Part 37 - "Wanna play fifa?" -

Start from the beginning
                                    

Aku tidak tahan dengan ini semua. Aku terlalu sedih dan air mataku tidak bisa terbendung lagi. Aku segera memeluk Calum dan menangis di dadanya. Aku yakin kaosnya akan penuh dengan air mataku. Calum memelukku balik dan aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya.

"Violin, what's happening?" Tanya Calum masih penasaran. Dia mengelus rambutku dan tangannya yang satu lagi masih memelukku. Aku tidak bisa menjawab karena aku terlalu terisak. Aku tidak bisa ngomong walaupun hanya satu kata. "Okay, well i just moved to Luke's house. You know, we make a band. So let's go to my new house and talk about this."

Apa? Ke rumah Luke? Aku tidak bisa. Aku masih tidak mau bertemu Luke. Aku melepaskan pelukannya dan menarik nafas. Calum masih memegang pundakku. Aku menggelengkan kepala. "No. Calum. Just no,"

"What? It's okay, i'll always be near you," Ucap Calum.

Aku masih menggelengkan kepala. "I dont want to go to Luke's because... i dont want Luke to know about this and," Aku menarik nafas karena aku ngomong terlalu cepat. "I dont want to go home."

Aku melihat ke mata Calum. Aku merasa pusing sekarang karena aku terlalu cepat menggelengkan kepala. Tangan Calum masih di pundakku. Perlahan pengheliatanku buram dan aku tidak dapat mendengar apa yang Calum katakan. Oh no no jangan pingsan disini.

"Violin? What? What happen?" Suara Calum ngeblur dan aku terjatuh di depannya.

-------------------

"She'll be alright, trust me,"

"But what the hell actually happen to her?"

"I dont know, she hasnt told me when she's faint,"

"But it's been eight hours, she hasnt woken up. Fuck! I dont want something bad happen,"

"Man you just-"

"Just what? Be patient? Goddamnit! Save your bullshit!"

"Guys stop yelling!"

Aku mendengar pembicaraan di sebelah kiriku. Pembicaraan tiga orang atau lebih. Aku membuka mataku. Pengheliatanku masih buram dan aku melihat orang yang menghampiriku.

"Violin?" Aku masih belum dapat menyesuaikan pengheliatanku. Semuanya masih buram dan perlahan semuanya menjadi jelas. Ada Calum duduk di sampingku. "Luke, she just woke up!" Luke? Sebenarnya diamana aku. Aku melihat ke kanan dan kiri. Ini bukan tempat tidurku. Sepertinya aku pernah ke sini, ini tidak asing lagi. Kamar Luke.

"Cal," Aku memanggil Calum dengan nada lemah. Aku masih lemas jika aku suruh berbicara dan mataku masih berat untuk di buka.

Calum melihat ke arahku, "Yeah? You wanna drink?" Tawar Calum. Lalu aku mengangguk.

Calum berdiri dari tempat tidur. "Bro, dont talk about that. She still weak and need some rest," Ucap Calum kepada Luke lalu menepuk pundaknya sebelum dia pergi.

Luke melihatku lalu duduk di sampingku, di tempat tidur. "You look so weak," Luke tersenyum. Sudah lama aku tidak melihat senyumannya.

" I know," Jawabku. Suaraku masih agak serak karena aku benar-benar tidak niat untuk berbicara. Selimut Luke membuatku mengantuk. Selimutnya terlalu lembut. Aku tarik selimutnya menutupi badanku. "Your blanket, is so.... soft." Aku tersenyum kepada Luke.

Luke tertawa kecil, "So because of it you're weak?"

"Not weak, sleepy," Jawabku dengan simpel.

"So our princess has woken up?" Aku mendengar suara Michael yang datang dari pintu. Dia lalu mendekati kasur yang aku tiduir ini. "How's your feeling?"

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now