36. Nothing to Lose

355 60 53
                                    

Selamat Hari Ibu untuk para Ibu di seluruh dunia💏💑👨‍👩‍👦👨‍👩‍👧👨‍👩‍👧‍👦👨‍👩‍👦‍👦👨‍👩‍👧‍👧 dan untuk Ayah juga pastinya❣

Oke, selamat membaca😋😘

🦩🦩🦩

"Vio ... udah ayo, cepetan naik. Lo mau cosplay jadi mermaid apa gimana, sih?"

Fara yang masih berseragam high school kenamaan ibukota itu sudah jengah menunggu sahabat tercantiknya.

Di depan sana, tepatnya di dalam kolam renang, Flavio masih sibuk berenang dari tepi kolam ke tepi yang lain. Entah sudah berapa kali, dan entah sudah berapa jam.

Flavio sampai di tepi kolam, melepas kacamata renangnya dan mengusap wajah, mengatur napas. "Lo kalo brisik pulang aja sana."

"Astaga, teganya!" Fara mengelus dada dramatis. Tapi tak urung segera berlari mendekat memberi handuk untuk Flavio.

Jadi ceritanya, saat ini Flavio sedang meluapkan kekesalan karena telah kalah bertanding renang dengan Rega, teman sekelas Flavio dan Fara.

Dan buntungnya ... Flavio kalah. Kalah telak! Bagaimana tidak? Rega ini siswa kebanggaan sekolah mereka di olimpiade olahraga tingkat SMA. Unggulan provinsi dalam acara PON dan unggulan Indonesia di event SEA GAMES.

Segera ucap WOW!

"Vi, lo kan kemaren-kemaren udah menang basket dari Anton, menang memanah dari Cassandra, menang matematika dari Ilham, terus ... menang apalagi ya?"

Fara mengoceh panjang lebar sambil menunggu Flavio mengeringkan rambut dan badan. "Lagian ya, Vi ... apa kata dunia kalo seorang Rega kalah dari lo? Gak lucu!"

"Anton, Cassandra, Ilham, Bella ... semua udah pernah kalah dari gue di bidang mereka masing-masing, 'kan? Kenapa Rega enggak?" sungut Flavio.

"Yaelah, gak semua harus lo menangin, Vi." Fara ingin memulai aksi ceramah, namun ia dibuat ketar-ketir saat melihat tatapan tajam Flavio.

"Hehe ... maksud gue itu gini, Vi." Fara menyamankan duduknya menghadap Flavio. "Lo kan pinter nih, berbakat, apa-apa bisa ... bahkan gak perlu effort berlebih, iya gak? Iya, 'kan?"

"Nah, saran gue ... untuk kekalahan lo kali ini, ikhlasin aja, oke?"

"Udah pidatonya?"

"Buset. Ampe berbusa mulut gue, Vio!" Fara mengacak rambutnya frustasi. "Dahlah, ayo pulang."

Flavio mengangguk, "gue ganti baju dulu."

Saat Flavio dan Fara bangkit dari posisi mereka, seorang siswi datang beserta kelima antek-anteknya. Namanya Sisil.

Siswi yang entah mengapa selalu suka mencari masalah dengan Flavio itu kini berjalan dengan gaya angkuhnya yang benar-benar ... ingin Fara siram air sekolam.

"Hai, Vio, gimana? Akhirnya ... gue bisa liat kekalahan lo hari ini." ucap Sisil jumawa.

Flavio mendengus dengan senyuman miring, "jadi lo yang nyuruh Rega tanding sama gue?"

"Yups! Kalo bukan gue emang siapa lagi yang berani terang-terangan jadi musuh lo?"

"Sisilia laknat!" Fara menyinsing lengan seragamnya dan bersiap menghampiri Sisil dengan amarah. Namun Flavio sigap menahan lengan Fara.

Padahal kelima antek-antek Sisil sudah memasang ancang-ancang. Dan si Sisil umbel itu juga semakin mendongakkan dagu sampai Fara berdoa dalam hati agar copot itu dagunya.

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now