13

1.4K 143 27
                                    

Selamat membaca.
Jangan lupa vote dan koment.
Kalau ada typo koreksi ya.

●●●

Jungkook bangun dari tidurnya saat alarm di ponselnya berdering. Ini sudah keempat kalinya alarm di ponselnya berdering tapi ia masih sangat mengantuk. Ia bangkit dari tidurnya dan duduk di tengah-tengah kasurnya sambil menguap lebar. Demi apapun ia masih sangat mengantuk.

Berjalan sempoyongan menuju kamar mandi. Jungkook menikmati air hangat yang membasahi tubuhnya. Rasanya menyenangkan hingga membuat kantuknya hilang seketika.

Selesai dengan ritual mandinya, Jungkook keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk yang menggantung di pinggang rampingnya. Ia berdiri di depan cermin yang nenampilkan tubuh atasnya yang tak tertutupi apa-apa. Ia memegang perutnya yang kotak-kotak lantaran Jin sering mengajaknya nge-gym bersama.

Jin. Sudah tiga bulan mereka tidak bertemu sesuai keinginannya. Itu bagus karena ia sudah sangat membenci pemuda berbahu lebar. Ia juga sudah tidak peduli di mana pemuda itu melanjutkan pendidikannya dan bagaimana kabarnya.

Sekarang Jungkook sudah duduk di kelas 11. Semuanya berjalan lancar walaupun terkadang terbesit di hatinya yang paling dalam ia merasa kosong dan hampa. Walaupun ia sudah membenci Jin tapi di lubuk hatinya ia merasa kehilangan, sedikit. Tapi mungkin seiring berjalannya waktu ia pasti dapat melupakan Jin karena ia sudah membencinya, jadi sangat mudah melupakannya. Setelah sarapan ditemani hening, ia berangkat ke sekolahnya dengan malas.

Sembari menunggu bel masuk berbunyi, Jungkook menyalakan musik dan menyambungkannya di earphone.

Taehyung dan Jimin yang baru masuk ke kelas melihat Jungkook yang telinganya sudah tersumpal earphone sambil melihat ke arah luar jendela.

"Jangan melamun, Kook. Nanti kau kesambet setan."

Jungkook mengernyitkan keningnya karena tidak mendengar suara Jimin lantaran ia menyetel lagu dengan volume full. Di lepasnya earphone yang menyumpal telinganya dan memasukkan kembali ke tempatnya.

"Kau bilang apa, Jim? Aku tidak mendengarnya," tanya Jungkook.

"Jangan melamun. Kau memikirkan apa, sih?"

"Aku tidak melamun. Aku hanya melihat langit."

"Jangan mengelak, Jungkook. Kebiasaanmu sekarang suka melamun,"  ujar Taehyung membuat Jimin mengangguk setuju.

"Benar. Kau memikirkan apa sih selama ini?"

"Sudah kubilang aku tidak melamun! Kembali ke tempat duduk kalian, bel sudah akan berbunyi." Jungkook mengusir Taehyung dan Jimin yang sangat menyebalkan.

Ia tidak suka jika para sahabatnya itu menganggapnya suka melamun, terlebih mulut Jimin yang sangat ingin ia sentil lantaran mengatakan ia melamun karena memikirkan Jin yang disetujui Taehyung dan Hoseok.

"Tebak siapa yang Jungkook pikirkan kali ini?" bisik Taehyung pada Jimin.

"Ya tentu saja tuan muda Kim Seokjin lah. Siapa lagi?"

Mereka kemudian tertawa sesekali melirik Jungkook yang kembali melamun menatap luar.

●●●

J

ungkook menyantap makan siangnya dengan tenang. Jika biasanya Jungkook terlalu banyak aktif, sekarang pemuda itu lebih kalem. Ketiga sahabatnya tentu saja tahu apa penyebabnya, termasuk Namjoon.

Taehyung merogoh saku celananya saat merasakan ponselnya bergetar. Bibirnya tertarik ke atas saat melihat siapa yang menelponnya.

"Jin Hyung!" seru Taehyung senang.

Bucin Jalur KarmaWhere stories live. Discover now