35. Tantangan

365 50 22
                                    

Flavio keluar kamar, menuruni anak tangga. Tujuannya adalah ke dapur untuk membuat matcha seperti biasa.

Namun langkahnya dihentikan oleh pasangan suami istri ter-sweet abad ini, Edgar dan Jesselyn.

"Dek."

"Kenapa? Kak Jess nyidam aneh apa lagi?" ketus Flavio setelah duduk di sofa seberang kedua kakaknya.

Jesselyn yang sedang mengelus perut terusik dengan ucapan adik iparnya. "Gak sekarang, jadwalnya besok."

"Dih, emang nyidam ada jadwalnya?"

"Ada."

"Bisa gitu?"

"Bisa."

Edgar tertawa puas menyaksikan keakuran istri dan adiknya. Entah kenapa semenjak Jesselyn hamil, istrinya itu gemar sekali mendebat Flavio.

Flavio yang biasanya cuek pun jadi lebih sering meladeni omelan-omelan Jesselyn. Tepatnya setelah nyidam aneh Jesselyn kala itu.

"Dek, Kakak mau tanya."

"Tanya apa?"

"Kamu sekarang ... masih mau ke kantor?" tanya Edgar hati-hati.

Flavio tampak diam beberapa saat. Edgar yang mengerti langsung melanjutkan ucapannya, "kalo kamu emang sulit balik kantor setelah kejadian Sarah itu ... its oke."

"Its oke?" beo Flavio. "Te- terus, tim HRD apa kabar?"

"Gapapa, nanti Kakak yang urus."

"Ta- tapi, Kak-"

"Kakak denger kontribusi kamu di Safty," Edgar tersenyum. "Kakak bangga." lanjutnya.

Mulut Flavio terbuka lebar, ia ternganga. Sebentar, ini benar Edgar kakaknya?

"Ka- Kak Edgar gak marah Vio gak mau balik kantor?"

"Kenapa Kakak harus marah?"

"Hah? Serius?"

Edgar mengangguk yakin, "Kakak tahu kamu cerdas dan berbakat. Tapi kantor bukan dunia kamu. Mulai sekarang kamu bebas ngelakuin apa yang kamu suka tanpa terikat dengan pekerjaan kantor."

Flavio megap-megap susah napas. Ia tak menyangka kalimat ini akan keluar dari mulut seorang Edgar Higashino, kakaknya.

"Terus Mama?"

"Mama itu ibu paling pengertian di dunia, terlepas dari semua aturan yang selama ini Mama terapin untuk kedisiplinan kita."

"Hah, syukurlah. Kenapa gak dari dulu, Tuhan?" gumam Flavio lega.

Jesselyn mengusap lembut tangan suaminya. Ia tahu Edgar melakukan ini untuk mendapatkan kembali kepercayaan adik tersayangnya yang sempat ia kecewakan.

"Tapi suatu saat kalo kantor ada masalah Kakak butuh kecerdasan kamu."

"Siap!" jawab Flavio cepat dengan tangan hormat. Edgar dan Jesselyn terkekeh.

"Kak."

"Hm?"

"Radit ... apa kabar?"

Sebelah alis Edgar terangkat, "kenapa tanya dia?"

"Vio tahu Radit yang paling terlibat banyak di masalah kemaren. Tapi biar gimanapun, dia cuma robot, 'kan? Dia pasti-"

"Kakak tahu kekhawatiran kamu. Dia sekarang bersama Sarah. Masa depannya terjamin kalau dia tidak macam-macam."

Flavio manggut-manggut, "syukurlah. Vio cuma gak mau jadi alesan orang lain hidup susah."

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now