10.

1.2K 121 19
                                    

Selamat membaca.
Jangan lupa vote dan komentnya.
Typo bertebaran.

●●●

Jungkook menjemput kekasihnya di kelas yang sama dengan Namjoon dan Hoseok untuk istirahat bersama. Kini hubungannya dengan sang kekasih sudah berjalan satu bulan tepat dua hari yang lalu.

Setelah mendapatkan makanan masing-masing, sepasang sejoli itu beejalan menuju bangku yang masih kosong. Mereka duduk berhadapan. Jungkook tersenyum saat melihat In Joo makan dengan lahap.

"Makan lah dengan pelan. Aku tidak akan meminta makananmu, In Joo-ah."

In Joo tersenyum dengan pipi yang mengembung lantaran mulutnya penuh dengan makanan. "Aku sangat lapar, Jungkook," katanya saat berhasil menelan makanannya.

"Kau tidak sarapan lagi?"

In Joo lantas mengangguk. Gadis cantik itu minum lalu kembali menyuapkan makanannya dengan lahap.

"Sudah kubilang jangan lewatkan sarapanmu." Jungkook berujar sedikit kesal karena kekasih cantiknya itu selalu mengabaikan sarapannya.

"Aku tidak suka sarapan sen ...." Belum sempat In Joo menyelesaikan ucapannya, Jungkook tiba-tiba saja memanggil pemuda berbahu lebar yang tengah mencari tempat duduk membuatnya ikut memandang pemuda yang mejadi sahabat kekasihnya sejak bayi.

Senyum Jungkook terbit saat pemuda yang barusan ia panggil menghampirinya bersama ketiga sahabatnya. "Lihatlah calon mahasiswa ini sudah belajar keras." Tangannya otomatis memijit leher Jin saat baru saja duduk di sampingnya.

Jin yang mendapat perlakuan Jungkook tersenyum dan menikmati pijatannya yang sangat nikmat lantarannya lehernya kebetulan tengah pegal. "Sudah baikan?" tany Jugkook setelah memijit leher Jin limat menit.

Jin mengangguk dan menepuk-nepuk kepala Jungkook dengan pelan. "Gomawo."

Jungkook tertawa kecil memperlihatkan gigi kelincinya. "Kau sudah belajar dengan keras, Jin. Minggu depan kau sudah ujian. Kau harus jaga kesehatanmu, jangan sakit. Ini makan saja punyaku, kau harus makan banyak untuk mengembalikan energimu." Ia menggeser nampan birisi makanannya di samping milik Jin.

"Tidak usah, kau juga harus makan. Lagi pula makananku sudah lebih cukup." Jin menolak dengan halus.

"Ya sudah kalau tidak mau, aku makan saja. Selamat makan, Jin-ie."

Tanpa sadar Jungkook mengabaikan In Joo saat kedatangan Jin. Bahkan gadis cantik itu menatap tajam Jin saat atensi Jungkook hanya tertuju pada pemuda berbahu lebar itu. Ketiga sahabat Jin memaklumi sikap mereka berdua yang tidak bisa terpisahkan.

Jin dan Jungkook asyik berbicara hingga makanan mereka habis. Bahkan Jungkook tidak menyadari In Joo sudah beranjak dari kursinya meninggalkan Jungkook dengan perasaan kesal.

"Awas saja kau, Jin," geramnya kesal.

●●●

"

Kenapa kau meninggalkanku?" tanya Jungkook saat menemukan In Joo berada di kelasnya.

"Kau mengacuhkanku. Kau asik berbicara dan Jin Sunbae."

"Banarkah?" tanya Jungkook tanpa sadar. "Kalau begitu aku minta maaf."

In Joo hanya bergumam pelan sebagai jawaban. Ia tidak sudah kedekatan Jungkook dengan Jin yang sangat dekat dan bebas, apalagi tatapan Jin yang sangat dalam saat menatap kekasihnya itu.

"Boleh aku minta sesuatu?" tanya In Joo menatap Jungkook dengan serius.

Jungkook mengelus kepala In Joo dengan lembut. "Tuntu saja. Apa yang kau inginkan?"

"Jauhi Jin Sunbae."

Refleka Jungkook mengebrak meja In Joo membuat gadis cantik itu terlonjak kaget. "Kenapa kau menyuruhku menjauhi Jin?"

"Aku tidak suka kedekatan kalian. Kalian terlihat sangat intim untuk seorang sahabat. Aku juga tidak suka tatapan Jin Sunbae saat menatapmu."

Pemuda bergigi kelinci itu menaikkan sebelah alisnya mencerna ucapan In Joo. "Kurasa tidak. Kami sudah terbiasa dengan kedekatan kami sejak lama. Tatapan Jin memang lembut saat menatapku karena ia menyayangiku dan sudah menganggapku sebagai adiknya sendiri," jelasnya.

"Kau yakin, Jungkook? Tidak ada yang lain?"

"Yakin apa?"

"Tatapan Jin Sunbae. Aku milihat tatapan cinta di mata sahabatmu itu, Jungkook. Buka matamu lebar-lebar. Itu bukan tatapan lembut ke adik, tapi itu tatapan penuh cinta ke seseorang yang disukainya."

Jungkook mematung mendengarnya. Ia mencerna semuanya dengan pelan-pelan. Jin menatapnya penuh cinta? Itu konyol, mana mungkin Jin menyukainya. In Joo hanya salah paham arti tatapan Jin padanya.

"Kau salah, In Joo. Jin tidak mencintaiku. Sudah kubilang kan kalau hubunganku dengan Jin sangat dekat karena sudah bersama saat kami masih bayi. Itu bukan tatapan cinta, tapi tatapan lembut ke adik yang disayanginya."

In Joo tersenyum miring. "Kau yakin? Tapi nyatanya Jin mencintaimu, Jungkook. Jangan bodoh. Kalau kau tidak mempercayaiku tanyakan saja padanya. Sudah bel masuk, sebaikanya kau kembali ke kelasmu."

Jungkook meninggalkan kelas In Joo dengan berbagai macam pertanyaan di kepalanya mengabaikan Hoseok dan Namjoon yang menyapanya.

Benarkah Jin mencintainya? Haruskah ia mempercayai ucapan kekasihnya itu? Haruskah ia bertanya langsung pada Jin tentang ucapan In Joo?

S

aat menuruni tangga ia berpapasan dengan Jin. Pemuda berbahu lebar itu menyapanya dengan senyuman, tapi ia abaikan dan menatapnya datar. Ia terus melanjutkan langkahnya menuruni tangga untuk menuju kelasnya.

Jin memperhatikan punggung Jungkook yang menuruni tangga. Ini kejadian luar biasa dalam pertemanan mereka yang sudah terjalin sejak bayi—Jungkook tidak menanggapi sapaannya dan menatapnya datar.

Ia sangat bingung dengan perubahan sikap Jungkook yang sangat cepat. Saat di kantin sikap Jungkook sangat manis, tapi baru beberapa menit berlalu Jungkook menatapnya datar dan mengabaikan sapaannya. Tidak seperti biasanya.

Mencoba berposif thinking, ia melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kelasnya yang berada di lantai paling atas.

Jin maupun Jungkook tidak fokus saat mengikuti pelajaran. Bahkan Jin beberapa ditegur oleh sang guru agar lebih fokus karena ujian semakin dekat. Sedangkan In Joo ingin membuktikan ucapannya pada Jungkook bahwa Jin memang mencintai kekasihnya itu agar Jungkook membenci Jin, karena ia tahu bahwa Jungkook tidak menyukai pasangan sejenis dan hubungannya dengan Jungkook aman tanpa adanya gangguan. Ia harus menyingkirkan orang yang menyukai kekasihnya yang tampan itu. Walaupun hubungan mereka baru terjalin satu bulan, tapi ia sudah jatuh cinta pada Jungkook karena perlakuan manis pemuda itu. Ia tidak akan membiarkan seseorang merebut Jungkook darinya, Jin sekalipun.





●●●

Maaf kalo kependekan ya. Bab selanjutnya sudah masuk konflik.

Sab, 240822

Bucin Jalur KarmaWhere stories live. Discover now