg lebar dan besar.

Nara sekarang tertangkap basah oleh raga tapi ges kenpa tertangkap basah ya? padahal kgk ujan:)

"Lu mah pelit banget sama gua deh, orang cuman minjem bentar doang juga" ketu nara sambil mengendus kesal.

"Tapi lu gak izin dulu curut, gua kan pemilik dari sepatu itu" kata raga tak mau kalah.

"Assalamualaikum" ucap marisa yg tiba-tiba datang dengan lea di sampingnya. kedua remeja ini segera melihat keluar, ternyata tamu yg di tunggu-tunggu sudah datang.

"Bunda!!" teriak nara yg langsung memeluk marisa dengan erat tentunya marisa pun membalas pelukan nara.

Setelah beberapa saat nara melepas pelukannya dan mempersilahkan marisa sekalu bunda nya itu untuk masuk ke dalam.

Setelah mempertanyakan kabar mereka dan berbincang-bincang hangat, nara tak lupa sudah menyipkan minuman untuk marisa serta adik kecil nya itu lea.

Namun lea sedari tadi setia duduk di pangkuan raga. "lea kangen tau cama kaka, kaka tenapa nda ke lumah lagi? "tanya lea.

Raga terseyum dan mengelus-elus kepala lea dengan lembut. "Kaka sibuk, tapi kalo misalnya nanti kaka gak sibuk kaka bakal kesana oke" jawab raga. lea hanya mengangguk-anggukan kepalnya kecil.

Mata lea sekarang tertuju pada kalung yg di pakai di leher raga dan memegangnya. "kaka laga ini apa?" tanya lea. raga menunduk kebawah ternyata yg di tanyakan itu adalah kalung yg di pakainya.

"Oh ini, kalung ini katanya kalung keberuntungan. kata mama kaka di kasih sama kakek pas belum meninggal dan mama kaka suruh kaka aja yg pake gituu" jelas raga. kalung itu berbentuk bulat dan di dalamnya seperti batu berwarna hijau di bagian luaranya di tutupin oleh akar-akar kecil berwarna hitam.

"Oh gitu, lea juga mau dong punya kalung kebeluntungan kayak kaka laga" kata lea. raga tersenyum dan mengelus rambut lea lembut.

"Nanti kaka beliin ya, sekarang kita main yuk" ajak raga sambil mengalihkan topik pembicaraan.

lea mengangguk seru, tapi ia baru sadar kalo dirinya tidak membawa mainan Satu biji pun, jadi dirinya akan bermain apa disini? tak lama lea mendapatkan ide.

"Main kuda, nanti kaka yg jadi kuda aku yg naik" seru lea. raga menggangguk pasrah dan membungkukkan badannya seperti posisi kuda.

"Jangan sayang nanti pinggang kaka raga sakit loh gara-gara kamu naikin" larang marisa, lea langsung cemberut dan melipat kedua tangannya di dada.

"Gpp ko bunda, sini lea naik kita bakal menjelajah hutan" ajak raga, dengan hati-hati lea naik dan duduk di atas punggung raga, tangannya memegang pundak raga agar tidak terjatuh.

Marisa dan nara geleng-geleng kepala apa yg di lakukan satu remaja itu dan satu anak kecil itu "Astga"

"Kaka nala ayo main baleng, enak tau lea duduk di cini xixi" ajak lea sambil tertawa kecil.

Nara menggeleng cepat. "kaka gak mau, kalo misalnya kaka ikut naik punggung kaka raga bakal remuk" jelas nara. marisa tertawa dengan perkataan putrinya ini.

"Kaka laga ke cana jalannya" titah lea, raga mengangguk dan mulai berjalan seperti kuda.

"Kamu betah kan ra disini? "tanya marisa. nara dengan cepat mengangguk saja.

Marisa tersenyum dan mengusap rambut nara dengan lembut. "terus rencana kalian mau punya anak kapan?" tanya marisa lagi. nara langsung melotot sekaligus kaget dan raga keberadaannya yg agak jauh pun itu ikut kaget dan berhenti.

Nara menoleh dan melihat raga sekilas. "Hmm g-gak tau bunda" jawab nara gugup. matanya meminta pertolongan kepada raga agar ia pun ikut menjawab.

Raga pun langsung paham. "insyaallah secepatnya ko bunda, kalo sekarang lagi proses aja iya kan sayang" balas raga.

Nara yg sedikit salting dengan perkataan raga yg terakhir itu pun langsung mengontrolkan dirinya lagi. nara mengangguk apa tadi kata raga.

"Oh gitu, yaudh cepet-cepet ya ngisi. mumpung bunda masih ada, bunda juga kan pengen ngerasain punya cucu dan nanti juga bunda mau gendong anak kalian" kata marisa sambil memegang perut nara yg rata.

Raga dan nara mengangguk dan paham. sedangkan sedaritadi lea hanya menyimak permbicaraan orang dewasa ini.

"Emang kaka punya dede bayi?" tanya lea dengan polosnya kapada nara.

"Iya, nanti kaka punya" jawab nara.

"lea juga mau punya dede bayi" pekik nya.

***

Ni ye ada typo tandain aja ye, soalnya gua gak baca ulang ini ketikan gua. karna apa? karna ngakak coy gua yg ngetik gua juga yg ngakak

Paypay:)

ALVARAGA II PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang