curhat

144 16 0
                                    

"Halo, kenapa Flo?" Suara diseberang seolah sudah bisa menebak apa yang ingin Flo utarakan di telepon. Pasti tidak jauh dari rasa keingintahuannya yang tidak ada habisnya itu.

Gadis itu tersenyum tipis mendapat respon penuh pengertian yang lagi-lagi dari teman baik kakaknya. "Em.... Kak Wisnu, aku mau cerita dikit." Tuturnya sedikit sungkan.

"Yasudah, cerita aja. Kak Wisnu dengerin," ucap lelaki itu dengan lembut.

Tidak bisa dipungkiri, senyum Flo makin mengembang dibuatnya. Memang tidak salah dia memilih bercerita pada pria yang sudah dia anggap seperti kakak kandungnya ini. Merasa didengarkan, dengan semangat gadis itupun melanjutkan kalimatnya.  "Tadi kenapa ya pas di kampus aku kok ngerasa pergelangan tangan aku panas banget? Gelang yang kakak kasih itu kayak mau kebakar," ungkapnya sambil memperhatikan bekas yang memerah itu.

Flo menjauhkan ponsel dari telinganya karena tak nyaman mendengar deru napas Wisnu yang mengganggu telinga sensitifnya. Bisa ditebak, laki-laki itu pasti sedang memikirkan sesuatu sebelum akhirnya kembali berucap.

"Kamu lihat apa tadi?" Tanyanya.

Gadis itu menggeleng meskipun tahu kalau Wisnu tidak mungkin bisa melihatnya dari sambungan telepon. "Nggak ada. Eh, tapi tadi aku ketemu sama satu cewek,"

"Cewek? Terus dia ngapain? Kamu nggak diganggu kan?" Suara Wisnu terdengar khawatir.

"Enggak. Tapi ceweknya aneh, tiba-tiba masuk ke gudang. Terus pas di cek ternyata pintunya masih terkunci dari luar. Masa' iya itu hantu? Padahal jelas-jelas tadi aku lihat dia jalannya napak dan barangnya yang dia jatohin juga berwujud kok,"

"Flo-Flo, bentar," panggil Wisnu dengan tidak santai, dia seperti sangat penasaran dengan apa yang dikatakan oleh gadis itu. "Kamu nemuin barangnya?"

"Iya, tadinya. Tapi udah aku kasih ke kak Leon. Soalnya katanya dia kenal sama cewek itu," jelas Flo lagi.

Wisnu menghela napasnya sambil bergumam kecil. "Ya sudah, lupakan. Soal gelang itu, dia akan terasa panas kalau merasakan ada energi yang lebih besar disekitarnya. Atau bisa juga karena bentrokan energi,"

Gadis itu terlihat mengerutkan keningnya. "Bentrokan energi gimana maksudnya?"

"Bentrokan energi seperti gelombang yang berlawanan arah. Entah itu karena energi manusia lebih besar dari si makhluk atau kebalikannya. Dan itu juga bisa berlaku jikalau adanya perlawanan diantara salah satu pihak yang dirasa mengancam.  Gelang tersebut akan bereaksi kalau dia merasakan energi semacam itu," papar Wisnu.

"Lalu aku harus bagaimana kalau gelangnya panas lagi?"

"Santai aja, nggak usah khawatir. Perbanyak do'a. Selagi gelang itu kamu pakai, in syaa Allah mereka nggak bakalan bisa mendekati apalagi sampai menyakiti kamu," Wisnu berusaha memberikan penjelasan kepada gadis itu agar dia bisa lebih tenang dan tidak berpikiran yang aneh-aneh lagi.

"Terimakasih ya, kak Wisnu," ucap Flo tiba-tiba, membuat cowok itu sedikit terkejut.

"Ayolah, Flo. Harus banget sungkan seperti ini?" Dia terkekeh diujung sana. "Bagaimana Faris dan Felix memperlakukan kamu, kakak akan berusaha berbuat seperti itu juga. Kamu itu udah kakak anggap adik sendiri. Jadi, jangan buat kakak malu dengan berterimakasih," lanjutnya.

Flo ikut menyunggingkan senyumnya mendengar hal tersebut. "Kalian bertiga memang perhatian. Tapi cuma kak Wisnu doang yang bisa mengerti apa yang aku alami. Nggak ada yang menganggap aku istimewa kecuali kak Wisnu. Mereka malah berpikiran aku ini aneh," dia menunduk dalam setelah mengatakan kalimat terakhir.

"Kamu harus sabar. Mungkin suatu hari nanti mereka akan mengerti semuanya. Pokoknya kalau kamu mulai capek menghadapinya, ceritanya sama kak Wisnu aja,"

Sleeping beauty {END}Where stories live. Discover now