6. Horor

2K 126 0
                                    

   

 Ketakutanmu adalah hal yang sangat   
                          mereka sukai.

                             _Rasat_

Bel pulang sekolah berbunyi, Sekar berlari terburu-buru menuju ke arah toilet, mengecek keberadaan Clara yang masih ada atau tidak di sana. Beruntung Filsa sudah pulang dari lima menit yang lalu. Sekar bahkan tidak mengabari Damar terlebih dahulu.

"Tolong, buka pintunya, kenapa nggak ada yang denger gue sih! Ck!"

"Clara!"

Clara menatap ke arah pintu kembali, ada yang mendengarnya, lalu segera saja dia memanggil bahwa dirinya terkunci di dalam.

"Hey, tolong bukain pintunya, gue kekunci."

"Tolong!"

Tidak ada sahutan membuat Clara menggedor-gedor pintu toilet dan memanggil seseorang tadi.
Clara panik dan khawatir dengan terus menggedor-gedor pintu toilet.

"Hei jangan pergi, gue beneran ke kunci!"

Sekar berpikir mencari sesuatu untuk membuka pintu toilet. Sekar keluar dari dalam toilet lalu ia berjalan keluar kembali mencari sebuah balok kayu.

Ia menemukannya di bawah pohon , mungkin milik tukang kebun. Sekar berjalan masuk kembali dengan menggenggam sebuah balok kayu yang berukuran sedang.

"Mundur!"

Clara menurut lalu sedikit mundur, ia tidak tahu bahwa yang menolongnya itu Sekar orang yang selalu ia benci.

Sekar mendorong pintu tersebut, dorongan pertama tidak berhasil, kedua tidak berhasil dan yang ketiga akhirnya pintu toilet bisa terbuka.

Brak!

Pintu toilet terbuka, Sekar menjatuhkan balok kayu yang di genggamnya. Sekar selalu menatap tajam seseorang yang berada di depannya. Sudah ia peringatkan namun Clara masih saja keras kepala.

"S-sekar?"

"Jauhi dia!" ucap Sekar, membuat Clara terdiam mematung di dalam toilet, lagi dan lagi Sekar yang menolongnya jika ia tertimpa musibah. Atau jangan-jangan Sekar yang sudah melakukannya.

"Jauhi dia, jika kamu tidak ingin kecewa." Setelah mengatakan itu , Sekar melenggang pergi meninggalkan Clara yang terdiam mematung.

Clara terdiam dengan terus mengingat-ingat ucapan yang selalu Sekar lontarkan padanya. Mengapa Sekar selalu mengatakan kata tersebut.

"Jauhi dia?" gumamnya sendiri menatap bingung Sekar yang sudah menjauh.

***

Seperti janjinya Damar sekarang saat ini sudah berada di parkiran dengan duduk di atas motornya. Sesekali Damar menyapa seseorang yang ia kenal.

Damar melihat jam tangannya, sudah dua puluh menit ia duduk di parkiran, namun Sekar tak kunjung keluar. Damar berdiri dari motornya berniat ingin mencari Sekar.

"Kenapa lama Kar, ada urusan?"tanya Damar yang sudah melihat Sekar di depannya.

"Nggak."

"Tadinya mau gue samperin takut lo kenapa-napa lagi Kar."

"Aku nggak papa."

"Yaudah sekarang pulang, yok!"

"Pegangan Kar, nanti jatuh." Ucap Damar yang sudah duduk di atas motornya bersama dengan Sekar.

Sekar langsung berpegangan pada bahu Damar. Damar tak memperdulikannya dan pergi melajukan motornya menuju ke rumah Sekar.

Memakan waktu selama lima belas menit akhirnya mereka sampai di depan rumah Sekar. Mereka berdua turun dari motor lalu menuju ke rumah Sekar.

RASATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang