᜔✮ Bab VIII: Umpan ♪

871 138 7
                                    

💀ᴅᴜɴɪᴀ ᴋɪᴛᴀ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ💀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💀ᴅᴜɴɪᴀ ᴋɪᴛᴀ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ💀


"Fine, saya lepas bocah itu, dan gantinya kamu, gimana? Penawaran yang bagus kan? "

Mata keduanya saling menatap satu sama lain, Jeno yang sabar menunggu jawaban si manis, dan Chenle yang cukup terkejut dengan pertanyaan atau lebih tepatnya penawaran dari mafia marga Lee ini.

Chenle tertawa meremehkan, ia menunjuk wajah Jeno dengan jari telunjuk nya.

"Pfftt, sejak kapan manusia kotor kaya lo bisa ngajuin penawaran?"

Salah satu anak buah Jeno sudah siap dengan pistol nya, namun Jeno mengisyaratkan agar anak buah nya tak ikut campur kali ini, ia malah menyuruh anak buah nya untuk pergi dan membiarkan dirinya berbicara empat mata dengan pemuda psikopat ini.

Seluruh anak buah Jeno mau tak mau menuruti permintaan dari boss mereka, mereka pergi dan membiarkan boss mereka berbicara empat mata dengan pemuda gila berjas hujan itu.

Chenle masih sibuk tertawa, namun tawanya terhenti ketika tubuh mungil nya di dorong paksa oleh tangan kekar dan berurat milik Jeno, kini tubuh mungil nya terkurung diantara tubuh Jeno dan dinding, kini Chenle dapat merasakan dengan jelas hembusan nafas Jeno, dan aroma tubuh Jeno yang sangat menenangkan.

"Ada apa hm? Kenapa kamu terdiam? "

Chenle menggelengkan kepalanya, ia menatap wajah Jeno, lalu tersenyum.

"Hadiah ucapan terima kasih "

Jeno menaikkan salah satu alisnya, belum sempat dengan kebingungannya sendiri, setelah mendengar kalimat si manis Jeno merasakan tangan kecil pemuda dihadapan nya ini mengelus lembut pipi, kemudian tangan itu mulai turun ke leher nya, Chenle mendesah kecil, tangan nya sudah sampai ke dada bidang yang tertutup jas rapi si pemilik.

"Nggh lee jeno"

Jeno menatap wajah Chenle yang terlihat seksi dimatanya, kedua mata pemuda itu berkaca kaca, bibir yang sedikit terbuka, dan wajah manis itu langsung membangunkan si kecil, bukan karena wajah itu saja, namun belaian tangan kecil Chenle sudah sampai tepat di junior milik Jeno, mengusapnya lembut dari balik celana.

"Gue ga terlalu ahli manjain pake tangan, eumm gimana kalo pake mulut? "

Chenle menunjuk kearah mulutnya yang sudah terbuka menggunakan tangan satunya, karena tangan yang satunya masih ia gunakan untuk memanjakan junior Lee Jeno.

"Kenapa diem? Disini cuma ada lo sama gue"

"Lakukan"

Chenle tersenyum, ia menganggukkan kepalanya, kemudian dirinya berjongkok di hadapan Jeno, perlahan tapi pasti, tangan kecilnya membuka resleting celana milik Jeno, namun saat baru terbuka, Chenle menaikkan salah satu sudut bibirnya, ia membuka celana milik Jeno setengah dan memperlihatkan junior yang sudah tegak sempurna dari balik celana dalam yang Jeno gunakan.

[√] dunia kita berbeda <jichen/jenle>Where stories live. Discover now