Selaras 15

2 0 0
                                    

Aku menatap langit, cahaya bulan yang menyapu seluruh area taman dan memantulkan gemerlap dari dedaunan muda yang mengkilat, membuat suasana terasa misterius. Seperti dalam serial film thriller hollywood yang menampilkan layar gelap dengan sorot langit yang membuat penonton kesulitan mengidentifikasi lokasi. Embusan napasku meluncur bebas, menguarkan asap tipis ke udara yang kemudian lenyap. Tidak benar-benar hening karena suara kendaraan yang berlalu-lalang dari sisi gedung terdengar cukup jelas di sini. Pun erikan jangkrik dari hutan di seberang taman ini menambah kesan malam yang menggantung.

Pria paruh baya di sebelahku sama sekali tidak bergerak, tidak juga bertanya. Ia tetap diam menungguku untuk menjawab pertanyaanya. Keterdiaman membuat otakku kembali bermain liar bersama setan-setan kurang ajar yang masih enggan meninggalkan jasad muda ini.

Aku menatap Paman Leon dengan serius dan tajam. "Kalau aku yang mengatakannya, apakah paman akan percaya padaku?"

Pria itu mengendikkan bahu. "Tergantung," ucapnya singkat, kemudian tatapannya beralih pada lalu lalang orang-orang di koridor bangunan yang berjarak sekitar sepuluh meter dari tempat kami duduk. "Keputusan apa yang akan kau ambil."

Aku tersenyum sesaat, kemudian menunduk sembari memainkan jariku yang tampak memutih akibat gugup.

"Paman sudah lihat benda yang dibawa Tuan Stamfold, 'kan?" Paman Leon mengangguk sesaat.

"Itu benda yang dititipkan pada Rosela untuk membantu penyembuhan Seraphine. Ro bilang, Bunda yang memberikannya. Aku tidak tahu apakah 'bunda' yang dia maksud sama dengan Bunda, tapi apa yang Ro lihat benar-benar membuatku takut—maksudku soal ritualnya—sampai aku selalu berpikir apakah ini termasuk dalam sebuah pengorbanan."

"Lalu?"

Aku mengembuskan napas, kemudian mengendikkan bahu. "Aku bertanya-tanya, apa hubungan Sera dengan Bunda."

Paman Leon menatapku penasaran. Ia menaikkan alis sembari tetap terdiam menunggu jawaban. Aku kembali menatap sinar bulan yang tengah berada pada fase cembung awal. Pikiranku mengawang pada kejadian beberapa hari lalu ketika Rosela mengungkapkan tentang rencana ini demi kesembuhan Sera. Mataku melirik ke arah jendela kamar Sera yang tampak jelas dari sini. Sepertinya Ro dan Razel tengah memberitahu Sera.

"Rosela akan melakukan ritual untuk menyembuhkan Sera. Aku tidak tahu apakah dia benar-benar seorang penyembuh. Dia baru saja menyadari dan mulai untuk mempelajari kemampuanya lebih banyak. Awalnya kami dipenuhi rasa khawatir —sangat-sangat khawatir sampai overthinking. Ro juga memintaku untuk memasang barier di sekitar kamar Sera selama ritual berlangsung dan itu membuatku tidak yakin dengan kemampuanku. Kupikir, aku saja tidak bisa melindungi diriku sendiri."

"Itukah yang kau takutkan?"

"Paman harus mengerti, kami melakukan ini untuk Sera. Aku tahu paman terkejut dan merasa bimbang dengan keputusan kami, tetapi aku yakin bahwa jalan keluar sesungguhnya akan Tuhan berikan melalui petunjuk-Nya."

Pria itu menghela napas, tubuhnya menyandar pada badan kursi, kepalanya mendongak mengikuti arah pandanganku. Aku tahu dalam dirinya penuh kekhawatiran. Ia mencintai Seraphine sebagaimana ia mencintai Adam, anaknya sendiri. Gadis itu telah mengalihkan dunianya karena kemiripan karakter dengan mendiang putrinya yang telah lama meninggal. Terlebih ia juga adalah keponakannya. Tatapan kosong Paman Leon mengingatkanku ke sebuah masa di mana menyaksikan sebuah kesakitan dan kehilangan adalah sebuah peristiwa yang akan menjadi sejarah permanen dalam otak. Namun, bagaimanapun hal itu akan mengajarkan kita tentang berbagai aspek kehidupan. Selayaknya yang orang-orang katakan bahwa mata seseorang tidak akan terbuka sebelum adanya penyesalan. Tidak, bukan begitu konsepnya. Itu sebuah pemaksaan.

"Ritual macam apa yang akan kalian lakukan?"

Aku diam sejenak, mengambil sebuah bayangan di dalam kepalaku mengenai semua isi rencana Rosela. Seketika, setan-setan di dalam kepalaku tertawa kencang sampai dengungan di telinga kiriku terasa menyiksa.

Selaras RasaWhere stories live. Discover now