Bab 2

3.2K 281 0
                                    

  Mereka sampai pada taman kanak-kanak tepat pukul 8, Aira berlari dengan cepat di lorong sesekali menyapa para guru pembimbing yang lewat. Dia sampai dikelas miliknya dengan pintu kayu coklat dan bergambar pohon mangga, ia menggeser pintu tersebut melihat teman-teman sekelasnya.

"Aila! Pagi!" Orang yang menyapanya pertama adalah seorang gadis manis dengan gigi ginsul rambutnya di kepang dua.

"Pagi!" Aira melirik sebentar kearah nametag miliknya.

"Kemalin kau baik-baik aja?" Aira dengan kaku mengangguk-tak terlalu ingat apa yang terjadi- dengan senyuman ia menjawab.

"Ya! Aku baik-baik saja!"

Aira duduk disebelah anak bernama Sayuri, dan mengobrol dengan teman yang lain hingga bel berbunyi. Dengan teratur dan rapi, anak-anak dikelas itu kembali ketempat duduk masing-masing, netra coklat Aira berhenti pada anak laki-laki yang berjarak satu bangku disebelahnya.

Dia terlihat pendiam dan tak banyak berbicara, rambut bersurai pirang miliknya nampak kusut dan berantakan begitupun dengan baju seragamnya agak kotor dan berdebu-terlihat seperti anak yang tak diurus-.

"Nah! Anak-anak! Kita kedatangan teman baru hari ini!" Guru pembimbing itu mengumumkan di depan kelas, gadis kecil bersurai coklat kemerahan berdiri disampingnya.

Tampak malu-malu mengenggam rok panjang guru itu, Aira melihat anak itu langsung tersenyum cerah. Merasa bersyukur bahwa mereka ternyata sekelas.

"Sekarang perkenalkan dirimu." Dengan lembut sang guru mempersilahkan anak itu kedepan.

Tubuhnya tersentak kaget dengan malu-malu ia memperkenalkan dirinya.

"N-namaku Kayana Ajula, s-salam kenal!" Kayana menundukkan kepala, dia melihat kearah Aira dengan mata bulat dan berbinar dengan uap air seolah dia akan menangis saat itu.

'dia sangat kikuk' pikir Aira.

Melambai santai sebelum bertepuk tangan diikuti dengan yang lain.

"Nah, Kayana bisa duduk disebelah Aira. Aira angkat tanganmu." Dengan patuh ia mengangkat tangannya.

Menabrak sekilas netra hazelnut itu, dan mengalihkan pandangan ke samping melihat bocah laki-laki di seberangnya. Itu sekilas yang bisa di lihat Aira, mata hijau yang bersinar bagai predator. Jantungnya langsung memacu cepat, memikirkan bahwa itu mungkin ilusi karena itu terlalu cepat.

"Calam kenal, Yana." Bisik Aira setelah Kayana duduk disebelahnya.

Kayan tersenyum manis, ikut berbisik juga.

"Calam kenal juga!"

                        __0o0__

Itu terasa membosankan bagi Aira dia terus mengantuk saat pelajaran dimulai, walau itu pelajaran dasar seperti belajar menulis,mewarnai, hitung-hitungan mudah. Ia harus bertahan 15 menit lagi waktu istirahat tiba, maka dia bisa bermain.

Netra coklat miliknya melirik gambar milik Sayuri, gambaran yang khas yaitu dua gunung dengan matahari diantaranya dan sungai serta sawah-sawah. Ia melirik gambar Kayana-padang bunga dan berugak-dan menganggukan kepalanya. Ia melihat gambaran anak laki-laki didepannya, hampir sama dengan Sayuri dan dia melihat kertasnya sendiri.

Itu kosong.

Dia tak tahu harus menggambar apa. Jari gempalnya mengambil pensil dan mulai membuat garis memutuskan menggambar kucing gendut dari dalam anime favoritnya dulu. Membuat badannya cukup gendut berserta sebuah cangkir teh disampingnya, ia juga menggambar bunga sakura yang berasal dari negri matahari terbit itu.

Stuck in Novel Where stories live. Discover now