29. Sedikit cerita

1.2K 86 1
                                    

Tangisan menyayat hati di dalam mimpi.

_Rasat_

^^^

Sekar duduk bersantai di kursi belajarnya. Ia menghela nafas panjang. Ia takut nanti akan semakin banyak siswa-siswi yang menjadi korban selanjutnya.

Sebenarnya apa masalahnya bisa sampai
seperti itu. Tapi kalaupun ia cerita, masalahnya akan tambah besar karena ia sudah ikut campur.

Ia harus menyelesaikannya sendiri, ia akan mencari informasi tentang Audy kepada anak-anak kelas sebelas IPA satu.

Bunyi suara ketukan tiga kali di jendela membuat Sekar terhenti. Ia sedikit menolehkan kepalanya.

Sekar buru-buru mengerjakan soal matematika dan bergegas untuk tidur karena jam sebentar lagi menunjukkan pukul sembilan.

Namun bukannya tidur dengan nyenyak, Sekar lagi-lagi terbangun di sebuah tempat yang hanya ada cahaya remang-remang.

Aku mencintaimu sampai mati

Aku menanti hadirmu di sini

Sampai kamu menjemputku

Dan mengatakan saatnya kita pergi

Kita akan berdua bersama

Di dunia yang sama

Kita akan pergi

Kita akan pergi

Selamanya

Lagu dengan judul entah apa Sekar tidak tahu terdengar di telinga Sekar. Ia menatap ke sekelilingnya yang tidak ada siapapun di sini.

Hiks, hiks, hiks

Tangisan memilukan dan menyayat hati milik seseorang terdengar di depan Sekar. Sekar berjalan pelan menuju ke arah seorang gadis yang duduk menekuk kedua lututnya sambil terisak.

Hiks, hiks, hiks

Sekar memegang kedua bahunya dan ia tersentak ketika sosok tersebut berbalik dan menyeringai lebar ke arah Sekar.

"Arrgghh!"

Sekar terbangun tiba-tiba dengan nafas yang terengah-engah, mimpi buruk yang terasa sangat nyata.

***

Bel istirahat berbunyi nyaring, Sekar langsung menuju ke arah perpustakaan tidak peduli Clara yang ingin terus mengikutinya. Namun Sekar melarangnya, Sekar butuh waktu sendiri untuk kali ini.

Dahinya mengernyit ketika ada seorang cowok yang sedang membaca buku.

"Kamu Arino Devandi sebelas IPA satu?" tebak Sekar dan sangat kebetulan sekali ia ingin bertanya tentang Audy yang sekelas dengan Rino.

"I-iya Kak."

Sebenarnya Rino takut akan gosip yang ia dengar kalau Sekar itu pembawa sial.
Jadi menurutnya siapa saja yang dekat dengan Sekar akan terkena sial juga.

"K-kenapa yaa K-kak?"

"Jangan takut, aku cuma pengin tanya-tanya tentang seseorang yang dulu berada di kelas kamu."

"Silahkan Kak."

"Aku ingin tahu sedikit tentang Audy."

Brak!

Buku yang jatuh dari atas rak membuat keduanya menolehkan kepalanya ke belakang. Sekar menghampiri buku yang terjatuh itu.

Sekar memegang buku berjudul 'Dokter' yang bersampul putih bersih. Kesan pertama yang Sekar lihat adalah simpel dan cantik covernya.

RASATWo Geschichten leben. Entdecke jetzt