Dua Puluh Empat

588 69 33
                                    

Taehyung menatap bayangannya di cermin. Seperti biasa, ia terlihat tampan. Namun hari ini, tak ada kehidupan di matanya. Yang ada hanya sorot hampa, padahal ini adalah hari pernikahannya.

Pintu ruang ganti terbuka dan masuklah  Sang Ibu dengan penampilan anggun namun di mata Taehyung justru terlihat seperti Medusa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu ruang ganti terbuka dan masuklah  Sang Ibu dengan penampilan anggun namun di mata Taehyung justru terlihat seperti Medusa.

Bae Joohyun berdiri di hadapan putra sematawayangnya dan tersenyum cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bae Joohyun berdiri di hadapan putra sematawayangnya dan tersenyum cerah.

"Kau memang tampan sejak lahir, Sayang. Ayo tersenyum supaya semakin tampan. Tapi kenapa kau memilih pakaian serba hitam? Ini kan hari pernikahanmu. Seharusnya putih atau warna lain yang lebih cerah."

Taehyung menunduk menatap Sang Ibu.

"Ini hari berkabung bagiku," ujarnya singkat sebelum berbalik dan menjauh dari ibunya.

---

"Jangan memasang wajah seperti itu. Tersenyum! Apa kau mau membuat orang tuamu malu, ha?" Nyonya Park, ibu kandung Jimin, menegur putranya yang memilih diam sejak tadi.

Jimin menelan ludah dan berusaha menampilkan senyuman seperti yang diperintahkan orang tuanya.

"Pastikan kau terus begini sepanjang acara!" titah Sang Ayah dengan tatapan dinginnya. "Kau tahu hukuman berat menantimu kalau kau tidak mematuhi kami."

Jimin mengangguk singkat namun sedetik kemudian, ia meringis karena Sang Ayah menarik rambutnya dengan sekuat tenaga.

"Apa kau mendadak bisu, ha?"

"Tidak, Abeoji. Maafkan aku," lirih Jimin. Tuan Park menyentak lepas rambut putranya, tak peduli beberapa helainya terlepas.

"Dasar anak bodoh tidak ada gunanya! Kalau sejak dulu kau bisa menggenggam Taehyung, semua ini tidak perlu terjadi."

Jimin masih membisu. Ia melihat orang tuanya meninggalkan ruangan, membuatnya menghembuskan nafas lega. Ia mengangkat wajah dan memperhatikan pantulannya di cermin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
F4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang