Thirty One : The Seed of the Forbidden Beauty Tree

2.4K 240 0
                                    

Sudah hampir tiga bulan, dan tanda tanda kekacauan dunia mulai terlihat dimana mana, bahkan Jeno juga sibuk meneliti berbagai macam cara untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Beberapa kali para Suaminya juga akan membantunya walaupun sibuk membantu berbagai bencana yang telah terjadi di berbagai desa desa kecil. Ras Angel juga dengan gusar kadang berkeliaran di daerah kekuasaan mereka untuk memantau Jeno.

Jika saja Jeno tak memasang penghalang, di pastikan mereka akan segera masuk ke Istana untuk memantau lebih dekat. Untungnya para Angel itu tidak terlalu berani dengan ke-12 Suaminya, bagaimanapun ke-12 nya di takuti karna memiliki kemampuan itu.

Ada beberapa kali juga Renjun, Haechan, Jaemin bahkan Five Prince akan berkunjung menyebabkan Suami-Suami Jeno berwajah gelap ketika melihat tamu tak di undang ini. Namun pada akhirnya karna Jeno membicarakan tentang idenya untuk meneliti hal hal pencegah kehancuran, mereka mulai sering berkomunikasi melupakan konfrontasi sebelum sebelumnya. Bagaimanapun kehancuran dunia sekarang lebih penting daripada apapun juga.

Kini mereka tengah berkumpul di aula membahas perkembangan penelitian mereka selama beberapa bulaj terakhir ini.

"Jadi bagaimana?" Ucap Kun menatap yanga lainnya dengan wajah serius, wajahnya terlihat kuyu dan lelah karna sibuk sepanjang hari. Bahkan yang lain pun tak lebih baik darinya.

"Sudah di putuskan bahwa kita akan menciptakan Pohon Kehidupan sebagai ganti Old of Universe" jawab Doyoung yang tengah memegang setumpuk kertas kulit di tangannya, itu adalah hasil dari penelitian selama ini.

"Sejauh ini hanya cara ini yang baik, tapi pertama tama kita harus mencari bibit tanaman yang langka dan kuat juga harus dipastikan akan menjadi pohon besar yang indah" Ujar Jeno.

"Untuk urusan ini biarkan kami membantu mencari di luar, kita masih punya waktu 9 bulan lagi, ini baik baik saja" timpal Renjun yang di angguki dengan baik oleh yang lainnya.

"Aku akan membantu"

"Tidak! Kamu sedang hamil, berdiam diri di rumah untuk kesehatanmu sendiri" tolak semua orang secara langsung.

Jeno langsung terdiam, melirik ekspresi serius di wajah yang lainnya, akhirnya dia hanya dapat menghela nafas panjang, hanya mencari benih tanaman tidak akan berbahaya bukan?

"Aku memiliki satu benih, ini di dapat dari Negeri Ras Kirin, terkenal sebagai pohon keindahan yang terlarang" Jisung tiba tiba membuka suara membuat semua pasang mata langsung menatap ke arahnya.

"Ha? Pohon terlarang? Lalu bagaimana caramu untuk mendapatkannya?" Mata Chenle menyipit dengan curiga, bahkan yang lain juga ragu ragu.

"Ini... Yah... Tentu saja diam diam mencurinya...?" Jisung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali dengan canggung. Dia saat itu sedang berkeliling di daerah sekitar pohon yang dilindungi ketat itu. Di katakan benihnya hanya akan muncul jika pohon itu mau memunculkan benihnya, dan kebetulan ketika dia ke sana, pohon tersebut tiba tiba bergoyang, sulurnya terbuka kearahnya memperlihatkan sebuah bijih hijau muda dengan sedikit keperakan juga keemasan yang sangat berkilau.

Mungkin pohon itu menyukainya? Hei biarkan Jisung membanggakan diri untuk sementara waktu.

Yang lain "..." Kamu masih mencuri di usia sebesar ini?!

"Maka itu baik baik saja, itu bisa di gunakan" seru Jeno dengan mata berbinar, dia tidak sabar melihat seperti apa Pohon Keindahan yang terlarang ini!

"Lalu bagaimana cara menggunakannya?" Yeonjun mewakili para saudaranya untuk berbicara, mereka berlima sejak tadi hanya diam mendengarkan hingga merasa tidak nyaman.

