pemegang kendali

128 17 0
                                    

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk membujuk anak laki-laki berumur lima tahunan itu agar mau melepaskan pelukannya dari Flo. Beragam cara pun telah Nilam serta Wisnu lakukan supaya dapat meyakinkannya bahwa tidak akan terjadi apapun terhadap kakak perempuan yang ingin dilindungi nya tersebut, hingga akhirnya berhasil juga. Meskipun bukan karena mama dan pamannya, akan tetapi Naufal bersedia masuk ke kamarnya ketika Flo yang turun tangan. Gadis itu terpaksa ikut buka suara guna membantu menenangkan anak kecil tersebut.

Sejujurnya, Flo tidak terlalu suka dengan anak-anak terlebih lagi sampai harus bermain bersama mereka. Entahlah, sepertinya dia tidak memiliki sifat keibuan selayaknya perempuan pada umumnya atau mungkin pola pikirnya yang belum cukup dewasa? Dia juga tidak paham.

Hanya saja saat melihat perilaku Naufal yang padahal baru ditemuinya sekali ini namun sudah menunjukkan rasa pedulinya yang teramat besar kepada Flo, entah mengapa akhirnya gadis itu sedikit terketuk hatinya sehingga dapat berucap lembut. Suatu tindakan langka yang nyatanya mampu membuat Naufal menuruti perintah mereka. Flo juga sampai terheran-heran memikirkan mengapa dia bisa bersikap lunak seperti itu. Tapi beruntunglah, akhirnya perkara itu beres juga. Sekarang tinggal waktunya mereka menyampaikan maksud dari kedatangannya, ya walaupun dia yakin jika si tuan rumah pasti sudah bisa menebaknya sendiri.

Nilam mengulas senyum ramah khas seorang tuan rumah menyambut para tamunya. "Florencia Charmaine?" Ucapnya pada Flo yang langsung mengangguk membenarkan.

"Panggil Flo aja, mbak," tuturnya dengan mengikuti cara Wisnu memanggil wanita itu. "Ini teman-teman saya, kak Genta sama Hanna. Maaf sebelumnya saya nggak bilang dulu mau ngajak temen," lanjutnya lagi memperkenalkan kedua rekannya.

"Nggak apa-apa. Lagian ngomongnya juga nggak usah terlalu sungkan. Anggap aja mbak ini sama kayak Wisnu supaya terasa akrab dan lebih santai ngobrolnya," ungkap wanita itu terkekeh kecil.

Flo hanya menanggapi dengan senyum tipis, begitupun Genta dan Hanna yang masih belum diberitahu akan maksud kunjungan mereka ke rumah itu. Iya, Flo memang tidak berucap jujur perihal maksud tersebut.

"Maafin sikap Naufal tadi ya, udah bikin kalian nggak nyaman," Nilam sedikit menyesali perbuatan putranya tadi yang sempat membuat kegaduhan.

Flo mengalihkan pandangannya sejenak ke arah kamar bocah laki-laki tadi yang memang tidak jauh dari ruang tamu berada. "Yang dikatakan Naufal soal nenek sihir tadi beneran, mbak?" Selidiknya akhirnya penasaran juga. Sungguh, Flo tidak mengerti mengapa anak kecil itu bisa sampai begitu mencemaskan akan keberadaan sosok nenek sihir yang entah dimana.

Terlihat Nilam menggelengkan kepalanya seraya menghembuskan napas berat. "Mbak nggak punya kemampuan untuk melihat hal-hal seperti itu, jadi tidak tahu apakah benar yang dikatakannya atau cuma ulah iseng anak kecil. Tapi nggak biasanya sih, Naufal bersikap seperti itu," lanjutnya tak yakin.

Tunggu dulu, apa Flo tidak salah dengar kalau tadi mbak Nilam mengatakan kalau ia tidak bisa melihat makhluk gaib? Lah, berarti yang wanita itu tulis dalam bukunya hanya sekedar fiksi atau karangan belaka? Lantas, mengapa kak Wisnu menyarankan dia untuk bertemu kakak sepupunya tersebut jika keadaan seperti ini saja tidak akan mbak Nilam pahami? Sulit untuk dimengerti.

"Aku juga nggak melihat sosok nenek sihir yang dibilang sama Naufal. Mungkin dia hanya salah lihat dan asal ngomong," Wisnu menambahkan dengan raut tak mengerti. Dia memang sudah mengecek ke arah yang ditunjuk oleh keponakannya tersebut serta sekitaran juga tak lupa ia periksa, namun tetap tidak menemukan siapa atau sesuatu apapun.

Senyap. Semuanya mendadak saling lempar tanya baik lewat tatapan ataupun ucapan. Mempertanyakan akan kebenaran apa yang diucapkan oleh seorang anak laki-laki tadi. Tidak ada yang menampik namun enggan juga membenarkan, sebab satupun tak memiliki bukti untuk memperkuat nya. Akan tetapi, sejenak Flo menolehkan wajahnya memeriksa sang sahabat yang sedari tadi cukup gelisah. Hanna terus-menerus bergerak tak karuan disampingnya. Satu yang ternyata luput dari pengamatan gadis itu, yakni tingkah laku aneh Hanna yang kini semakin membuatnya curiga.

Sleeping beauty {END}Where stories live. Discover now