Dua Puluh Dua

616 77 32
                                    

Yoongi tengah duduk di salah satu kursi di tepi jalan. Ia menengadahkan kepala dan menatap kegelapan malam. Tak ada satupun bintang yang menghiasi malam, membuatnya merasa makin merana.

Ia lelah bekerja seharian di dua tempat berbeda. Bahkan pada akhir minggu ini pun ia tak dapat bersantai-santai di kasur sebab ia setuju menerima tawaran pekerjaan serabutan lainnya. Namun bayangan kedua orang tuanya membuat Yoongi menguatkan diri. Tak apa ia lelah dan kehilangan waktu istirahat, yang penting keluarganya bisa makan.

"Aku harus pulang. Eomma dan Appa akan kuatir kalau aku terlambat," gumamnya setelah menghabiskan waktu beberapa menit untuk beristirahat.

Yoongi meneruskan langkah. Tinggal satu blok lagi maka ia pun akan sampai di rumah bibinya yang ia tempati bersama orang tuanya. Ia tersenyum tipis sebab bersyukur mereka memiliki atap untuk berteduh walaupun harus sedikit menulikan telinga karena bibinya tidak begitu saja ikhlas mengizinkan mereka tinggal di sana.

"Imo, aku akan membayar uang sewa pada Imo setiap akhir bulan."

"Memang harusnya begitu! Jangan harap kalian bisa tinggal gratis di sini. Aku membeli rumah ini dengan uangku sendiri. Aku tidak akan membiarkan siapapun, bahkan keluarga sendiri, menumpang cuma-cuma!"

Begitulah ucapan Sang Bibi yang merupakan adik kandung ibunya. Sedangkan ibu Yoongi sendiri hanya mampu menghela nafas mendengar perkataan adiknya yang seakan melupakan jerih payahnya menyekolahkan Sang Adik hingga menyandang gelar S2.

"Eomma rasa sebaiknya kita mencari rumah lain yang bisa disewa. Eomma tidak mau kau terus dirongrong bibimu kalau kita tinggal di sini."

"Tidak apa-apa, Eomma. Lebih baik di sini. Lagipula kalau menyewa rumah lain, harganya bisa jadi lebih mahal."

Yoongi menghela nafas berkali-kali sepanjang jalan. Ia berkhayal bagaimana rasanya menjadi salah satu dari anggota F4. Kelihatannya menyenangkan tak perlu kuatir kekurangan uang dan selalu mampu membeli apapun yang diinginkan. Seperti Taehyung yang tiba-tiba membelikannya gelang mahal.

"Kim Taehyung......kau sedang apa kira-kira? Bodoh tidak kalau kukatakan aku ingin bertemu denganmu sekarang?" pikirnya sebelum mendengus. "Lebih baik begini, tidak bertemu dengannya. Aku tidak mau dia ikut terseret dalam masalah. Hubungannya dengan ibunya sudah cukup memprihatinkan. Tidak perlu kuperparah."

Yoongi berbelok dengan pandangan tertunduk, tak menyadari seseorang yang memperhatikannya dari jarak beberapa langkah di depan Yoongi. Yoongi hendak membuka pagar namun langsung dikagetkan oleh sebuah suara.

"Pendek!"

"Aaaaa!" jerit Yoongi. Ia berbalik, dengan tangan memegangi dada, dan berhadapan dengan sosok yang baru saja ia lamunkan.

"Apa begitu caramu menyambut kekasih yang sudah berhari-hari tidak kau lihat?" Taehyung berujar dengan nada dingin

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Apa begitu caramu menyambut kekasih yang sudah berhari-hari tidak kau lihat?" Taehyung berujar dengan nada dingin. 

"Kim Taehyung?"

F4Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum