1. Jovan Malik Rezvan

5.7K 154 93
                                    

"Temukan tempat dimana kamu tidak perlu memakai topeng mu."

•••

Suara alarm yang terus berbunyi akhirnya membuat seorang Jovan terbangun dari mimpi indahnya.

Tepat pukul 05.30 pagi dua orang pelayan mulai menjalankan tugas mereka untuk membantu sang majikan menyiapkan semua kebutuhannya.

Setelah memasangkan sandal rumahan di kaki seorang pria yang tengah duduk di atas ranjang, dua pelayan itu bergantian menuntun pria tersebut ke arah kamar mandi, setelahnya dua pelayan itu keluar untuk memanggil sang Nyonya rumah untuk mengurus keperluan selanjutnya, karena mereka hanya pelayan jadi tidak ada hak untuk membantu memakaikan pakaian.

Yap benar. Pria tadi atau Jovan tidak bisa melihat alias tunanetra.

Pria berusia 25 tahun itu sudah mengalami kebutaan selama 1 tahun. Selama itu pula Jovan harus mulai terbiasa dengan kegelapan yang akan menemaninya entah sampai kapan.

Seharusnya hari ini, Jovan sudah memiliki Istri dan mungkin juga anak. Seharusnya 1 tahun yang lalu adalah hari bahagianya dengan sang kekasih, namun sebelum itu terjadi semua harus hancur karena sebuah insiden kecelakaan yang membuatnya harus kehilangan penglihatan dan kekasihnya pergi dengan alasan tidak mau memiliki calon Suami yang cacat.

Benar-benar wanita sialan!

Back to topik

Pintu cokelat itu terbuka dan menampilkan wajah seorang perempuan berusia akhir 40an.

"Berapa lama lagi, Jo?" tanya perempuan tersebut di depan pintu kamar mandi.

"Sebentar, Ma."

Ceklek!

Jovan keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya, pemuda itu mulai berjalan dengan bantuan Nesya, sang Ibu.

"Hari ini, Mama ingin membicarakan hal penting dengan mu," ucap Nesya. Wanita membantu Jovan memakai pakaian santainya.

"Perjodohan, lagi?" Nesya mengangguk mengiyakan pertanyaan Jovan.

"Itu bukan hal penting, Ma."

"Penting sayang. Kali ini Mama pastikan perempuan itu sesuai selera kamu." ujar Nesya dengan semangat.

"Bulan lalu Mama mengatakan hal yang sama, dan akhirnya mereka hanya akan memandang rendah diriku." Jovan sudah tidak ingin berharap terlalu tinggi dengan perjodohan ini lagi, cukup perempuan minggu lalu yang menghinanya habis-habisan karena Ia cacat.

Nesya merasa bersalah karena mempertemukan wanita-wanita itu dengan Jovan, namun Ia juga jadi tahu bagaimana karakter para wanita tersebut dan mereka memang tidak pantas menjadi menantunya.

Nesya hanya ingin yang terbaik untuk putranya, Ia tidak ingin Jovan sampai salah memilih pasangan seperti wanita itu, wanita yang katanya tidak akan meninggalkan sang anak bahkan sekarang pergi dengan pria lain dan meninggalkan putranya dalam keterpurukan.

Sekarang Ia akan menyeleksi wanita-wanita yang dekat dengan sang anak dengan perjodohan ini, namun apa yang Ia harapkan malah membuat putranya lebih menderita dengan mendengarkan cacian hingga hinaan dari para wanita yang Ia bawa untuk Jovan.

Nesya menghela nafas sebelum berkata, "Mama sudah membicarakan kekurangan kamu, dan mereka menerimanya," ucapnya.

Jovan menatap kedepan dengan tatapan mata kosongnya dan berkata, "apa wanita itu miskin?" tanya Jovan.

"Hei, kenapa bertanya seperti itu? Keluarga mereka sama seperti kita, bahkan lebih kaya." aku Nesya dengan sedikit kesal.

"Hanya tidak percaya. Jovan pikir wanita itu menerima perjodohan ini karena menginginkan harta saja." Tidak ada yang tahu bibir Jovan tersenyum walau tipis.

"Ssttt, jangan bicara seperti jika di depan mereka."

"Baiklah. Jovan terima perjodohan ini."

"Bagus dan Mama sudah menyiapkan tanggal pernikahan kalian," ujar Nesya dengan santai.

Jovan terbelalak kaget. "Secepat itu? Apa mereka juga setuju?" tanya Jovan. Pria muda itu khawatir jika perempuan yang akan menjadi Istrinya ternyata sama saja dengan wanita-wanita kemarin.

Nesya mengusap pelan punggung tangan Jovan, "Tentu saja. Jika kamu setuju mereka juga akan setuju." ucapnya.

Semoga saja wanita itu berbeda dengan wanita lainnya, Batin Jovan.

"Ah iya, calon Istri kamu itu pandai bernyanyi. Kamu mau mendengar suaranya, Jo?" ucap Nesya. Perempuan itu tampak semangat saat membicarakan calon menantunya.

"A-apa boleh?"

"Tentu. Mama kirim ke ponsel mu sekarang."

"Terima kasih, Ma."

__••__

Siang ini Jovan tengah duduk di sofa yang berada di kamarnya.

Setelah menyuruh pelayan pribadinya untuk menyalakan satu lagu yang dikirim sang Ibu melalui WhatsApp, akhirnya Jovan dengan tenang mulai mendengarkan suara dari ponselnya.

And I wanna kiss you, make you feel alright
I'm just so tired to share my nights
I wanna cry and I wanna love
But all my tears have been used up

On another love, another love
All my tears have been used up
On another love, another love
All my tears have been used up
On another love, another love
All my tears have been used up, up

Jovan memejamkan matanya mendengar suara lembut yang mulai mengisi pendengarannya.

"Sangat lembut dan nyaman untuk di dengar," ucap Jovan.

And if somebody hurts you, I wanna fight
But my hands been broken one too many times
So I'll use my voice, I'll be so fucking rude
Words they always win, but I know I'll lose

And I'd sing a song, that'd be just ours
But I sang 'em all to another heart
And I wanna cry, I wanna learn to love
But all my tears have been used up

On another love, another love
All my tears have been used up
On another love, another love
All my tears have been used up
On another love, another love
All my tears have been used up, up

Oh, need a love, now
My heart is thinking of

I wanna sing a song, that'd be just ours
But I sang 'em all to another heart
And I wanna cry, I wanna fall in love
But all my tears have been used up

On another love, another love
All my tears have been used up
On another love, another love
All my tears have been used up
On another love, another love
All my tears have been used up, up

Lagu itu selesai dengan senyuman Jovan yang semakin mengembang.

"Aku menyukai suaranya, aku ingin melihat wanita itu."

Jovan pernah mendengar seseorang berkata bahwa seorang pria menyukai kekasihnya bukan karena kecantikan melainkan karena mata indahnya.

Apa Jovan juga akan menyukai calon Istrinya karena suara lembutnya?

Bersambung ...

Sher Untuk Jo [SlowUp]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora