Part 34 - "Wait, you guys break up?" -

Mulai dari awal
                                    

Aku menjelaskan semua tentang Stephanie kepada Michael. Dan Michael terlihat respect padaku. Well, dia menjadi baik sekarang. Aku tidak tahu apa yang membuatnya seperti ini, tapi aku tidak bertanya soal itu. Aku tidak ingin menghancurkan saat-saat ini.

Setelah Skype Michael, aku merasa ada yang tidak enak. Aku tiba-tiba khawatir dengan Violin. Entah kenapa tapi aku bisa tahu kalau dia sedang ada di rumah Calum dan aku merasa tidak enak. Aku duga Calum melakukan sesuatu yang aku tidak ingin terjadi pada Violin. Tapi, aku sudah bukan siapa-siapa Violin. Apa hakku melarang Violin untuk melakukan sesuatu kepada orang lain.

Well, baiklah aku akan menyelinap ke rumah Calum. Jika aku ketahuan oleh Violin. Yeah dia boleh bilang aku memata-matainya.

VIOLIN'S POV:

Calum mengajakku ke kamarnya yang hanya ada di lantai bawah. Kami duduk di atas tempat tidur Calum dan membuka buku Matematika kami. Pertama kami serius belajar Matematika, namun lama-kelamaan Calum mulai berbicara padaku tentang sesuatu yang tidak terlalu penting. Tapi itu cukup menghiburku.

"So do you have a plan for holiday?" Tanya Calum sambil melihatku. Menatap dalam ke dalam mataku.

"No, i think i just stay at home and play with Catlin since Luke and I broke up," Jelasku sambil membolak-balik halaman dari buku Matematika.

"Well, im here if you need to talk or stuff," Ucap Calum. Aku melihatnya, kurang baik apanya Calum? Berarti Luke hanya pembohong. Dia bilang Calum lebih buruk darinya. Well, dia harus makan perkataannya. "Since you know, Luke wont hear you."

Aku tertawa kecil, "Thank you Calum," Aku kembali melihat buku Matematika dan membolak-balik halamannya, tidak tahu apa yang harus aku pelajari.

Calum menyentuh pipiku dengan jarinya, memaksaku untuk melihatnya. Lalu aku melihat matanya yang cokelat. Aku cukup bingung dengan apa yang sedang dia lakukan, "You gotta see how care i am to you, Violin,"

Baiklah sekarang aku takut, aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan. Dari tatapannya dia terlihat sangat menatap tajam ke dalam mataku. "What?" Aku menaikan salah satu alisku.

"Luke's such a dick, you know him right? And im not like that, you must trust me," Aku hanya melihatnya masih dengan perasaan bingung. Aku tahu Luke memang seperti itu, tapi aku juga tidak menyangka kalau Calum temennya sendiri, bilang seperti itu juga. Tapi ini juga bukan peluang Calum untuk mendekatiku dan memilikkiku, maksudku kalau dia suka denganku.

Calum mengambil daguku lalu memaksaku mendekat ke arahnya. Aku melihat matanya yang melihat bibirku, dan lalu melihat mataku. What the hell? Is he trying to kiss me?

"No no Calum," Aku menggelengkan kepalaku. Berusaha menyudahi ini sebelum terlanjur. Aku tidak ingin berciuman dengan Calum. Aku masih tidak siap, seperti aku masih mempunyai Luke.

"Cmon, just once Violin," Tangannya masih ada di daguku dan dia masih melihat ke dalam mataku.

Aku berusaha melepaskan diri tapi, Calum memaksaku tetap di dekatnya. "No Calum, just no!"

Tangan Calum turun ke leherku dan dia mendorongku ke belakang hingga aku terjatuh di tempat tidurnya. Dia berada di atasku. Aku tahu kenapa dia mendorongku. Dia berusaha membuatku dalam posisi tiduran agar dia mudah menciumku? Oh shit! Aku melihatnya mendekat ke arahku. Aku berusaha menghindar tapi tidak bisa. Calum mencium bibirku, tapi aku merasa tidak suka dengan ciumannya. Aku tidak tahu mengapa.

Tiba-tiba pintu kamar Calum terbuka. "FUCK OFF OF HER, YOU DICK!" Seseorang menarik dia menjauh dari dariku. Setelah Calum tidak berada di atasku, lalu aku bangun dan melihat ternyata orang itu adalah Luke. Sykurlah, tapi mau apa dia kesini?

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang