2. Bahagia bersamanya

3K 141 1
                                    

Dari banyaknya manusia, hanya dia yang menganggapku ada.

_Sekar_





Bel pulang sekolah berbunyi Ardan sedang menunggu di depan kelas Clara, menunggu pacarnya itu keluar kelas, namun bukannya menyapa Ardan, Clara hanya melewatinya saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Cla, kamu marah yah, sama aku?"tanya Ardan dengan nada lembut ketika Clara sedang memakai sepatunya secara cepat.

"Cla maaf."Namun Clara tak memperdulikan, ia sedang tidak mood saat ini, ia masih marah perihal tadi pagi.

"Clara masih marah sama lo Dan?" tanya Filsa yang tiba-tiba sudah berada di samping Ardan.

"Iya, gue bingung cara bujuknya gimana Sa, lo bisa bantu gue?"

"Ini semua gara-gara cewek aneh itu, kalo aja nggak ada dia pasti semuanya nggak bakalan gini, buat peringatan supaya dia nggak gangguin lo Dan."

"Cewek sialan!" ujar Ardan.

Saat Sekar keluar ia terkejut karena Ardan di depannya. Sekar memasang wajah seperti biasanya dan itu membuat Ardan kesal sekaligus geram.

"Gara-gara lo, pacar gue jadi marah!" tunjuk Ardan namun Sekar diam tak menjawab dan malah menatapnya tajam.

"Gue peringatin sekali lagi, jangan ganggu gue sama Clara, lo ngerti!"

Ardan berlalu dari sana meninggalkan Sekar yang diam di sana, ia merasakan sesuatu yang akan terjadi pada Clara. Ia mendapati firasat buruk yang akan terjadi nanti.

Sekar tersadar karena tepukan kecil di punggungnya, siapa lagi kalau bukan Damar pelakunya.

"Kenapa ngalamun, ayo pulang disini udah sepi."

Sekar memperhatikan keadaan sekitar, ternyata sudah tidak ada orang di sini, apa selama itu dia mematung.

"Ayo pakai sepatunya, apa mau gue yang pakein." Tawar Damar dengan terkekeh pelan.

Sekar diam menggelengkan kepalanya.

"Kar, pulang sama gue yaa, please kali ini aja, biar gue tahu rumah lo."

"Iya."

Mereka berdua berjalan beriringan di iringi bunyi sepatu yang berjalan dan tak ada percakapan diantara mereka.

Saat sudah sampai di parkiran, Damar memberikan helmnya  untuk Sekar.
Motor Damar melesat melaju meninggalkan pekarangan sekolah.

***

Di perjalanan tadi Sekar hanya berpegangan pada pundak Damar, Damar mengerti, mungkin ini kali pertamanya dia berboncengan dengan laki-laki.
Mereka sama-sama diam, Sekar pun hanya menunjukkan arah rumahnya menggunakan isyarat tangan.

Mereka berdua turun dari motor,
Damar melepaskan helmnya namun dengan Damar yang masih berada di atas motornya.

Hal yang pertama Damar lihat adalah rumah Sekar yang di desain tradisional, banyak ukiran-ukiran di dindingnya, nampak asri dari arah luar dan menyejukkan di sini. Rumah dengan atap rumahnya yang bermodel atap joglo.

 Rumah dengan atap rumahnya yang bermodel atap joglo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RASATWhere stories live. Discover now