18. Daftar Kontak

523 128 92
                                    

Sambil dengerin suaranya Raisa enak banget aslii😄

And... selamat membaca ya😘

Tandain typo boleh👍

🦩🦩🦩

Kau datang dan jantungku berdegup kencang
Kau buatku terbang melayang
Tiada ku sangka getaran ini ada
Saat jumpa yang pertama

Mataku tak dapat terlepas darimu
Perhatikan setiap tingkahmu
Tertawa pada setiap candamu
Saat jumpa yang pertama

Could it be love, could it be love
Could it be, could it be, could it be love
Could it be love, could it be love
Could this be something that i never had

Could it be love

Seorang gadis yang berdiri di atas panggung kecil di dalam kafe itu begitu menarik perhatian semua orang. Gadis itu sedang menunjukkan kebolehannya bermain gitar sambil bernyanyi.

Wajahnya ayu khas Eropa dengan beberapa polesan Asia. Pembawaannya anggun, ditambah dengan outfit mentereng, aish... siapa yang tidak terkesima.

Axelsen saja mabuk kepayang di buatnya. Axelsen senang Flavio mau mengikuti sarannya untuk tidak perlu lagi memikirkan bagaimana asumsi publik.

Jika memang benar Flavio tidak ingin disanjung hanya karena bernama belakang Higashino, maka buktikan saja kemampuan lain yang dimiliki.

And yeah... Flavio sekarang tengah menghibur para pelanggannya yang asik menggoyangkan badan mengikuti alunan musik dari lagu milik Raisa tersebut.

Lagu selesai, masih dengan senyum mengembang, Flavio menunduk hormat mengakhiri performanya. Pengunjung menyambut dengan riuh tepuk tangan.

"Serasa real banget sih lagunya," Axelsen memberi komentar sambil mengacak pelan puncak kepala Flavio saat gadis itu menghampirinya dengan senyuman.

"Iya dong. Berarti penghayatan gue bagus."

"Oh... yakin cuma karena penghayatan? Kayaknya dari hati terdalam loh itu," Ax masih sibuk menggoda.

"Ya, ya... dari hati terdalam seorang Flavio untuk Axelsen." Balas Flavio sekenanya. Membuat Ax terkekeh dan kembali mengacak gemas rambut gadis yang mulai manis padanya tersebut.

"Ax?"

"Ya,"

"Lo lama di Indonesia, gimana sama pekerjaan lo di sana?"

"Ada pengganti sih,"

"Jangan terlalu mudah percaya sama orang, perusahaan besar kan?" Flavio berkata serius, namun justru wajahnya teramat menggemaskan dengan ekspresi tersebut.

Ax menyandarkan punggung di sandaran kursi, mengukur pelipis, berpikir bagaimana cara menjelaskan ini pada Flavio.

"Lo sebenernya ngira gue ini kerja apa di sana?"

"Punya perusahaan kan?"

"Bukan, Flavio."

"Terus?"

"Gue salah satu direktur, masuk jajaran direksi."

Penjelasan yang Ax kira akan terkesan rendah ini justru membuat Flavio menganga. "Lo sepinter apa sih, Ax? Masuk jejeran direksi di perusahaan Inggris, pasti saingannya orang-orang hebat semua kan ya?" Tanya Flavio lucu.

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now