22. Paket Misteri

477 93 89
                                    

Hari ini terhitung hari keenam semenjak Flavio berbincang serius dengan Fara perihal masalah gadis itu dengan papinya.

Dan sudah hampir seminggu ini pula, Fara tidak pulang ke rumah Higashino. Tidak ada kabar, entah apa yang terjadi, tapi Flavio yakin Fara sudah cukup dewasa untuk menghadapi permasalahannya sendiri.

Semoga semua baik-baik saja dan Fara dengan papinya segera menemukan jalan keluar terbaik.

Sementara itu, Flavio kini mulai disibukkan dengan pengevaluasian karyawan setelah tugas rekrut selesai empat hari yang lalu.

Iya, hasil interview sudah keluar, dan hasilnya... Radit Handika masuk! Yeay, Flavio memang setidak menghiraukan itu tentang masukan Ax sebelumnya.

Alhasil, selama empat hari ini pula, Ax terus datang ke kantor. Katanya sih ingin menjaga Flavio dari serangga. Kalian tau maksud serangga itu?

Dan kini, seorang lelaki dengan setelan kantor rapi, wajah tampan berseri-seri, parfum wangi, senyum menawan sana-sini, berjalan layaknya model di atas catwalk.

Senyumnya tak pudar sejak dari parkiran sampai masuk lobi dan mendapat banyak sapaan dari karyawan Higashino Corp.

Bahkan ketika langkahnya tak sengaja berpapasan dengan Radit si serangga yang Ax maksud pun, bibirnya tetap menyunggingkan senyum. Namun tentu senyuman beda arti.

"Alih profesi jadi kurir?" Sindir Radit melihat dua box makanan di dalam kantung kresek yang menggantung di tangan kiri Ax. Sedang tangan kanannya memegang tas laptop.

Ax berdecih mendengar sindiran karyawan baru yang menurutnya songong itu. "Yeah, kurir untuk Ibu Flavio. Jaga-jaga, takut ada orang sok perhatian yang memberikan bekal makan siangnya." Balas Ax.

Muka Radit memerah, mengerti maksud ucapan itu. "Jangan mengganggu pekerjaan orang. Ibu Flavio sedang sibuk."

Ax tersenyum tipis, "jangan mengganggu jalan saya, Ibu Flavio yang terhormat sedang membutuhkan asupan sekarang. Permisi." Kandas Ax sebelum melanjutkan langkah menuju ruangan Flavio.

🦩🦩🦩

Ceklek

Pintu ruangan terbuka, membuat seorang gadis yang berada di dalam mendesis pelan, sudah sangat hafal  dengan tingkah pelakunya.

Jika diingatkan pun jawabannya sangat menyebalkan, jadi lebih baik diam saja.

"Paket dari ayofood datang, Nona."

Dasar Axelsen! Ada saja tingkahnya setiap masuk. Flavio melirik sekilas, dan tanpa diminta sebuah tarikan di sudut bibirnya membentuk senyuman tipis yang manis.

Ax masuk, duduk di sofa setelah meletakkan box makanan yang ia bawa. Flavio mengamati dalam diam. Lelaki itu membuka laptop dan jemarinya mulai sibuk di atas keyboard.

Aneh. Biasanya Ax akan lebih suka duduk tengil sambil memandang dirinya dan melontarkan kata-kata ajaib yang membuatnya jengkel. Tumben sekali sekarang sok sibuk.

Tapi lebih aneh lagi, ada sedikit rasa tidak rela mengetahui dirinya diabaikan oleh Ax seperti ini. Apa lelaki itu lelah ia abaikan? Atau mungkin sedang banyak pikiran saja, lalu melampiaskannya ke pekerjaan?

Ax kan begitu kalau sedang galau. Ah sudahlah, tapi hei Flavio... untuk apa kau sampai segusar itu, hm?

Untuk kembali fokus pada tugasnya saja Flavio tidak bisa karena sudah lima belas menit berlalu dan Ax sama sekali tak bersuara.

Ragu, Flavio menggit bibir, "Ax?" Panggilnya.

"Hm?"

Tuh kan... acuh sekali jawabannya. Matanya yang selalu menatap Flavio hangat tadi hanya meliriknya singkat. Ada apa dengan lelaki itu?

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now