"Ini... kita harus mencari tempat yang aman dan luas, lalu harus menjadi tengah tengah dunia" bibir Jeno sedikit mengerut, memikirkan dimana tepatnya bagian tengah ini.

"Mansion yang kita tinggali dulu berada di tengah hutan terlarang, aku tidak tau itu tengah dunia atau bukan, tapi setidaknya di sana aman" ucap Taeyong mengerutkan alisnya.

"Aku tau tentang Hutan terlarang ini, di sana banyak tumbuhan aneh dan sangat berbahaya" timpal Haechan mengangguk angguk seakan mencoba memikirkannya.

"Kalau begitu kita bisa tinggal saja di sana selama masa penelitian ini" saran Soobin.

Yang lain langsung terdiam, mencoba memikirkannya apakah tinggal di sana atau memilih untuk datang dan pergi.

"Baiklah, sepertinya ini saran yang bagus. Semua setuju?" Kun menatap yang lainnya.

"Kami setuju" angguk yang lainnya.

"Kalau begitu lusa kita akan pergi ke sana. Rapat selesai" final Kun mengakhiri acara diskusi pada siang hari ini.

"Terima Kasih atas waktunya" mereka berdiri serentak dan saling mengangguk sebagai bentuk sopan santun.

Setelah itu semuanya bubar menyiapkan hal hal yang akan di bawa lusa nanti. Jeno berjalan ke arah Jisung yang baru saja keluar dari pintu aula setelah berbicara dengan yang lainnya sebentar.

"Jie!" Serunya menghentikan langkah sosok tinggi tersebut. Jeno buru buru melangkah ke sisinya.

"Jangan lari!" Ucap Jisung dengan khawatir ketik amelihat Jeno melangkah cepat ke arahnya. Jeno hanya mengangguk acuh.

"Kenapa?" Tanya Jisung setelah memastikan bahwa Jeno tidak terlihat kelelahan dan sebagainya. Alisnya sedikit mengerut dengan bingung.

"Aku ingin melihat benihnya, bolehkah?"

Melihat mata berbinar Istrinya, Jisung tak tega untuk menolak, jadi dia mengangguk dengan senyum memanjakan di bibirnya membuat Jeno bersorak senang.

"Ah! Aku sangat penasaran seperti apa rupanya!" Seru Jeno dengan tidak sabar.

"Oke, jangan terburu buru dan jalan perlahan" Jisung meraih pinggang Jeno agar tak melangkah terlalu lebar di genggamannya. Jeno dengan patuh mengangguk dengan senyum lebar di bibirnya, terlihat bahwa suasana hatinya sedang baik saat ini.

"Kalian mau kemana?" Chenle datang entah darimana tiba tiba berdiri di samping keduanya.

"Ini rahasia, benar bukan?" Jeno sedikit mengangkat kepalanya menatap mata Jisung dengan ekspresi polos yang di buat buat. Merasa tidak tahan, Jisung mengangguk mengikuti permainannya.

"Iya, ini Rahasia kita berdua" ucapnya tersenyum lembut. Jeno langsung saja menatap Chenle dengan wajah bangga.

Chenle "..."

"Jeno sudah tidak menginginkanku lagi..." Chenle menundukkan kepalanya dengan sedih seperti anak anjing yang ditinggalkan. Seketika bibir Jeno berkerut melihatnya seperti ini, dia antara percaya dan tidak dengan Pria yang biasanya sangat berisik ini.

"Yah, aku akan menginginkanmu lain kali, hari ini aku hanya menginginkan Suamiku yang termuda, yang tua tidak di ajak!" Angguk Jeno dengan wajah yang di buat buat seserius mungkin, lalu menatap Jisung.

"Ayo ayo cepat! Jangan biarkan yang lebih tua mengganggu kita!" Desaknya. Jisung tanpa daya mengangguk, langsung menghilang dari tempatnya. Meninggalkan Chenle juga angin yang bertiup.

"..." ?

"JISUNG RUSA JADI JADIAN! AWAS SAJA JIKA AKU MELIHATMU LAGI!" Teriak Chenle dengan penuh amarah, Istrinya bahkan mengabaikan Drama terbaiknya demi bersama pria itu! Chenle menggertakkan giginya dengan kesal. Awas saja jika dia bertemu dengannya!

Huh!








































































YOIT

HELLOW GAES, INI UP UNTUK MINGGU INI YA GAES, AK MW PERGI DULU BYE BYE!

NGUENGGGGG!

My Husband ✓Where stories live. Discover now