Eighteen : Become a Queen

2.7K 333 31
                                    

Jeno menatap gerbang teleportasi di hadapannya dengan rumit, langkah kakinya dengan pelan melewati lingkaran cahaya tersebut sembari mencoba menenangkan dirinya. Sebenarnya dia merasa sangat lelah setelah menjalankan ritual penyatuan soul dan tadi sebelum berangkat dia harus menjalankan ritual penandaan hahhh benar benar melelahkan, tapi mau bagaimana lagi.

Ketika Jeno telah berjalan ke dalam cahaya, sinar matahari menyilaukannya, dia sedikit menyipit, menatap ke-12 Makhluk yang berdiri kokoh di sana tersenyum ke arahnya. Jeno tersenyum tipis pada mereka, lalu melihat sekeliling, di bawahnya penuh sekali dengan orang orang, dia sedikit gugup, namun dengan cepat mencoba menenagkan dirinya.

"MARI KITA MULAI ACARA PENOBATAN RATU!!!" suara keras menggema, hiruk pikuk mulai terjadi di bawah sana.

"IYAAA!!!" semangat rakyat membuat Jeno sedikit terpana. Dia berjalan ke tengah tengah para suaminya, dengan tenang menatap orang orang di bawah sana.

"Mohon Permaisuri kemari" seorang pria yang sudah terlihat tua membungkuk sopan kepadanya. Jeno mengangguk, dengan anggun mengikutinya.

"Tolong letakkan tangan anda di sini"

Jeno menatap bola kristal di hadapannya, menurut apa yang dia dengar, setiap calon Ratu akan memeriksa penyatuan soul melalui bola ini. Jika warnanya berubah sesuai dengan aura sang Raja saat dia sentuh, maka mereka sudah terhubung, jika warnanya tak berubah, maka mereka belum terhubung.

Perlahan tangan Jeno terulur, meletakkannya di atas bole kristal bening tersebut, di bawah, para rakyat menanti dengan gugup, terus menatap bola kristal itu. Tak lama sebuah sinar menyilaukan muncul, awalnya merah, lalu biru, putih, hitam, ungu, jingga, hijau, dan berbagai macam warna memenuhi bola kristal, semua yang melihatnya langsung berdecak kagum.

"Terhubung!! Sang Ratu sudah terhubung!" Entah siapa yang berseru, itu langsung menyebabkan banyak diskusi di antara mereka. Jeno tersenyum canggung, syukurlah usahanya dua hari ini tak sia sia.

"Selamat Permaisuri, mari ke tahap selanjutnya" Jeno mengangguk, berjalan ke samping, di sana ada cawan berisi air jernih, dia tak tau air apa itu.

"Teteskan darah anda di sini, jika airnya berubah seperti warna bola tadi, maka anda berhasil"

"Baiklah"

Jeno melukai jarinya, menjatuhkan 5 tetes darah ke dalam cawan. Sinar warna warni yang menyilaukan kembali memantul, dan suasana ramai meningkat lagi di antara kerumunan.

"Wah! Luar biasa! Aku jadi teringat calon Ratu beberapa ratus tahun lalu, dia belum sempat di uji dan sudah meninggal, sayang sekali"

"Benarkah? Tapi jika di fikir siapa yang mampu menyatu dengan 12 soul di satu tubuh, itu terlalu kuat!"

"Iya! Ku bilang, apalagi para Raja itu sangat tangguh, tak tertandingi!"

"Wah, ini benar benar keajaiban.

Di sisi lain, Jeno tak memikirkan diskusi rakyat, dia menuju ke tes berikutnya. Pria tua itu menyuruh Jeno untuk memunculkan penanda di tubuhnya.

Jeno mencoba berkonsentrasi, dia baru di tandai, dan belum mengalami pembiasaan, semoga saja berhasil. Tak lama, sinar keemasaan membungkus tubuh Jeno, gambar 12 makhluk mitologi dengan hiasan yang terlihat cantik muncul di wajh dan tangannya, cahaya perak melingkari tubuhnya, dengan 12 lambang indah berderet di cahaya tersebut.

Semua di buat kagum melihatnya, itu terlihat sangat cantik dan indah, bagai dewi yang jatuh dari langit, lupakan, dia memang dewi.

"Selamat Anda telah menyelesaikan semua tes"

"ATAS NAMA NEGERI INI, MUNCULAH SEORANG RATU SETELAH RATUSAN TAHUN, HIDUP RATU JENO!!"

"HIDUPPP!"

"RATU JENO!!!"

My Husband ✓Where stories live. Discover now