26. Kakak cantik

1.3K 85 2
                                    

      Jangan pernah memikirkan hal yang tidak berguna.

_Rasat_

Sekarang adalah hari dimana Damar untuk memberikan kejutan untuk Disha. Bahkan Disha membangunkan Damar yang masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Damar terlupakan mengunci pintunya membuat Disha mudah memasukinya.

Disha berjalan dengan pelan menuju ke arah ranjang Damar. Damar tidur dengan posisi tengkurap.
Disha rela bangun pagi-pagi karena ia sudah tidak sabar dengan kejutannya, padahal jam masih menunjukkan pukul setengah enam.

"ABANG!"teriaknya dengan memukul-mukul bantal guling Damar ke arah wajah Damar.

"Ish! Abaaanggg, bangunnn!"

"Ya ampun! Jam berapa Sha ini, kamu ngapain bangunin Abang sepagi ini?"

"Mana kejutannya?"tangannya disodorkan di depan wajah Damar.

"Nanti siang Sha, Abang masih ngantuk."
Ujar Damar sambil menguap lebar dan menggaruk-garuk pipinya.

"Lama!" kesal Disha yang keluar dengan memeluk boneka beruangnya.

Untungnya ada Bi Tuti yang menjaga Disha, jadi Damar tidak khawatir.

***

Sekar sedang memasak bersama Sedayu. Ia mengaduk-aduk dengan tatapan kosong. Raganya masih di sini, namun pikirannya entah pergi kemana. Gadis itu gadis itu gadis itu, bisa -bisa Sekar menjadi gila nantinya.

"Astagfirullah Kar, nanti gosong!" panik Sedayu yang langsung mengambil alih.

Sekar masih diam menatap Sedayu yang mematikan api kompor.

"Kamu kenapa Kar, ada masalah?"

Sekar hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Kamu duduk aja dulu di sana, ini juga udah selesai kok."

Sekar menganggukan kepalanya pelan dan duduk di kursi meja makan yang berada di dapur.

"Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan Kar, Ibu lihat-lihat sekarang kamu jadi sering melamun lagi."

"Nggak papa Bu."

Sedayu menghela nafas panjang.

"Kalau kamu ada masalah lagi, cerita sama Ibu Kar."

"Nggak ada Bu."

Sekar beralih mengambil satu centong nasi dan meletakkannya di piring.
Pikiran Sekar masih tertuju kepada gadis itu, gadis yang mencoba memainkannya. Sepertinya ia sangat senang melihat Sekar menjadi dianggap pembawa sial, semua itu, pasti yang akan disalahkan pertama kalinya adalah Sekar.

***

Damar akan keluar menjemput Sekar untuk ke rumahnya. Bahkan sedari tadi Disha menyeretnya untuk mandi dan menjemput kejutannya. Soal Ayah Damar, dia sedang pergi keluar kota untuk satu bulan ini. Jadi Damar hanya dengan Disha, Bi Tuti dan Mang Adi.

"Disha pokoknya harus ikut!"

"Disha dirumah sama Bi Tuti dulu aja yaa." Ucap Damar dengan lembut.

"Nggak mau, pokoknya Disha ikut!"rengek Disha dengan kaki yang di hentak-hentakan dengan kesal.

"Tapi Sha, kalau kamu ikut, nanti nggak jadi loh boneka beruangnya."

"Ta-tapi-"

"Disini dulu yaa, Abang cuma sebentar janji." Damar mengulurkan jari manisnya.

"Janji." Balas Disha dengan wajah cemberut.

"Bi, Damar pergi sebentar yah, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati-hati Den."

RASATWo Geschichten leben. Entdecke jetzt