Dua Puluh Enam

718 74 22
                                    

"Terima kasih, Yoongi-ah."

"Sama-sama, Halmeoni." Yoongi membantu nenek Taehyung berbaring di tempat tidur sementara pemuda itu membantu Sang Kakek. "Bantalnya perlu ditambah?"

"Begini saja. Aaahhh....nyaman sekali bisa istirahat di rumah."

Yoongi tersenyum sebelum ia dan Taehyung pamit agar keduanya beristirahat.

"Ikut ke kamarku."

"Kenapa?"

"Kau bilang kita perlu meluruskan beberapa hal. Jangan ditunda lagi."

Yoongi mengangguk dan berjalan bergandengan tangan dengan Taehyung menuju kamar pemuda tersebut. Ketika pintu dibuka, ia melihat tiga sahabat Taehyung serta Jimin duduk di tepi tempat tidur dan sofa.

"Semua sudah di sini. Kita langsung mulai saja."

Yoongi mendengus geli.

"Kau seperti sedang memimpin rapat," ujarnya. Taehyung menoleh dan tersenyum ke arah Yoongi, tak lupa mengusap kepalanya dan membubuhkan kecupan di sisi kiri kepala Yoongi.

"Jadi, aku tidak ingin meneruskan perjodohan kita." Taehyung berujar sambil menatap Jimin. "Hyung, maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukannya. Hati kita sama-sama milik orang lain. Kita hanya akan menyakiti diri sendiri dan orang yang kita cintai jika memaksa untuk terus."

Jimin menunduk sesaat sebelum mengangkat kepalanya kembali dan menampilkan senyuman.

"Terima kasih, Tae. Kau membantuku sadar hatiku berdenyut untuk siapa," jelas Jimin yang setelahnya menolehkan kepala ke arah Jungkook yang memasang wajah datar sambil sibuk dengan ponselnya. "Ya, walaupun aku perlu berusaha lebih keras lagi. Karena seseorang yang kumaksud itu sepertinya masih marah padaku."

Namjoon dan Junmyeon mendengus melihat Jungkook yang berusaha tak terpengaruh dengan ucapan Jimin, walaupun ia menggoyang-goyangkan kaki semakin cepat.

"Sudah, Kook, tidak usah jual mahal. Jimin Hyung pergi lagi, kau juga yang akan menangis," sindir Namjoon yang diangguki Junmyeon.

Jungkook melirik kedua Hyung-nya dengan tatapan tajam, membuat Namjoon dan Junmyeon semakin menyindirnya.

"Bagaimana menurutmu, Kook?" tanya Taehyung. "Sesuai keinginanmu, kan?"

"Hm."

Taehyung mendengus geli. Ia menatap Yoongi dan menggenggam tangannya.

Cup!

Taehyung mengecup telapak tangan Yoongi dan menempelkannya di pipi.

"Ternyata tidak sesulit yang kubayangkan."

Yoongi tersenyum menampilkan gusinya.

"Aku bahagia," lirihnya.

"Aku juga." Taehyung menunduk dan memagut bibir merah kesukaannya, mengacuhkan segala bentuk protes orang-orang di sekeliling mereka.

Ketika pagutannya terlepas beberapa menit kemudian, Taehyung mengusap lembut pipi Yoongi.

"Aku ingin memelukmu sepanjang malam."

"Dan aku tidak akan melarangnya."

Taehyung tersenyum lebar sebelum bangkit dan menggendong Yoongi tanpa kesulitan. Ia merebahkan kekasihnya dengan pelan di atas kasur empuk miliknya. Ia membuka jas dan melemparnya begitu saja sebelum bergabung dengan Yoongi.

"Tidak mandi dulu?" tanya Yoongi yang sudah bergelung manja di pelukan Taehyung.

"Tidak. Aku terlalu merindukanmu. Ingin langsung memelukmu," Taehyung mengeratkan pelukan dan mengecup dahi Yoongi, "seperti ini."

F4Where stories live. Discover now