pengakuan

134 19 3
                                    


Frustasi serta diliputi amarah yang berkecamuk. Laki-laki itu tak berhenti menitikkan air mata yang keluar bersamaan dengan rasa sesalnya. Ia mengusap wajahnya dengan sangat kasar lalu kemudian berdiri dari posisinya yang semula terduduk di lantai.

Diliriknya sebuah tubuh yang tergeletak sudah tidak bernyawa disampingnya tersebut, berharap ini semua hanyalah mimpi buruk belaka. Namun sayangnya, ini terlalu nyata untuk sekadar buaian tidur. "Arghhhhhh," Mengerang keras, laki-laki itu menendang angin meluapkan emosi serta kekesalan yang menyesakkan dadanya. Lagi-lagi kakinya terasa lumpuh seakan mati rasa hingga dia tidak kuat menahan berat badannya dan kemudian jatuh bersimpuh di hadapan jasad perempuan tersebut.

Tangisnya semakin menjadi dengan dipenuhi rasa bersalah yang teramat. "Maafin gue, Lilly," ucapnya tertunduk dalam dengan suara bergetar nan lirih.

Alex tidak bisa menutupi luapan penyesalannya terhadap gadis itu. Gadis tidak bersalah yang dengan ketidakberdayaannya menyebabkan dia meninggal ditangan pak Galuh, ayah Alex sendiri. Andai waktu bisa diputar dan Alex bisa mengejar waktu itu, mungkin keadaan tidak akan seperti ini. Nahasnya saat itu dirinya datang terlambat dan pada akhirnya Lilly sudah tidak bisa tertolong lagi. Alex tidak menginginkan ini, tapi dia juga tidak dapat mengendalikan emosi sang papa yang seringkali lepas kendali setiap saat.

Sejujurnya, Alex tak pernah menyangka kejadian hari ini. Semuanya begitu tiba-tiba bahkan tanpa terduga. Dia juga sangat kaget tadinya kala mendapati papanya sudah mengamuk dan juga nekad menyerang Lilly. Entah apa yang sudah gadis itu lakukan sampai pak Galuh begitu tersulut amarah sampai membunuhnya, Alex juga tidak mengerti apa masalah mereka.

Hari itu, dia awalnya hanya ingin menemui sang papa di ruangannya untuk mengajaknya pulang bersama. Diperjalanan, Alex tak sengaja mendengar suara-suara gaduh yang membuat rasa penasarannya terpancing. Karena dirasa aneh, akhirnya dia memutuskan memutar jalan lalu  bergerak mengikuti sumber suara untuk memastikan keributan apa yang terjadi di waktu sore ketika semua mahasiswa pun dosen sudah pulang semua. Alangkah terkejutnya Alex ketika dia mendapati dengan mata kepalanya sendiri, sang papa sedang mencekik seseorang.

Tanpa berpikir panjang lagi, Alex segera berlari cepat lalu menerjang tubuh sang papa kemudian berusaha menyadarkan Lilly yang telah terkapar tak berdaya di sana. Wajah Alex begitu khawatir, apalagi ketika dia menyadari bahwa gadis itu sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan lagi. Belum selesai sampai disitu, kondisi papanya yang terlihat ketakutan juga membuatnya dilema. Sampai akhirnya Alex pun ikut melakukan sebuah kesalahan yang mungkin tidak bisa dimaafkan.

Alex sangat menyayangi papanya, dan rasa sayang itulah yang juga membuat akal sehatnya tumpul. Alih-alih melaporkan perbuatan sang papa ke pihak berwajib, Alex justru menyusun rencana lain yang tentu saja merugikan dan berakibat fatal bagi dirinya serta orang lain. Kala itu, Alex menyembunyikan jasad Lilly di dalam kelas sementara, sambil menunggu waktu hingga tengah malam. Tak lupa, dia sesekali mengecek keadaan sekitar kampus dan memastikan tempat tersebut benar-benar sepi. Demi melancarkan aksinya dia bahkan menyuruh satpam kampus untuk tidak melakukan tugasnya berjaga pada malam itu dengan alasan yang dia buat dengan mengatasnamakan kepemilikan hak orangtuanya.

Saat waktu menunjukkan tengah malam, Alex pun langsung memulai aksinya dengan membawa jasad Lilly secara diam-diam menuju rumah gadis itu. Dengan semua informasi yang dia dapatkan dari grup kelasnya kalau orang tua Lilly sedang sibuk mencari anaknya yang tidak pulang, Alex memanfaatkan situasi tersebut. Dia yakin kalau rumah Lilly sepi, untuk itulah dia merancang skenario nya dan menjalankannya dengan lebih mudah.

Dia membuat seolah-olah Lilly meninggal bunuh diri, yaitu dengan cara menggantungnya tepat di dalam kamar gadis malang tersebut. Saat itu yang ada dipikiran Alex hanya bagaimana papanya bisa bebas dari tuduhan. Dia tidak bisa mengendalikan kewarasannya hingga berbuat nekad seperti itu. Nyatanya tak disangka, ternyata rencananya tersebut tak sepenuhnya gagal, sebab sesaat setelah Lilly ditemukan meninggal keluarganya juga mendapati surat perpisahan yang ditulis langsung oleh gadis itu sebelumnya.

Sleeping beauty {END}Where stories live. Discover now