23

1.3K 123 17
                                    

Selamat membaca.
Jangan lupa vote dan koment.
Kalo ada typo koreksi ya.

●●●●

Jin menatap Jungkook sambil menopang dagunya yang tengah menikmati kimci ditemani dengan ramyeon. Walaupun mereka di Swiss, tapi stok makanan khas dari negara mereka tak pernah absen untuk dimakan, terlebih Jungkook yang memang gemar makan apa saja.

"Kau tidak mau, Jin? Ini enak loh." Jungkook menyeruput kuah ramyeonnya dengan nikmat.

"Suapi aku," ujar Jin membuka mulutnya agar Jungkook menyuapinya. Sebagai tanda terima kasih karena kekasihnya itu telah menyuapinya, ia mengecup bibir berminyak Jungkook.

Mendapat kecupan di bibirnya, Jungkook tersenyum lebar memperlihatkan dua gigi kelincinya.

"Mau aku suapi lagi?" tawar Jungkook agar Jin mengecup bibirnya lagi.

"Tidak usah, Sayang. Kau makan saja, aku sudah kenyang hanya melihatmu makan dengan lahap." Tangannya terulur menyeka noda kimci yang berada di sudut bibir Jungkook.

"Tapi aku mau dicium lagi, Jin. Kau ku suapi lagi, ya?"

Jin tergelak mendengar itu. "Aigo ... kalau kau mau dicium katakan saja. Biasanya kau juga langsung menciumku dengan brutal."

Jungkook ikut tertawa mendengar perkataan Jin. Kemudian ia melanjutkan makanannya dengan lahap, sesekali menyuapi Jin yang langsung dihadiahi dengan kecupan manis di bibirnya.

Appa dan eomma Jin telah kembali ke Australia. Meraka hanya menghabiskan waktu selama satu Minggu di sini untuk melepas rindu pada anak semata wayangnya.

Eomma Jin perpesan agar Jin dan Jungkook selalu akur, aling terbuka dan percaya satu sama lain, dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Jin yang baru saja menyuci piring kotor bekas makan Jungkook dan berniat menyusul kekasihnya itu yang berada di kamar terurung lantaran suara bel rumahnya berbunyi.

Ia bertanya-tanya siapa tamu yang berkunjung di rumahnya di hari yang mulai gelap ini. Baru saja membuka pintu rumahnya ia langsung terlonjak kaget karena tamu tak terduga dan tak diundang ini menyerukan kata suprise dibarengi dengan sebuah balon yang dipecahkan salah satu dari mereka. Ya, mereka dua orang.

"Yya! Kalian mau mati, ha?!" teriak Jin kesal, kemudian ia melepas sandalnya dan memukul-mukul dua pemuda di depannya ini, tidak peduli jika salah satu dari mereka adiknya.

"Aduh, aduh, sakit Jin Hyung. Ampun, kami minta maaf," ujar adik Jin. Siapa lagi jika bukan Kim Taehyung.

"Tidak mau! Siapa suruh kalian membuatku kaget. Untung saja aku tidak serangan jantung." Jin terus memukul-mukul mereka berdua—Taehyung dan Jimin.

"Kau berlebihan, Hyung. Masa begitu saja mau serangan jantung sih," sahut Jimin tanpa memikirkan bahwa itu akan membuat Jin semakin kesal padamya. Tanpa permisi ia menerobos masuk ke dalam rumah Jin sambil memanggil-manggil nama Jungkook agar sahabatnya itu menyelamatkan dirinya dari Jin.

Badannya sudah merah-merah akibat Jin yang tak main-main memukulnya menggunakan sandal.

"Jungkook! Jungkook! Tolong aku, Kook! Jin Hyung memganiayaku dengan Taehyung. Tolong selamatkan kami, Kook!" Jimin berteriak keras membuat Jungkook yang berada di dalam kamar memainkan ponselnya langsung keluar dari kamar karena mendengar suara teriak dari Jimin yang tiba-tiba berada di Swiss, lebih tepatnya berada di dalam rumah Jin.

"Yya, Jimin! Kau sangat berisik!" tegur Jungkook melempari sandalnya ke Jimin yang berhasil mengenai lengannya.

"Yya! Aku masuk ke dalam rumah karena ingin meminta tolong padamu, Kook. Tapi kau malah melempariku sandal. Kau sama saja dengan Jin Hyung," ujar Jimin kesal lalu kemudian ia memperlihatkan ekspresi sedihnya yang dibuat-buat.

Bucin Jalur KarmaWhere stories live. Discover now