Twenty Eight : ヽ((◎д◎))ゝ

2.8K 310 27
                                    

"Bagaimana keadaan Jeno?"

Kun menatap Jungwoo yang baru saja selesai memeriksa Jeno dengan bibir berkerut.

"Parah, tapi... Dia..." Jungwoo terlihat ragu ragu untuk mengatakan hasil yang dia temukan.

"Jeno apa?" Taeyong menatap Jungwoo dengan raut tak sabar. Pria ras Elf tersebut hanya melirik Taeyong sekilas.

"Sepertinya dia hamil"

"HAH?!?!"

Taeyong, Kun juga Yuta menatap Jungwoo dengan wajah tak percaya.

"Analisis yang ku temukan, dia seperti ini karna menghabiskan seluruh kekuatannya untuk menjaga gumpalan mana di perutnya yang hampir meledak. Tapi..."

"Jika kau terus menggantung kami, aku akan membakar rambut jelekmu!" Sentak Taeyong menggertakkan giginya, sejak tadi Pria ini terus saja berbicara setengah setengah hingga membuatnya sangat kesal!

"Jungwoo jelaskan dengan lengkap, jangan terpotong" ucap Kun menaikkan kacamatanya dengan ekspresi serius. Yuta mengangguk setuju.

"Ck, Dia seharusnya hanya kehabisan tenaga juga kekuatannya, tapi entah bagaimana tubuhnya mengalami luka dalam yang cukup serius. Puas?" Jungwoo mendengus, berdiri dari duduknya.

"Aku akan pergi membuatkan ramuan" lanjut Pria tersebut pergi dari kamar Jeno.

Ketiganya menatap kepergian Jungwoo, lalu beralih menatap wajah Jeno yang terlihat pucat.

"Mengapa Jeno selalu seperti ini...?" Lirih Taeyong menghela nafas panjang.

"Apa yang terjadi ketika kau melihat Jeno tak sadarkan diri di kamarnya?" Kun menatap Yuta. Yuta juga ikut menatap balik pria tersebut.

"Aku hanya ingin datang menemuinya, penjaga di pintu berkata dia ada di dalam, jadi aku masuk. Tapi saat itu Jeno sudah terbaring tak sadarkan diri, aku tak tau apa yang terjadi padanya" geleng Yuta, dia benar benar tak tau apa yang terjadi pada Jeno. Untung saja Jungwoo sedang tidak keluar, jadi mereka bisa memberikan penanganan cepat kepada Jeno.

Sedangkan yang lainnya tengah sibuk dengan urusan mereka masing masing, walau tahun depan dunia akan di hancurkan, tapi mereka harus tetap melakukan kewajiban mereka.

"Jeno benar benar hamil?"

Kun dan Yuta yang masih melamun lantas langsung tersadar ketika mendengar pertanyaan Taeyong, mereka hampir melupakan ini!

"Ini... Sepertinya itu benar" Kun duduk di sisi tempat tidur Jeno, mengulurkan tangannya ke atas perut Jeno, mulai menyebarkan kekuatannya. Dapat dia rasakan gumpalan mana yang terlindungi dengan sangat kuat di sana, entah kenapa membuat jantungnya berdebar debar, juga gugup.

"Kau terlihat seperti anak muda" celetuk Yuta ketika melihat wajah aneh Kun dengan jijik.

"Aku memang masih muda, tak seperti dirimu" dengus Kun memutar matanya dengan malas, kembali menarik tangannya.

"Ini benar benar kabar gembira! Tapi entah mengapa rasanya juga sangat menyedihkan" Taeyong menghela nafas panjang kembali, tatapannya terkunci pada wajah Jeno yang terlihat sangat damai.

"Aku tidak tau harus bereaksi bagaimana sekarang, ada perasaan senang, tapi juga menyesal" Yuta menyentuh keningnya dengan menyakitkan, dia merasa pusing memikirkan segalanya.

"Apa yang kau sesali?" Kun menatap Yuta, Taeyong juga dengan penasaran menatapnya. Melihat keduanya menatapnya dengan sinar curiga di mata masing masing, Yuta mendengus.

"Apa yang kalian fikirkan? Aku hanya menyesal karna tak dapat menghabiskan banyak waktu dengan calon anakku!" Ucapnya kesal. Para saudaranya memang sangat kekurangan IQ! Kun mengangguk angguk mengerti.

My Husband ✓Where stories live. Discover now