Tidak menunggu waktu lama untuk meninggalkan area Natuna. Keenan buru-buru menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan sedang.

Selama perjalanan, Keenan memang sengaja mengarahkan kaca spion nya pada gadis itu. Dilihatnya sosok Jingga yang masih saja menampilkan ekpresi muram. Sesekali, gadis itu menarik napas panjang. Memejamkan matanya demikian paksa. Ada sesuatu yang disembunyikan.

Entah ini sedikit jahil atau tidak. Keenan merubah kecepatannya dari sedang hingga demikian kencang, tidak peduli lagi akan batu-batuan jalanan yang diterjang. Membuat Jingga sesekali terbentur pada helmnya. "Lo kalau mau bunuh diri jangan ajak-ajak gue Keenan!" teriak Jingga di sela-sela ketakutannya. Sayangnya, kalimat Jingga sudah seperti terbawa angin. Tampak samar kedengarannya. Tidak didengar pula oleh Keenan. Memang, laki-laki itu teramat menyebalkan.

"Lo tuh bener-bener ya!"

Keenan memberhentikan motornya tepat saat lampu merah. Posisi duduk Jingga yang memang merosot ke bawah seketika langsung membenarkan dengan berjaga jarak. Tas ransel miliknya seketika dijadikan sebagai pembatas. "Gue bukan cowok kardus kali," ujar Keenan santai.

Baru saja Jingga teringin menjawab, tapi laki-laki itu sudah berbicara lagi. Suaranya tampak begitu serius dan juga dalam. "Gue lebih suka kalau lo berubah jadi muka-muka singa yang kelaparan daripada wajah-wajah muram kayak mikirin beras yang kehabisan," jelas Keenan membuat Jingga terdiam.

Gadis itu menatap rambut Keenan yang sudah dibanjiri keringat. Meskipun dalam suasana petang, tapi panas matahari masih saja terasa.

Sedari tadi, pikiran gadis itu memang sedang berkecamuk dengan perkataan Ditya. Seharusnya, jawaban Ditya melegakan hatinya. Meskipun yang didapat adalah sebuah penolakan. Tapi yang dirasa justru demikian sakit. Dengan mengingatnya, Jingga tersenyum paksa. Gadis itu sengaja berbisik demikian lirih di telinga Keenan saat lampu hijau.

"Boleh putar balik nggak? Gue belum mau pulang."

Keenan mengerutkan kening. Jingga melihatnya sendiri saat laki-laki itu menampilkan ekspresi demikian. "Muter-muter jalan," lanjut Jingga.

Keenan tersenyum singkat.

"Permintaan dikabulkan."

Entah, sudah berapa kali persimpangan yang dilewati, Jingga tampak lebih gila saat dengan sengajanya membuka mulut dan bersuara memainkan angin yang datang menerpa. Keenan yang melihatnya tertawa dalam hati.

Setidaknya, kesedihan telah hilang dari wajah gadis itu. "Terobos Keenan!" pinta Jingga jikalau melewati jalan bebatuan. Keenan terkekeh pelan.

Sudah satu jam lebih di jalanan, Jingga masih belum terpuaskan. Akhirnya, Keenan memilih untuk memberhentikan motornya di tengah jembatan. Di bawah jembatan itu, arus sungai terdengar bergemuruh sedikit menyeramkan.

"Nan, lo nggak mau buang gue disini kan?"

"Masih ada kesempatan sebelum jam setengah enam," ucap Keenan santai.

"Hah? Kesempatan apa?" tanya Jingga heran.

"Buang lo ke sungai," kekeh Keenan.

Jingga menatap kesal ke arah laki-laki itu. Atensi Keenan tidak teralihkan dari arus sungai. Jingga malah ikut-ikutan. Pandangannya lurus ke bawah.

"Gue nggak tahu masalah lo apa, tapi cara ini cukup berhasil dalam meluapkan emosi. Lo cuma perlu teriak dan tumpahkan segala perasaan yang ada di hati maupun kepala lo," jelas Keenan menatap ke arah Jingga lebih dalam. Gadis itu hanya memejamkan matanya. Tampak berpikir.

"Memangnya boleh?" ucap Jingga.

"Nggak bakal ada orang yang anggap gue gila kan?"

Jingga melirik ke arah sekeliling. Tidak ada siapa-siapa. Dirinya tampak menarik napas panjang. Bersiap mengumpulkan tenaga untuk berteriak sekencang mungkin. Kedua tangannya sengaja ditempatkan disisi bibir kanan dan kirinya.

Keenan mengawasi di tempatnya.

"DITYA!!! GUE SUKA SAMA LO!!"

"CINTA MATI!!"

"SAMPAI KE INTI BUMI!!"

Menarik napas panjang, sedikit terlegakan. Jingga menatap sosok Keenan yang berekspresi datar.

"MAAF!! TAPI BOONG!!"

Jingga tertawa keras, Keenan yang melihatnya seketika heran sendiri dengan tingkah gadis itu.

"SESUAI PERINTAH LO! GUE JANJI BAKAL BUKA HATI! BUAT SIAPAPUN! YMMA!!"

Lagi, Jingga hanya tertawa. Keenan yang tidak tahu apa itu YMMA yang dikatakan gadis itu seketika mengeluarkan suaranya, "YMMA apaan?"

"YANG MAU-MAU AJA!!"




_______________

Support cerita ini dengan meninggalkan jejakmu ^^

Segera nantikan halaman selanjutnya ya..

JINGGA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang