37. Tiga Tahun Ya?

5.1K 1K 193
                                    

Maaf yaaa agak kemaleman, baru sempat ngelirik wattpad 🥺

Happy reading 🥳

🤼🤼

"Sama siapa sih, Ma?"

Baru ini Salsa berani bertanya sejak mereka berangkat dari rumah. Karena sedari tadi mamanya terlihat diam dan ia tidak mau menginterupsi.

"Sama yang tadi anter Mama ke rumah, Sal." Dan baru kali ini juga Widya menjawab.

Salsa mulai menebak-nebak. "Yang kata Mama klien?"

Anggukan diberikan oleh Widya. Mereka turun dari mobil dan berjalan menuju pintu sebuah restoran casual dining. Salsa mulai curiga sejak awal karena mamanya tidak bertanya sama sekali persetujuannya memilih tempat makan.

Bukan, bukan karena Salsa tidak setuju dengan pilihan mamanya. Tapi ini aneh karena Widya biasa menyerahkan keputusan ke Salsa menyangkut tempat makan mereka. Kalaupun tidak, Widya pasti mengonfirmasi apakah Salsa setuju dengan restoran yang akan dituju.

Sedangkan tadi, untuk mengatakan tujuan ke mana saat Salsa bertanya pun tidak ada jawaban. Widya hanya memberikan senyum singkat, lalu kembali menyetir.

"Di ujung sana, Sal," tunjuk Widya dengan dagunya, meminta Salsa mengikuti.

Meski masih banyak pertanyaan di pikiran, tapi Salsa bertahan melangkah di samping sang mama. Sampai kemudian seorang pria berdiri dari sofa paling ujung dan tersenyum ke arah mereka. Salsa masih melanjutkan langkah, sebab Widya pun belum berhenti.

Ada dua sofa berhadapan, dengan meja di tengah-tengahnya. Tidak lupa juga makanan yang sudah siap tersaji. Tempat duduk itu jadi tujuan akhir langkah Widya. Salsa berhenti ketika melihat mamanya bertegur sapa sekilas dengan sang pria, lalu saling melempar senyum.

Ini sama sekali bukan klien, pikir Salsa. Ia sudah dewasa untuk tahu batas antara rekan kerja, atau teman, atau bahkan lebih. Salsa dengan sadar mengamati penampilan pria di hadapannya. Mungkin seumuran mamanya, terlihat rapi dengan polo shirt dan celana panjang. Dalam sekali lihat, Salsa yakin pria ini adalah orang besar dan penting.

"Salsa, kenalkan ini Om Andy."

Dan dengan mata kepalanya sendiri, Salsa lihat mamanya menepuk pelan lengan pria itu saat menyebutkan nama. Makin membuatnya tidak mengerti dengan keadaan ini. Apa Om Andy itu calon suami mamanya? Atau bagaimana?

"Salsa ... Nak ...."

Salsa mengerjap. Ia baru sadar ada sebuah tangan yang terulur dari Andy. Ia menatap Widya, yang terlihat juga mengamati dengan raut khawatir. Panggilan mamanya tadi membuatnya mengangguk satu kali. Ia membalas jabat tangan pria di hadapannya.

"Panggil aja Om Andy." Pria itu tersenyum hangat.

"Saya Salsa, Om." Salsa balas dengan tarikan sudut bibir yang sangat sedikit, juga singkat.

"Duduk dulu, Salsa." Andy mempersilakan Salsa duduk di sofa, dan dengan isyaratnya meminta Widya di samping putrinya.

Salsa masih diam. Ini membingungkan. Widya di sampingnya, dan seorang pria asing di hadapannya.

"Mama kamu sering cerita tentang kamu." Andy memulai percakapan. Suaranya terdengar tenang dan hangat.

Tapi Salsa belum menjawab. Ia memikirkan kalimat yang baru diucapkan Andy. Apa itu artinya .... "Mama udah kenal lama sama Om Andy?" bisik Salsa, menoleh ke mamanya di samping.

"Teman SMP Mama." Widya lagi-lagi memberi tatapan khawatir ke Salsa.

Kernyitan di dahi Salsa makin menjadi. "Teman SMP? Di Singapura?"

Terjebak Ex ZoneWhere stories live. Discover now