BAGIAN 15

96 21 1
                                    

Couple Goals Part 2!

Keenan Ananta 11 IPA 2

Jingga Maudya 11 IPA 2

Informasi itu demikian terpajang di mading sekolah. Banyak yang berkomentar tidak mengenakkan sekaligus mendukung. Jingga tidak mau ambil pusing. Rupanya, masalah kemarin belum dirasakan seberapa. Ini jauh lebih rumit. Bukan apa-apa. Jingga tidak mau berurusan lebih panjang dengan sosok Keenan. Meskipun kemarin, dia sempat meminta laki-laki itu untuk menjadi pacar bohongan, tapi bukan berarti dia akan senang dengan informasi yang ditujukkan kepada publik. Ini benar-benar membawa masalah besar.

Masih tidak sanggup menahan malu lantaran tragedi pengungkapan perasaan itu, ditambah dengan penunjukkan hubungan tidak masuk akal ini, semakin membuat Jingga dilanda kecemasan untuk memunculkan diri dalam keramaian.

"Rese banget! Kerjaan siapa sih?" kaki kanan Jingga menendang kaleng bekas yang ada di depannya dengan sengaja. Area lorong dapat dipastikan tidak ada siapa-siapa. Jingga menyelinap masuk ke dalam perpustakaan untuk sekadar menenangkan pikiran.

"Itu bukannya cewek yang pingsan kemarin?"

"Hah? Mana?"

"Itu lho yang pakai kacamata, yang lagi duduk sendirian. Yang rambutnya sebahu."

"Oh gue tahu, bukannya dia pacarnya Keenan ya?"

"Hah? Bukannya kemarin dia nembak Ditya?"

"Ya mana gue tahu, soalnya di mading ada informasi gitu. Pemenang sebagai Couple Goals Kedua setelah Kak Ditya. Tapi, herannya kenapa dia kemarin nembak Kak Ditya." bisik-bisik kedua gadis itu sebenarnya dapat Jingga dengar dengan jelas. Jingga hanya mencoba untuk pura-pura tidak tahu.

"Bukannya itu hanya tantangan aja ya?"

"Seandainya gue jadi Keenan, gue pasti udah sakit hati sih! Harusnya sadar sendiri punya pacar, malah mengungkapkan perasaan ke orang lain."

Tidah tahan akan perbincangan sampah semacam itu, Jingga buru-buru meninggalkan ruangan dengan segera. Tidak peduli kalimat apa yang akan dilontarkan oleh mereka. Gadis itu memejamkan matanya. Menenangkan diri untuk tidak emosi.

Dari arah yang berlawanan, seorang laki-laki tengah berjalan santai sembari memukul gulungan buku ke dalam telapak tangan kirinya. Berulang kali.

Jingga tidak tahu apakah laki-laki itu sudah mendengar informasi yang baru-baru ini tengah terjadi. Pun, dia tidak tahu akan seperti apa reaksi laki-laki itu. Dengan tampilan wajah yang diusahakan senetral mungkin, gadis itu berjalan dengan menatap lurus ke depan dan menghindari tatapan ke arah laki-laki itu. Sudah dipastikan, Keenan akan menuju ke perpustakaan.

Saat keduanya berpapasan dan saling melewati, Jingga sempat menoleh ke belakang, yang sayangnya, sosok Keenan juga tengah menoleh ke arahnya dengan wajah-wajah santai. Laki-laki itu juga sempat menaikkan satu alisnya, seperti keheranan. Jingga dengan cepat ambil langkah seribu. Sedangkan Keenan masih mengamati punggung gadis itu sampai menghilang.

[][][]

"Masalahnya tadi pagi itu belum ada Ga," kata Cahaya dengan alis yang lebih dikerutkan lantaran keheranan. Jingga menyipitkan matanya ke arah gadis itu. Mencoba mencari-cari kebohongan yang terpancar, yang sayangnya tidak ditemukan.

JINGGA [Completed]Where stories live. Discover now