᜔✮ Bab III : Sampah masyarakat ♪

1.3K 146 6
                                    

💀ᴅᴜɴɪᴀ ᴋɪᴛᴀ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ💀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💀ᴅᴜɴɪᴀ ᴋɪᴛᴀ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ💀


📂: bab III ini habis dirombak jadi before-after nya bener bener beda alur, biar kalian paham, di harapkan baca ulang bab ini agar paham untuk next chapter

᜔⚝ ๋

Seorang pemuda manis tersenyum hangat kearah bocah cilik yang sedang melambaikan tangan mungil nya itu kearahnya.

Chenle hanya membalas dengan balik melambaikan tangannya juga, saat hendak melanjutkan langkah nya yang tadi sempat tertunda.

Baru beberapa langkah ia meninggalkan bocah cilik yang melambaikan tangan dari jendela rumah nya, Chenle terpaksa menghentikan langkah nya karena ia mendengar dengan jelas suara sebuah benda tumpul yang terlempar dan mengenai bocah itu.

Bahkan kini terdengar jelas suara teriakan dari bocah itu, ia menangis sejadi jadinya, dan bahkan terlihat tangan kecil nya itu memukul mukul kaca jendela seolah meminta tolong pada pemuda manis bernama Zhong Chenle ini.

Chenle menatap kejadian di depannya ini dengan tatapan bahagia, seolah memang ini yang ia harapkan, tanpa basa basi lagi Chenle membuka tas ransel yang tersampir di pundak nya dan mengeluarkan jas hujan kesayangan nya, hanya butuh waktu beberapa menit saja dirinya memakai jas hujan itu.

Sebuah senyum miring terukir disana, senyum yang sungguh tak terlihat mengemaskan sama sekali melainkan sangat menakutkan, dengan palu di tangan kirinya, Chenle langsung mendobrak pintu rumah.

Matanya menatap seorang bocah laki laki yang sedang di perkosa oleh satu orang pria paruh baya.

"Tua bangka bau tanah, lo ga inget umur apa gimana?"

Tanpa aba aba, Chenle langsung menendang pria paruh baya ini, hingga tubuh pria itu tersungkur ke samping dan sedikit jauh dari bocah laki laki tadi, dan dengan cepat bocah itu berlari kearah Chenle, dan bersembunyi di belakang Chenle.

Chenle berjongkok di depan bocah itu, ia tersenyum hangat, Chenle menaruh palu nya di lantai, dan kedua tangan nya ia gunakan untuk meraih kedua tangan bocah ini, dan menutup mata bocah dengan tangan nya.

"Merem yang kuat, itungan ketiga kamu lari keluar, jangan noleh ke belakang"


᜔⚝ ๋

Suara sirene mobil polisi terdengar di seluruh penjuru kota, hal itu memang sering para polisi lakukan agar tak terjadi tindak kriminal di daerah ini.

[√] dunia kita berbeda <jichen/jenle>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang