BAB 1

17.8K 435 5
                                    

Pagi hari di sebuah villa besar nan mewah dengan tiga lantai, terpampang jelas dari arah kejauhan ditengah kota.

Dengan beralaskan cat berwarna putih berpadukan kuning keemasan. Bisa terlihat hanya dari ujung sedotan saja semua orang dapat menafsirkan bahwa dengan memiliki rumah mewah saja sudah bisa membuat hidupmu menjadi sangat bahagia.

Akan tetapi, siapa yang tau kalau rumah bagus dan mewah saja tidak cukup untuk membuat seseorang bahagia, seperti yang dialami nyonya pemilik rumah ini.

Ya, dia adalah Muge. Seorang anak laki-laki yang baru saja menginjakkan kakinya di usia 18 tahun, tahun ini.

Walaupun usianya masih sangat muda, tetapi pemikirannya tidaklah sama seperti anak anak muda lainnya.

Disaat anak seumurannya sedang mencari kesibukkan entah itu bermain game, berpacaran, traveling, ataupun yang lainnya, Muge malah harus berjuang untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya yang terbilang sangat tidak baik-baik saja saat ini.

Nyonya? Bisakah anak laki-laki disebut nyonya?

Muge telah menikah dengan Rio Saputra, seorang pengusaha tampan yang sangat sukses, meskipun usianya masih terbilang muda yaitu 25 tahun.

Seperti biasanya, dipagi hari, jam weker telah diseting untuk berdering dipukul setengah 4 pagi.

Takk.. tangannya menyentuh tombol jam, dan otomatis mati. Matanya perlahan terbuka, bulu matanya yang cantik, panjang dan lentik terlihat jelas menyapu di setiap sudut matanya.

Muge bangun dan duduk sebentar di ujung tempat tidur, mencoba untuk mengumpulkan nyawanya. Saat meyakinkan dirinya bahwa tubuhnya sudah sepenuhnya pulih, dia pun berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah merasa segar, barulah dia bergegas menuju dapur.

Inilah rutinitas paginya, yaitu menyiapkan sarapan untuknya dan suaminya.

________

Saat semuanya telah selesai, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06:15. Muge bergegas membangunkan Rio untuk bersiap siap berangkat kerja.

Tidak lupa, Muge juga menyiapkan satu set pakaian kerja Rio. Dia telah mengetahui selera Rio, mulai dari pakaian, sepatu, dan dasi yang akan dipakainya untuk bekerja.

Saat bangunpun, Rio sudah tinggal mengenakannya saja, tanpa harus lelah untuk menggunakan sedikit kekuatan tubuhnya.

______

Di meja makan, tidak ada yang bersuara, dan Muge sudah terbiasa dengan hal ini. Dia sangat tau seperti apa tempramen suaminya itu, apalagi dalam pernikahan mereka, suaminya lah yang paling membencinya.

Saat keheningan terjadi, tiba tiba saja "trriiingggg" suara ponsel terdengar memenuhi seisi ruangan.

Tanpa ragu, Rio pun bergegas mengangkatnya.

"Baiklah, aku akan tiba sepuluh menit lagi untuk menjemputmu. Dan ingatlah untuk tidak berdandan berlebihan, kau tau kan, aku paling tidak suka ketika semua mata memandang kecantikanmu.." ucapannya menggoda, tetapi melirik tajam kearah Muge sembari tersenyum sinis.

Muge sangat mengerti maksud dari perilaku Rio, yaitu untuk membuatnya semakin membencinya dan akhirnya menyetujui perceraian yang telah diajukan oleh Rio dari sehari setelah hari pernikahan mereka diadakan.

Rio memandang licik wajah cantik Muge, terlihat jelas bahwa wajah itu sangat sedih dan putus asa, dan kebahagiaan pun terpancar dihatinya. Bukan apa apa lagi, ini sudah menjadi makanan sehari harinya. Rasa sedih dan cemburu sangatlah menyiksa dihatinya, tetapi mau bagaimana lagi, itulah takdir yang telah ditentukan untuknya.

Unperfect MarriageWhere stories live. Discover now