Delapan Belas

723 91 39
                                    

Taehyung membuktikan ucapannya yang mengatakan akan mengantar-jemput Yoongi. Ia menunggu di depan ruang kelas Yoongi, menemaninya selama jam istirahat, mengantarnya pulang, menjemputnya di rumah, dan berada di dekat Yoongi sesering mungkin.

"Apa kau bermusuhan dengan teman-temanmu di F4?"

"Tidak."

"Apa mereka memecatmu dari F4?"

"Tidak."

"Terus kenapa kau tidak pernah bersama mereka lagi? Kenapa kau mengikutiku terus?"

"Karena kau kekasihku."

"Kapan aku setuju dengan itu?"

Taehyung memicingkan mata ke arah Yoongi yang menantangnya dengan mengangkat dagu tinggi-tinggi.

"Bilang saja kau juga menyukaiku dan terima keberuntunganmu disukai orang setampan aku. Gampang, kan?"

Yoongi mengeluarkan suara dengusan yang sangat tidak elit.

"Jorok."

"Kenapa? Membuatmu tidak jadi menyukaiku?"

"Dalam mimpimu!"

Yoongi bersedekap.

"Apa sih susahnya menjalin hubungan denganku? Banyak orang ingin dekat denganku misalnya orang gila yang kau pilih sebagai teman itu."

"Yeji Noona tidak gila. Dia cuma....."

"Cuma apa? Terobsesi sampai tega menyakiti semua yang ada di dekatku termasuk kau?"

Yoongi membuang pandangan ke luar jendela. Taehyung yang melihatnya pun berusaha mengalah dan tidak memperpanjang pembicaraan mengenai Yeji.

"Katakan aku harus mendekatimu seperti apa?"

Yoongi menoleh ke arah Taehyung kemudian mengedikkan bahu.

"Entahlah. Aku juga tidak tahu. Aku belum pernah pacaran. Tapi, mungkin kau bisa mengurangi sedikit sikap posesifmu."

Taehyung menatap Yoongi bingung seolah-olah ia baru saja berbicara dalam Bahasa Mars.

"Misalnya, bagaimana kalau kau tidak usah mengantar dan menjemputku setiap hari? Hmm satu atau dua kali saja. Senin atau Jumat."

"Oke, kalau begitu aku kirim mobil ke rumahmu besok pagi. Kau perlu sopir?"

"Aku menyerah bicara denganmu!" seru Yoongi sambil menarik-narik rambutnya. Taehyung meliriknya singkat sambil mengulum senyum geli.

---

"Kenapa kita di sini?" tanya Yoongi saat Taehyung mengajaknya masuk ke sebuah toko perhiasan yang terkenal di kalangan orang-orang berduit.

"Panen kentang."

"Ha?"

"Tentu saja beli sesuatu." Taehyung dengan tenang menautkan jemari mereka dan menuntun Yoongi ke sofa empuk di sudut ruangan. "Duduklah."

Setelah Yoongi dan Taehyung duduk, seorang pria berjas abu-abu mendekat dan membungkuk hormat.

"Selamat datang, Tuan Muda Kim. Senang melihat Tuan Muda di sini."

Taehyung mengangguk singkat, membuat Yoongi ingin memukul kepalanya karena tidak sopan.

"Bawakan pesananku."

"Baik, Tuan Muda. Mohon tunggu sebentar." Pria berjas abu-abu itu berbalik dan kembali tak sampai satu menit kemudian. Ia menyerahkan sebuah kotak kepada Taehyung. "Silakan, Tuan Muda."

Taehyung membuka kotak di tangannya, sengaja menutupi isinya dari Yoongi yang berusaha menjulurkan kepala untuk melihat.

"Lama-lama kau bisa jadi seperti llama," sindir Taehyung pada Yoongi.

F4Where stories live. Discover now