Dua Puluh Delapan

557 68 34
                                    

"Imo dan Samcheon, saya meminta izin untuk menikahi Yoongi."

Orang tua Yoongi bertatapan karena terkejut dengan perkataan Taehyung.

"Tunggu sebentar. Taehyung-ah, coba ulangi sekali lagi kalimatmu barusan. Mungkin Samcheon salah mendengar."

"Imo dan Samcheon, saya meminta izin untuk menikahi Yoongi," ujar Taehyung dengan suara mantap sebelum bersimpuh di hadapan orang tua kekasihnya itu. "Saya tidak main-main dengan ucapan saya. Saya mohon restu dari Imo untuk menikahi Yoongi."

"Yoongi-ah?"

"Ya, Eomma?"

"Kau...apa kau...hamil?"

"Ha? Tidak. Tidak. Kami tidak berbuat sejauh itu."

Nyonya Min terlihat lega.

"Sebenarnya ada alasan apa? Tidak mungkin kan tiba-tiba kau berpikir menikahi putra kami begitu saja."

"Sebenarnya karena Abeoji ingin saya pindah ke Amerika untuk meneruskan pendidikan dan belajar mengenal perusahaan selama beberapa tahun. Saya tidak ingin berjauhan dengan Yoongi untuk waktu yang lama. Karena itu, saya ingin menikahinya."

"Apa Yoongi bersedia?"

Taehyung menggaruk tengkuknya.

"Sejujurnya saya malah belum bertanya," ungkap Taehyung dengan senyum malu.

Tuan Min terkekeh singkat sebelum menatap putranya.

"Bagaimana tanggapanmu?"

"Itu....Appa, aku sebenarnya...." Yoongi menoleh ke arah Taehyung, "aku tidak bisa menjawab sekarang. Aku bingung."

Taehyung menghembuskan nafas. Ia sadar telah bertindak gegabah namun bagaimanapun juga, ia sempat berharap Yoongi akan menyetujui ide gilanya.

"Taehyung-ah, Samcheon dan Imo juga pernah seusia kalian dan merasakan jatuh cinta sampai-sampai ingin selalu bersama dengan orang tersebut. Tapi, menikah bukan hal sederhana yang bisa diputuskan dalam waktu singkat. Ada beberapa pertimbangan sebab sebaiknya hanya sekali seumur hidup. Paham, kan?"

Taehyung mengangguk.

"Imo menyukaimu dan tidak keberatan kalian bersama karena kau pemuda yang baik, Taehyung-ah. Tapi, pikirkan masak-masak tentang semuanya. Bagaimana sekolah kalian, mau tinggal di mana, bekerja di mana, dan lain-lain. Bicarakanlah dengan orang tuamu dulu. Minta pendapat mereka. Paham?"

Taehyung mengangguk.

"Paham, Imo."

---

Yoongi berkali-kali menoleh dan mengamati Taehyung yang tengah menyetir kendaraannya kembali ke Seoul. Sejak meninggalkan Daegu, Taehyung belum membuka mulut sama sekali.

"Maaf," ujar Yoongi.

"Tidak apa-apa."

Taehyung kembali memusatkan perhatian pada jalanan di depannya. Mereka hanya perlu menempuh setengah jam lagi sebelum tiba di rumah.

"Aku mengecewakanmu."

"Lupakan saja. Lagipula ideku tidak masuk akal."

Yoongi membuang pandangan ke luar. Ia mencoba berandai-andai dirinya menikah dengan Taehyung lalu ikut pindah ke Amerika. Jauh dari orang tuanya, kampung halamannya, semuanya. Terasa menakutkan baginya yang hanyalah seorang remaja.

"Aku selalu menganggap diriku masih anak kecil sehingga tidak pernah membayangkan pernikahan. Ketika kau mengusulkannya, aku tidak tahu harus menanggapinya bagaimana karena aku benar-benar bingung. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa atau mengatakan apa."

F4Where stories live. Discover now