Seven : Bitten by a crocodile

5.2K 578 27
                                    

"Ery...?"

Jeno dengan perlahan masuk ke dalam ruangan yang terasa sangat pengap tersebut, ternyata Jaehyun sudah memberikan sihir penahan di dalamnya. Matanya menatap ke sekitar mencari sosok yang di carinya. Itu dia!

Dengan perlahan dia melangkah mendekati Hendery yang tengah meringkuk di atas tempat tidur, dapat dia lihat butiran butiran keringat membasahi dahinya, bahkan rambutnya sudah sedikit basah akibat keringat yang terlalu banyak.

Jeno melihat gelas air putih di atas nakas dan langsung membuang air di dalamnya, dia mengambil belati dan melukai tangannya, menadahkan darahnya di gelas tersebut, darahnya berwarna sedikit keemasan dan keperakan. Hum darahnya ternyata sangat cantik, dia terbiasa menutupi warna darah aslinya karna keseringan tinggal di Bumi.

Setelah merasa cukup, Jeno menghentikan pendarahannya, namun lukanya tidak dapat langsung di sembuhkan dengan kekuatannya karna dia sendiri yang melukainya dengan sengaja, nanti biarkan Jungwoo membantunya.

"Ery? Minum ini, biar langsung sembuh"

Jeno duduk di pinggir tempat tidur, meraih kepala Hendery dan meletakkannya ke pangkuannya, Hendery yang setengah sadar hanya dapat mengangguk samar, dia berusaha menopang dirinya dan menerima minum dari tangan Jeno. Setelah itu Jeno menghancurkan gelas di tangannya menjadi abu yang langsung beterbangan hilang begitu saja.

"Kamu istirahat aja, nanti biar aku suruh maid bawain makan malam ke sini..." Dengan perlahan Jeno kembali membaringkan Hendery di tempat tidur, dan menyelimutinya, sedangkan Hendery yang sudah sedikit mendapatkan perawatan hanya mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Aku pergi dulu ya, waktunya makan malam sama yang lain"

"Hm, iya"

Dengan itu Jeno langsung saja berjalan meninggalkan kamar tempat Hendery berada dan langsung menghampiri yang lainnya.

"Udah siap makan malamnya?" Tanya Jeno ketika melihat kelimanya masih sibuk mengobrol di ruang keluarga. Sontak kelimanya menoleh ke arah sumber suara.

"Udah, ayo makan malam" ucap Mark bangkit dari duduknya dan langsung berjalan menuju ruang makan diikuti dengan yang lain.

.

"Hyung, kapan kita pulang?!" Chenle meratap dengan sedih kala di merebahkan kepalanya di atas meja, terlihat lesu dan tidak bersemangat sama sekali.

"Bentar lagi, cerewet banget lo dari tadi Gripin" celetuk Lucas sibuk dengan berkas di tangannya tanpa memperdulikan Chenle yang terus merengek ingin pulang.

"KANGEN JENO!!!" Teriak Chenle frustasi.

Brak!

Lucas meletakkan berkas dengan kasar di atas meja, dia melepas kacamata bacanya dan langsung menatap datar Chenle yang duduk bersebrangan dengan dirinya.

"Lo udah hilangin hama di Desa Sun belum?" Tanya Lucas santai.

"Udah, di Desa Vlop, Desa Poppy, Desa Niel, semua udah gue basmi!" Seru Chenle kesal. Lihatlah, dia makhluk mitologi hanya di suruh untuk membersihkan hama! Hei! Memangnya dia racun semprot?! Ok lupakan. Dia masih ingin melihat Jeno nya!

"Yaudah kalo gitu sana pulang duluan, siapa juga yang nyuruh lo tetep di sini kalo udah selesai Dongo!" Ucap Lucas dengan tampang seperti melihat orang terbego di dunia.

"LAH?!" Seru Chenle dengan tampang tak percaya, jadi dia sejak kemarin hanya membuang buang waktu menungguinya selama ini?!

"LUCAS CERBERUS LO EMANG!!"

Chenle dengan galak memelototi Lucas dan langsung menghilang bersama angin begitu saja, membuat rambut Lucas menjadi sedikit berantakan akibat terkena angin tersebut.

"...." Gripin titisan Demon lu, bocah prik! Rutuk Lucas merapikan rambutnya agar terlihat tampan kembali. Gini gini dia pernah menjadi Pengendorse Coffe di Bumi.

.

