Di dunia asli, kau hanya akan menemukan pria bajingan yang berkamulfase ke dalam manifestasi yang kau harapkan.

Namun Alana tidak ingin mengingat kembali memori hitam yang pernah ia alami bersama seorang pria di pulau eksotis ini. Dia berharap, dia tidak akan pernah lagi bertemu dengan pria sialan yang telah membuatnya menyandang status janda selama dua tahun terakhir ini!

"We are almost at the private house that has been prepared by Mr. Mike, Sir." Suara Nicholas langsung memecah keheningan pagi yang tercipta-membuat Alana menoleh kilas ke arahnya, sementara Theo hanya mengerjapkan mata, tidak peduli. Ya, Theo tahu jika Mike pasti sudah menyiapkan tempat tinggal yang nyaman untuknya, dan mungkin Mike juga telah menyiapkan sebuah villa untuk ditinggali oleh Alana-karena tidak mungkin jika dia harus tinggal di bawah atap yang sama dengan wanita lain selain Lilly.

Sial!

Sudah berapa kali ia mengingatkan diri jika dia tidak ingin berhubungan dengan wanita lain selain Lilly?!

Tak lama, mobil berhenti di depan sebuah gerbang kayu dengan tanaman tropis yang berjajar di samping kanan dan kirinya, menambah kesan asri yang begitu kental.

"We've arrived, Sir," ujar Nicholas sebelum ia melepas seat belt yang melingkari tubuh dan keluar dari dalam mobil, membukakan pintu untuk Theodore. Masih dengan kebungkaman yang nyata, Theo turun dari dalam mobil dan mengamati lokasi sekitar. Letak rumah yang disiapkan oleh Mike ini terbilang strategis, mengingat ia melihat beberapa gedung mall, bar dan restoran yang dibuka tak jauh dari sini.

Meski terletak di tempat strategis, namun suasana di sekitar rumah ini terbilang sepi. Di sepanjang mata memandang, Theo hanya melihat hamparan sawah hijau dengan beberapa bangunan rumah yang hampir serupa di sebelahnya. Akan sangat menyebalkan jika dia harus keluar di malam hari di tempat seperti ini.

"Please come in, Sir." Suara Nicholas lagi-lagi menginterupsi Theo, membuatnya sedikit terkejut dengan kedatangan pria muda yang kini sudah membawa serta koper Alana di tangan. Theo mengernyitkan dahi heran melihat Nicholas yang seperti itu.

"Why did you bring that thing with you?" tanya Theo sambil menujuk koper Alana dengan dagunya. Alana yang baru turun dari dalam mobil pun segera menghampiri Nicholas, berusaha untuk menyelesaikan kesalahpahaman sang atasan.

"Nick, tolong bawa kembali saja koperku ke dalam mobil. Aku akan tinggal di apartemen pribadiku saja," ujar Alana dengan senyuman manis yang memikat. Nicholas sempat gelagapan melihat senyuman cantik itu, namun dia segera mengangguk mengerti.

"Baik, Miss."

Alana lalu menatap Theodore.

"Anda tenang saja, Sir. Selama di sini, saya akan tinggal di apartemen saya sendiri. Semua jadwal Anda akan saya siapkan begitu Anda selesai beristirahat." Alana memberi penjelasan yang singkat dan jelas. Theodore hanya menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, itu bagus. Kita masih memiliki waktu dua hari sebelum pesta Mike dilaksanakan. Untuk pekerjaan yang lain, kau bisa menghubungi via email saja." Theodore akhirnya membuka suara setelah cukup lama bungkam sejak turun dari pesawat.

"Baik, Sir. Saya mengerti," balas Alana. Tak lama Nicholas kembali menghampiri, membuka kunci gerbang rumah dan mempersilakan Theo untuk masuk.

"Sir, if you need anything, you can call me directly." Nick kembali mewanti Theo sebelum ia pergi. Theodore mengangguk.

"I think this afternoon I'll go to the mall to look for gifts," ujar Theo yang memang sudah berencana membeli hadiah sebagai bentuk ucapan selamat untuk Mike.

The Escapes of MistressWhere stories live. Discover now