22

858 91 3
                                    

"Bagaimana menurutmu?"

Kayana menaikkan alisnya pertanda bingung, Tatia menanyakan hal yang tidak jelas.

"Bagaimana apa?" tanyanya tak mengerti.

"Kau tidak memperhatikan ku?"

Ah, Iya mereka sedang membahas gerakan yang akan di pakai saat dance, Kayana menggelengkan kepalanya.

"Aku memperhatikan," jawabnya

"Kita sedang membahas tentang dance bukan?" sahutnya lagi

Tatia menghela nafas, tidak salah tapi bukan yang itu.

"Ini tentang Reynard," jelasnya

Kayana memiringkan kepalanya, tidak mengerti. "Apa hubungannya dengan Reynard?"

"Bagaimana dia menurutmu?"

"Kau suka Rey?" Bukannya menjawab Kayana malah bertanya balik.

Pipi Tatia bersemu," Bukan itu maksudku!" Serunya dengan pelan, tidak ingin menjadi pusat perhatian didalam kelas saat ini.

"Mengapa kau bertanya seperti itu? Ku kira saja kau suka dengannya."

Tatia membuat wajah cemberut, tetapi wajahnya memerah, pertanyaan itu memang benar dia suka dengan Reynard. Pria pirang itu memiliki suatu pesona yang menariknya. Dia hanya Kagum, oke! Bukan berarti tertarik menjalin hubungan dengan si pirang.

"Dia tampan dan memiliki pesona yang menarik," ungkap Tatia pelan, menyembunyikan wajahnya yang memerah dilipatan tangannya.

Entah mengapa Kayana bisa mendengar tawa konyol Aira ditelinganya. Jika dia disini pasti akan mentertawakan gadis disebelahnya yang sedang menyembunyikan wajah merahnya. Kayana berpikir dan akhirnya menjawab dengan jujur.

"Dia memang tampan." akunya.

Ya, dia memang tampan tapi ini Kayana. Mereka sudah bertemu sejak kecil dari TK sampai sebesar ini, jadi tentu saja dia tahu baik dan buruknya. Reynard yang misterius sangat mudah ditebak sebenarnya. Kadang dia mengetuk-ngetuk meja tanda sedang terjebak dalam pikiran. Atau mengerutkan bibirnya bila melihat makanan laut seperti kerang dan gurita. Kadang juga-- ingatan tentang darah yang mengalir segar datang, beserta anak berambut pirang yang tampak panik nafasnya memburu, keningnya mengerut disertai tanda banyak garis yang mengeluarkan cairan merah segar dipergelangan tangannya.

"Kayana ada apa?" Panggilan itu membawa Kayana kembali ke asalnya.

"Kau tampak pucat," Tatia menatap temannya Khawatir, tiba-tiba saja Kayana seperti berpikir dengan dalam dan nafasnya memburu.

Kayana tersenyum sedikit, "Hanya pusing" jawabnya tak ingin Tatia tambah khawatir.

"Mau istirahat di UKS?" Tanya Tatia.

"Tidak...Tidak perlu.."




  "Pukulan yang mengarah ke ulu hati atau perut, disebut oi-zuki-chudan."

Reynard dengan tenang mendengarkan serta memperhatikan setiap penjelasan dan gerakan yang dicontohkan.

"Pukulan yang mengenai uluh hati bersifat fatal bagi lawan, kita akan mencobanya menggunakan sandbag yang sudah ditandai huruf x ditengahnya."

Seluruh murid menaruh perhatian pada tanda x yang dibuat dengan isolasi hijau, berada ditengah sandbag.

"Atur kuda-kuda kalian dan tenaga, yang ingin mencoba silahkan maju!"

Reynard berdiri lebih dulu dari pada yang kain, menempatkan dirinya didepan sandbag yang sudah diatur. Bisik-bisik langsung terdengar membicarakan tentang dirinya.

Stuck in Novel Where stories live. Discover now