"Hahhh akhirnya selesai juga, perasaan tuh Gnome gak ada abisnya"

Jisung menghela nafas lega, dia sudah tiga hari dua malam tidak istirahat hanya karna membasmi Gnome yang selalu saja muncul terus menerus, entah darimana asalnya. Lihatlah lingkaran hitam di bawah matanya sudah memintanya untuk tidur sepanjang hari.

"Pasti ada King nya, tapi karna dia gak keluar, kita biarin aja dulu. Kun bilang Lusa ada Pesta penyambutan Raja baru di Negeri Ancleon. Jadi ayo pulang dan cepet istirahat" ucap Johnny merapikan bajunya yang sedikit kusut.

"Ayo kalo gitu" angguk Yuta dan juga Jisung secara bersamaan. Akhirnya ketiganya langsung saja menghilang dari medan perang tersebut, tidak menyadari sebuah makhluk bermata merah yang diam bersembunyi di balik pohon dan langsung menghilang begitu saja.

Kuyang kayanya, ya gk sih?☞ ̄ᴥ ̄☞

.

"Ma-Hmbh!"

"JENOOOIEEEE!"

Jeno yang tidak siap hampir saja limbung ke lantai jika tubuhnya tidak di tahan oleh Mark, dia menghela nafas lega dan memberikan tatapan terima kasih kepada Mark yang di balas anggukan kecil olehnya.

"Chenle, dimana sopan santun kamu...?" Ucap Kun tanpa terburu buru menaikkan kacamata baca nya yang sedikit melorot, menatap datar pada Chenle yang masih dengan antusias memeluk tubuh Jeno.

"Gue kangen sama Jeno!" Protes Chenle dengan kesal menatap Kun. Apasih orang tua satu ini ikut menegganggunya saja!, Baiklah Chenle sepertinya sudah menjadi Griffin tanpa akhlak yang selalu menistakan saudaranya.

"Mana Lucas?" Celetuk Jungwoo mengalihkan pembicaraan keduanya, membuat seleruh mata menatap ke arah Chenle yang masih menempel erat pada Jeno.

"Masih ada urusan" ucapnya menghendikkan bahu acuh.

"Puk puk"

Chenle menarik tangan Jeno yang baru saja terulur untuk meminum Primrose nya dan langsung meletakkan tangan tersebut di atas kepalanya, membuat yang lain langsung melotot ke arah Griffin bontot satu itu.

"Oke oke" ucap Jeno tersenyum tipis dan menepuk nepuk rambut Chenle dengan lembut, sesekali mengusapnya dan memainkan rambutnya.

"Sini Aku bantu minum" ucap Mark mengambil gelas milik Jeno dan langsung membawanya ke hadapan bibir ranum milik Jeno. Jeno mendongak menatap mata Mark lalu beralih menatap isi gelasnya yang memantulkan bayangan wajahnya, akhirnya dia membuka mulutnya, Mark dengan hati hati membantunya minum.

"Makasih" ucap Jeno tersenyum lembut kepada Mark, yang di balas anggukan dan senyum tipis oleh Mark pula. Dia meletakkan kembali gelas milik Jeno ke atas meja.

"...."

Oke, lihatlah keluarga bahagia di hadapan mereka, baiklah baiklah ini resiko berbagi istri, mereka hanya mendengus dan pura pura tidak melihat agar tidak merasakan ketidak adilan dalam diri mereka, sabar... Ini cuma satu istri, jadi harus sabar.

Taeyong yang hanya diam tiba tiba menyipitkan matanya, dia menghampiri Jeno dan langsung meraih tangan kirinya dengan dingin. Sontak sepasang netra miliknya juga milik yang lainnya menatap tajam ke arah tangan Jeno dan mata Jeno dengan tajam.

Ow? Jeno lupa ingin meminta Jungwoo untuk membantunya menyembuhkan lukanya, sekarang bangkai sudah tercium baunya, bagaimana mungkin dia dapat berdalih lagi jika begini.

"Apa ini...?" geram Mark menatap Jeno intens, begitupun juga dengan Taeyong yang masih menatap datar Jeno menuntut penjelasan. Chenle yang sibuk memeluk Jeno menjulurkan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi dengan penasaran.

"Ini di gigit buaya darat! Iya buaya darat! Haha haha haha...."

"........."





































Yoit!
Ada yg mau req moment Jeno sama siapa gitu?
Kalo ada tulis aja di komen ya ☞ ̄ᴥ ̄☞

See u~

My Husband ✓Where stories live. Discover now